Sep 04, 2024 15:56 Asia/Jakarta
  • Richard Nephew
    Richard Nephew

Pars Today - Richard Nephew, yang dikenal sebagai arsitek jaringan sanksi Amerika terhadap Iran, mengakui, “Kampanye sanksi Washington terhadap Tehran tidak efektif.”

Richard Nephew, arsitek sanksi Iran pada pemerintahan Barack Obama dan anggota lembaga pemikir kebijakan Timur Dekat Washington menyatakan dalam sebuah catatan, Hari ini, mempertimbangkan peristiwa strategis baru dan tantangan yang lebih dirasakan dibandingkan sebelumnya dalam penerapan sanksi terhadap Iran, semakin sulit untuk memperbarui sanksi internasional atas Republik Islam Iran seperti tahun-tahun sebelumnya.

Dalam catatan yang dipublikasikan di situs lembaga think tank Washington, Nephew menunjukkan bahwa saat ini bagian yang paling bermasalah adalah penerapan sanksi internasional terhadap Iran.

Sanksi tidak bisa diterapkan secara otomatis

Dalam catatan ini, merujuk pada kegagalan upaya Amerika untuk membangun konsensus terhadap Iran, Nephew menyatakan bahwa bertentangan dengan imajinasi sebagian orang, “merancang, memantau, dan menerapkan” sanksi adalah tugas yang sangat sulit dan memerlukan pengeluaran energi dalam jumlah besar.

Mantan pejabat Amerika ini mengibaratkan situasi ini seperti seekor bebek yang berenang dengan tenang di atas air tapi kesulitan di bawah air.

 Ia menulis tentang kesulitan penerapan sanksi:

“Secara teori, sanksi mungkin tampak dapat dilaksanakan dengan sendirinya, tapi kenyataannya tidak. Misalnya, Iran menolak untuk mematuhi larangan impor komponen rudalnya, dan perusahaan, perusahaan pelayaran, dan bank tidak secara otomatis mematuhinya.”

Menurut Richard Nephew, sebelum perjanjian JCPOA dan pada tahun 2006, mengingat komplikasi tersebut, Amerika Serikat telah memperingatkan pemerintah, bank, dan penyedia layanan tentang konsekuensi jika tidak menerapkan sanksi.

Menurutnya, Amerika Serikat akhirnya memberi makna terhadap ancaman tersebut dengan menciptakan struktur yang disebut “sanksi sekunder”, yang menyatakan bahwa siapa pun yang melakukan transaksi dengan pihak Iran yang terkena sanksi akan dikeluarkan dari sistem keuangan Amerika.

Dia menulis, Seperti yang dijelaskan dalam artikel ini, kampanye sanksi terhadap Iran yang berakhir dengan JCPOA sangatlah luas dan sulit untuk dirancang. Akan sangat sulit untuk melakukan hal ini lagi, apalagi sekarang Republik Islam Iran dan musuh-musuh Amerika lainnya sudah lebih sadar akan risiko dan kerentanan mereka.

Nephew melanjutkan dengan menulis bahwa “saat ini, masyarakat Iran melindungi diri mereka sendiri dan aset mereka dengan lebih efektif”, dan menyatakan bahwa “sampai batas tertentu, pendekatan tekanan maksimum Trump menegaskan masalah ini”. Kebijakan ini mempunyai dampak ekonomi yang signifikan terhadap Iran, tapi tidak mengarah pada kesepakatan nuklir baru ketika Trump meninggalkan jabatannya.

Tantangan mengintensifkan sanksi internasional terhadap Iran

Mantan pejabat Amerika ini lebih lanjut menyinggung transformasi dan perubahan global dalam beberapa tahun terakhir dan mencatat, Dalam beberapa tahun terakhir, alat yang dimiliki Iran untuk menanggapi sanksi menjadi lebih luas dan lebih baru.

Menurut Richard Nephew, Republik Islam Iran kini lebih kuat dibandingkan masa lalu dan memiliki ribuan sentrifugal yang aktif.

Di akhir catatan ini disebutkan, Saat ini, fakta adanya kesepakatan pada tahun 2015 yang diterima oleh sebagian besar masyarakat internasional, akan menjadi tantangan untuk memperketat sanksi. Mengulangi argumen mengenai ketidakmampuannya mungkin tidak meyakinkan bagi banyak negara di dunia yang tidak melihat adanya ancaman langsung dari program nuklir damai Iran.

Menurut arsitek sanksi Iran, penerapan sanksi internasional memerlukan kerja sama internasional, sesuatu yang tidak ada sekarang.(sl)

Tags