Inggris Terus Dituntut Ganti Rugi 18 Triliun Pound untuk Perbudakan
(last modified Sat, 26 Oct 2024 11:56:30 GMT )
Okt 26, 2024 18:56 Asia/Jakarta
  • Inggris Terus Dituntut Ganti Rugi 18 Triliun Pound untuk Perbudakan

Parstoday – Negara-negara Afrika, dan Kepulauan Karibia, terus menekan Inggris, supaya bersedia membayar ganti rugi sebesar 18 juta pound sterling akibat keterlibatannya dalam perdagangan budak di masa lalu.

Pasca-Perang Dunia II, banyak negara bekas jajahan Inggris, di Asia, Afrika, dan Kepulauan Karibia, yang meraih kemerdekaan, dan mulai menggugat kolonialisme Inggris terhadap mereka di masa lalu.
 
Proses ini, terutama dalam beberapa tahun terakhir setelah Ratu Elizabeth II meninggal, dan terbentuknya gerakan-gerakan anti-imperialisme seperti Black Lives Matter, BLM, mendapatkan semangat baru.
 
Sehubungan dengan ini, pemimpin 56 negara Persemakmuran Inggris, sejak minggu lalu berkumpul di Samoa, dan menegaskan dimulainya dialog "berbobot, jujur, dan saling menghargai" terkait program-program ganti rugi oleh Inggris.
 
Mereka berpikir untuk merilis pernyataan terpisah dalam masalah ini, akan tetapi setelah melakukan negosiasi-negosiasi padat dengan para pejabat Inggris, penambahan klausul ini pada pernyataan bersama dianggap cukup.
 
Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, yang hadir dalam pertemuan di Samoa, mengatakan, "Saya memahami perasaan kuat para peserta pertemuan terkait sejarah perbudakan, tapi kita harus menerima realitas, dan melewati masa lalu bersama."
 
Sampai sekarang Inggris, bersikeras menolak tuntutan negara-negara bekas koloninya untuk membayar ganti rugi, dan Kantor PM Inggris, sebelum pertemuan di Samoa, mengumumkan pembahasan masalah ganti rugi tidak ada dalam agenda pertemuan. (HS)