Politikus Pakistan Nilai Iran Pendukung Perlawanan Palestina, dan Beberapa negara Arab Memperkuat Israel dengan Pengkhianatan
Ketua Partai Jamaat-e-Islami Pakistan: Imam Khomeini (RA), sejak awal revolusi, menyatakan rezim Zionis tidak sah dan menjadikan dukungan terhadap Palestina sebagai kebijakan nasional dan ideologis.
Sirajul Haq, Ketua Partai Jamaat-e-Islami Pakistan dalam wawancara eksklusif dengan saluran Urdu Jaringan Sahab membahas masalah regional, terutama peran Iran, poros perlawanan, dan pengkhianatan beberapa negara Arab dalam perkembangan terkini.
Menurut Pars Today, Siraj-ul Haq, Ketua Partai Jamaat-e-Islami Pakistan menyoroti serangan 7 Oktober (Badai Al-Aqsa) dan konsekuensinya, serta menekankan bahwa ini adalah pertempuran antara yang benar dan yang batil, dan Palestina tidak punya pilihan selain melawan.
Pengkhianatan negara-negara Arab dan ketakutan mereka terhadap Israel
Siraj-ul Haq dengan nada kritis menuduh beberapa penguasa Arab mengkhianati hak-hak Palestina. Dia menyatakan bahwa sementara rakyat negara-negara Arab terus mendukung perjuangan Palestina, para penguasa mereka tetap diam karena takut kepada Amerika dan Israel dan, alih-alih mendukung perlawanan, mereka malah melayani kebijakan Barat.
Mengacu pada Kesepakatan Abad, ia menilai rencana tersebut sebagai upaya untuk menyerahkan rakyat Palestina kepada Israel dan berkata,"Alih-alih menghadapi Israel, beberapa negara Arab justru mencari cara untuk berkompromi dan menormalisasi hubungan. Pengkhianatan ini akan menjadi noda di dahi mereka."
Ia menegaskan, Israel baru menjadi kuat ketika sejumlah negara Arab mengkhianati cita-cita rakyat Palestina. Jika persatuan umat Islam benar-benar terwujud, maka rezim Zionis tidak akan mampu melakukan pembantaian dan pendudukan di kawasan.
Peran Iran dalam mendukung perlawanan Palestina
Siraj-ul Haq menekankan bahwa Iran mendukung perlawanan Palestina dalam situasi yang paling sulit.
Ia mengakui bahwa para pemimpin Hamas secara pribadi telah berbicara tentang dukungan militer dan teknis Iran, yang tidak hanya terbatas pada aspek keuangan, tetapi juga termasuk pelatihan dan peralatan. Menurutnya, Revolusi Islam Iran merupakan titik balik dalam mengubah kebijakan regional, dan Imam Khomeini menyatakan bahwa sejak awal revolusi Iran, Israel adalah rezim ilegal, dan dukungan terhadap Palestina sebagai kebijakan nasional dan ideologis Iran.
Ketakutan orang Arab terhadap Israel dan Barat
Siraj-ul Haq percaya bahwa banyak negara Arab menolak untuk mendukung Palestina secara langsung, karena takut akan sanksi Barat dan tekanan ekonomi. Ia berkata,"Para penguasa Arab yang takut kepada Israel saat ini adalah orang-orang yang dulunya adalah pelayan kolonialisme. Orang-orang yang sama yang dalam perang-perang sebelumnya, tidak hanya tidak mencapai apa-apa, tetapi juga memperkuat musuh melalui pengkhianatan".
Ia juga menunjukkan kesalahan terbesar negara-negara Arab, dengan mengatakan: "Ketika bangsa Arab melihat perlawanan Palestina mendekati Iran, alih-alih mendukung perlawanan tersebut, mereka malah membantu perlawanan tersebut melaksanakan kebijakan jahat Israel dan Amerika."
Ia menekankan bahwa jika Iran dan Arab Saudi bersatu sepenuhnya, keseimbangan kekuatan di kawasan akan berubah dan Barat tidak akan dapat memaksakan kebijakannya.
Persatuan poros perlawanan dan dampaknya terhadap Israel
Ketua Jamaat-e-Islami Pakistan juga menyinggung solidaritas poros perlawanan dan menganggap Lebanon sebagai contoh perlawanan terhadap Israel. Ia menganggap Hizbullah sebagai kekuatan yang tidak hanya pantang menyerah dalam perjuangan, tetapi juga, dengan kehadirannya yang aktif, mengubah keseimbangan kekuatan di kawasan tersebut.
Ia kemudian menyebutkan peran Yaman dalam serangan terhadap kepentingan Amerika dan Israel, dan menganggapnya sebagai contoh lain dari penguatan semangat perlawanan.
Solusi akhir untuk Palestina
Siraj-ul Haq menyatakan bahwa masa depan cerah, karena perlawanan Palestina tidak hanya belum terkalahkan, tetapi juga telah menyebabkan krisis dalam struktur internal Israel. Ia menyerukan persatuan sejati di antara negara-negara Islam dan menekankan, jika Iran, Arab Saudi, Turki, Suriah, Lebanon, dan negara-negara lain di kawasan bersatu, Israel pada akhirnya tidak punya pilihan selain menarik diri dari wilayah yang didudukinya.(PH)