Apakah Penderitaan akibat Serangan Nuklir AS terhadap Jepang Sudah Berakhir?
(last modified Sun, 01 Jun 2025 08:31:06 GMT )
Jun 01, 2025 15:31 Asia/Jakarta
  • Apakah Penderitaan akibat Serangan Nuklir AS terhadap Jepang Sudah Berakhir?

Pengeboman nuklir Jepang oleh Amerika Serikat menyebabkan keracunan yang meluas dan lintas generasi serta perubahan genetik.

Pada akhir Perang Dunia II, dengan dalih mengakhiri perlawanan Jepang terhadap perang, Amerika Serikat meledakkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki pada bulan Agustus 1945, yang mengakibatkan hancurnya kedua kota tersebut serta menewaskan dan melukai ratusan ribu orang.

Menurut Pars Today, meskipun bencana besar ini telah berlalu 80 tahun, Jepang masih berjuang menghadapi konsekuensi dan kerugiannya, dan kenangan serta konsekuensi dari serangan tidak manusiawi ini masih membekas dalam benak dan ingatan orang-orang Jepang.

Serangan-serangan ini tidak hanya menimbulkan korban manusia yang sangat besar, tetapi juga meninggalkan dampak lingkungan yang luas dan berjangka panjang. Dampak-dampak ini mencakup kontaminasi radioaktif, kerusakan ekosistem, perubahan iklim lokal, dan konsekuensi kesehatan bagi generasi mendatang. Apalagi, selama beberapa dekade terakhir, telah ditemukan bahwa paparan radiasi yang kuat menyebabkan perubahan signifikan pada gen dan DNA, yang mengakibatkan lahirnya manusia cacat dengan berbagai cacat fisik dan mental.

Dampak ledakan atom Amerika di kota Hiroshima dan Nagasaki antara lain:

1. Kontaminasi radioaktif

Ledakan atom menyebarkan sejumlah besar partikel radioaktif seperti uranium-235 dan plutonium-239 ke lingkungan. Kejatuhannya mencemari tanah, udara, dan air, serta membuat sebagian besar wilayah tidak dapat dihuni selama beberapa dekade. Tingkat radiasi di Hiroshima dan Nagasaki tetap jauh di atas normal selama bertahun-tahun setelah ledakan.

2. Perusakan ekosistem 

Ledakan dan panas yang dihasilkannya (hingga 4.000 derajat Celsius) menghancurkan flora dan fauna di daerah sekitarnya. Sungai dan sumber air setempat terkontaminasi abu dan zat beracun, yang memengaruhi kehidupan akuatik, suatu fakta yang masih dipelajari.

3. Dampak pada iklim 

Ledakan atom mengirimkan sejumlah besar debu dan asap ke atmosfer, menyebabkan penurunan sementara suhu udara (musim dingin nuklir lokal). Meskipun dampak ini terbatas dibandingkan dengan perang nuklir skala besar, namun hal itu menyebabkan perubahan iklim yang signifikan di wilayah tersebut.

4. Dampak negatif pada pertanian dan persediaan makanan 

Tanah yang terkontaminasi bahan radioaktif membuat pertanian sulit selama bertahun-tahun. Tanaman dan ternak terpapar kontaminasi, menyebabkan keracunan yang meluas dan antargenerasi.

5. Meningkatnya masalah kanker, cacat lahir, dan penyakit yang terkait dengan paparan radiasi atom pada para penyintas. Bahkan generasi penyintas berikutnya (hibakusha) menghadapi peningkatan risiko masalah genetik.

Pemerintah Jepang membayar tunjangan bulanan kepada para penyintas ledakan ini sehingga mereka dapat mengatasi tidak hanya dampak fisik dari paparan radiasi nuklir, tetapi juga dampak psikologisnya.

"Kami memiliki sekitar 300 orang yang tinggal di sini, semuanya adalah korban bom atom," kata Dr. Nanao Kamada, kepala Panti Penyintas Bom Atom.

"Penyebab utama penyakit mereka adalah paparan radiasi, dan tentu saja usia lanjut. Sebagian besar dari mereka menderita kanker dan masalah jantung. Masalah lainnya termasuk penyakit mental, seperti gangguan stres pascatrauma. Mereka memiliki kenangan tentang hari ledakan yang terkadang muncul di benak mereka seperti kilas balik dan mengganggu mereka," tegasnya.

Serangan atom di Hiroshima dan Nagasaki tidak hanya merupakan bencana manusia, tetapi juga menyebabkan berbagai kerusakan yang tidak dapat diperbaiki yang berlanjut selama beberapa dekade dan masih memiliki konsekuensi. Namun, Presiden AS saat itu Harry Truman, yang meninggal pada tahun 1972 pada usia 88 tahun, membela keputusannya untuk mengebom Jepang dengan bom atom hingga hari terakhirnya.

Barack Obama, presiden AS pertama yang mengunjungi Hiroshima selama masa jabatannya, juga menolak untuk meminta maaf atas pengeboman nuklir di Hiroshima dan Nagasaki.(PH)