Menelisik Potensi Risiko Perjanjian Perdagangan Baru dengan AS bagi Indonesia
https://parstoday.ir/id/news/world-i174634
Presiden AS Donald Trump mengumumkan perjanjian perdagangan dengan Indonesia.
(last modified 2025-07-17T10:42:04+00:00 )
Jul 17, 2025 16:53 Asia/Jakarta
  • Menelisik Potensi Risiko Perjanjian Perdagangan Baru dengan AS bagi Indonesia

Presiden AS Donald Trump mengumumkan perjanjian perdagangan dengan Indonesia.

Tehran, Pars Today- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump hari Selasa mengumumkan bahwa ia telah mencapai kesepakatan perdagangan "hebat" dengan Indonesia setelah pembicaraan langsung dengan Presiden Prabowo Subianto.

Pengumuman ini muncul dua pekan sebelum tenggat waktu yang ditetapkan Presiden AS pada 1 Agustus bagi negara-negara untuk mencapai kesepakatan perdagangan baru dengan Washington atau menghadapi tarif yang lebih tinggi. Tenggat waktu tersebut awalnya ditetapkan pada 9 Juli, tetapi Gedung Putih menundanya untuk memberi para negosiator lebih banyak waktu.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, Indonesia akan membuka penuh pasarnya bagi Amerika Serikat, berkomitmen untuk membeli energi AS senilai $15 miliar, produk pertanian AS senilai $4,5 miliar, dan 50 jet Boeing.

"Banyak dari pesawat ini akan berupa Boeing 777," tulis Trump di Truth Social.

Sebagai hasil dari kesepakatan perdagangan ini, ancaman Trump untuk mengenakan tarif 32 persen atas impor Indonesia akan dikurangi menjadi 19 persen.

Trump juga mengatakan kesepakatan itu akan menghilangkan hambatan tarif maupun non-tarif apa pun terhadap ekspor AS ke Indonesia.

"Kesepakatan luar biasa ini akan membuka seluruh pasar Indonesia bagi Amerika Serikat untuk pertama kalinya dalam sejarah. Peternak, petani, dan nelayan kita akan memiliki akses penuh ke pasar Indonesia yang berpenduduk lebih dari 280 juta orang untuk pertama kalinya," tegas Trump.

Amerika Serikat telah mengamankan kesepakatan perdagangan besar dengan Indonesia yang akan memberikan negara Asia Tenggara tersebut akses penuh ke pasar Amerika Serikat.

John Lang,Direktur Kebijakan Keamanan Ekonomi di APCO menilai kesepakatan AS dengan Indonesia merupakan tanda peringatan dini karena menunjukkan kepada negara lain bagaimana negosiasi di masa depan dan kebijakan perdagangan Washington akan berjalan.

"Hal utama yang saya perhatikan adalah apakah Washington telah menggunakan surat-surat yang dikirim ke negara-negara untuk mendapatkan persyaratan yang lebih baik atau lebih banyak konsesi dalam perjanjian tersebut," kata Lang,yang pernah menjabat di Gedung Putih pada masa jabatan pertama Trump.

Menurut kantor Perwakilan Dagang AS, volume perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat senilai sekitar $38,3 miliar pada tahun 2024. Pada tahun yang sama, Washington melaporkan defisit perdagangan dengan Indonesia sebesar $17,9 miliar.

Indonesia berada di peringkat ke-15 dunia dalam hal surplus perdagangan terbesar dengan Amerika Serikat. Surplus perdagangan ini disebabkan oleh fakta bahwa Amerika Serikat telah menjadi tujuan utama bagi banyak ekspor industri Indonesia.

Dengan kesepakatan antara presiden AS dan Indonesia untuk mengurangi tarif AS atas barang-barang Indonesia dari 32 persen menjadi 19 persen, hal ini disambut dengan optimisme di Jakarta, karena pengurangan tarif akan membuat produk Indonesia lebih kompetitif di AS, pasar terbesar dunia.

Sebagian besar ekspor Indonesia adalah tekstil, alas kaki, elektronik, dan produk pertanian, yang kini dapat digantikan dengan produk serupa dari negara lain.

Namun, meningkatkan ekspor AS ke Indonesia dan memaksa negara tersebut untuk membeli produk dan barang AS dalam jumlah besar, mulai dari kapal induk hingga pesawat terbang, merupakan tindakan yang meningkatkan kepentingan ekonomi AS dan, pada dasarnya, memaksakan persyaratannya kepada mitra dagang di Asia Tenggara.

Tentu saja, minat Amerika terhadap Indonesia tidak terbatas pada isu-isu ini, karena Trump mengangkat isu-isu baru.

Pasalnya, pada hari Selasa, Trump dalam sebuah konferensi energi di Pennsylvania mengungkapkan bahwa ia mulai penasaran dan tertarik pada tembaga yang diproduksi di Indonesia.

Ketika mengumumkan perjanjian utama dengan pemerintah Indonesia, Trump berkata,"Indonesia benar-benar memiliki produksi tembaga yang luar biasa, pada tingkat yang sangat kuat. Kami sekarang memiliki akses penuh ke Indonesia."

John Lang menyoroti pernyataan Trump tentang tembaga dan menekankan bahwa peran mineral-mineral vital kemungkinan merupakan faktor penting dalam finalisasi perjanjian AS-Indonesia.

Ia menambahkan,"Mengingat adanya kekhawatiran yang besar tentang akses ke mineral-mineral vital dan bahan baku secara lebih luas, perjanjian mengenai hal-hal ini dapat menjadi model bagi negosiasi perdagangan AS di masa mendatang."

Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dengan pasar domestik yang terus berkembang dan potensi ekspor yang signifikan. Oleh karena itu, setiap perubahan dalam ketentuan perdagangan dengan Amerika Serikat dapat berdampak nyata terhadap dinamika ekonomi kawasan.

Tamapaknya,Trump bertujuan untuk memegang kendali penuh dan sepihak atas pasar Indonesia yang sangat besar di satu sisi, dan pemanfaatan sumber daya negara, terutama cadangan tembaga Indonesia, mengingat semakin pentingnya logam ini dalam industri maju.

Perjanjian ini tentu saja menandai dimulainya bentuk kolonialisme baru oleh kekuatan Barat terhadap negara Timur dengan memaksakan persyaratannya sendiri kepada negara tersebut, yang tentu saja akan sejalan dengan kepentingan Amerika dan merugikan Indonesia.(PH)