Era Asia: Pergeseran Pusat Gravitasi Ekonomi Global ke Timur
https://parstoday.ir/id/news/world-i178466-era_asia_pergeseran_pusat_gravitasi_ekonomi_global_ke_timur
Berdasarkan laporan terbaru lembaga keuangan internasional Goldman Sachs, tatanan ekonomi dunia berada di ambang transformasi historis dan belum pernah terjadi sebelumnya.
(last modified 2025-10-17T13:44:23+00:00 )
Okt 17, 2025 20:40 Asia/Jakarta
  • Era Asia: Pergeseran Pusat Gravitasi Ekonomi Global ke Timur

Berdasarkan laporan terbaru lembaga keuangan internasional Goldman Sachs, tatanan ekonomi dunia berada di ambang transformasi historis dan belum pernah terjadi sebelumnya.

Tehran, Parstoday- Sebuah perubahan besar sedang terjadi di mana benua Asia akan menjadi pusat utama pertumbuhan dan motor penggerak ekonomi global, sekaligus menantang dominasi tradisional Barat.

Selama berabad-abad, pusat gravitasi ekonomi dunia berpusat di Barat. Namun kini, tanda-tanda kuat menunjukkan perubahan paradigma besar menuju apa yang disebut banyak analis sebagai “Abad Asia.”Laporan komprehensif Goldman Sachs menegaskan bahwa perubahan ini bukan sekadar pergeseran kecil dalam pangsa pasar global, melainkan peralihan mendasar dalam struktur kekuasaan ekonomi dunia yang diperkirakan akan sepenuhnya terbentuk pada pertengahan abad ini. Dampak dari transformasi ini akan sangat besar terhadap perdagangan internasional, geopolitik, dan keseimbangan kekuatan global dalam beberapa dekade mendatang.

Bangkitnya Raksasa Ekonomi Baru: Cina dan India

Di jantung perubahan besar ini berdiri dua kekuatan ekonomi baru: Cina dan India. Model ekonomi Goldman Sachs memprediksi bahwa perekonomian Cina akan melampaui Amerika Serikat sekitar tahun 2035, menjadikannya ekonomi terbesar di dunia — sebuah tonggak sejarah baru. Namun kisahnya tidak berhenti di situ.India, raksasa Asia lainnya, bergerak dengan kecepatan yang bahkan lebih mengesankan. Diperkirakan produk domestik bruto (PDB) India akan mencapai sekitar 52,5 triliun dolar AS pada tahun 2075, mendekati level Amerika Serikat. Artinya, pada paruh kedua abad ke-21, dua dari tiga ekonomi terbesar dunia akan berasal dari Asia.Angka-angka ini bukan sekadar data statistik, tetapi mencerminkan perpindahan besar kekayaan, inovasi, dan pengaruh strategis dari Barat ke Timur.

Empat Pendorong Utama Pertumbuhan Asia

Goldman Sachs mengidentifikasi empat faktor kunci yang menjelaskan mengapa Asia tumbuh jauh lebih cepat dibanding kawasan lain:1. Demografi muda dan produktif: Berbeda dengan negara-negara Barat yang menghadapi penuaan penduduk, India dan banyak negara Asia memiliki populasi muda dengan tenaga kerja produktif yang menjadi pendorong utama pertumbuhan jangka panjang.2. Investasi besar dalam infrastruktur: Pemerintah-pemerintah Asia menggelontorkan dana besar untuk membangun jaringan transportasi, energi, dan komunikasi, menciptakan fondasi fisik bagi ekspansi ekonomi berkelanjutan.3. Lompatan teknologi dan inovasi: Asia tidak lagi sekadar pusat manufaktur dunia. Kawasan ini kini menjadi pusat inovasi global dalam bidang fintech, kecerdasan buatan (AI), energi terbarukan, dan ekonomi digital.4. Peningkatan produktivitas: Mekanisasi pertanian, digitalisasi industri, dan peningkatan sistem pendidikan turut mempercepat efisiensi dan daya saing tenaga kerja di berbagai negara Asia.

Kemunduran Relatif Ekonomi Barat

Di sisi lain, ekonomi Barat diperkirakan akan mengalami perlambatan relatif dalam pangsa ekonomi global. Meski Amerika Serikat dan Uni Eropa akan tetap menjadi ekonomi besar dan kaya, tingkat pertumbuhan mereka diproyeksikan jauh lebih lambat dibanding Asia.Menurut Goldman Sachs, pada tahun 2075, kawasan Zona Euro akan memiliki PDB sekitar 30,3 triliun dolar AS, sedangkan Jepang hanya sekitar 7,5 triliun dolar AS.Penyebab utama perlambatan ini antara lain: menurunnya angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk, beban utang nasional yang tinggi, dan ketergantungan berlebihan pada sektor jasa keuangan yang mengurangi basis industri produktif. Kombinasi faktor-faktor tersebut menjadikan Barat semakin sulit mempertahankan momentum pertumbuhannya.

Dampak Geopolitik dan Redefinisi Tatanan Dunia

Transformasi ekonomi ini bukan sekadar persoalan angka, melainkan fenomena geopolitik yang akan menentukan arah abad ke-21. Dengan naiknya Cina dan India sebagai kekuatan utama ekonomi dunia, kedua negara itu secara alami akan menuntut peran yang lebih besar dalam lembaga internasional, termasuk dalam penetapan standar perdagangan, investasi global, dan aliansi strategis baru.Arus perdagangan, koridor investasi, dan inisiatif global kini semakin banyak dipimpin oleh kekuatan Asia. Hal ini menandai lahirnya tatanan dunia multipolar, di mana kekuasaan ekonomi dan politik akan terdistribusi lebih merata di seluruh dunia.

Penutup: Masa Depan Ekonomi Dunia Sedang Ditulis di Timur

Laporan Goldman Sachs secara tegas menyatakan bahwa dunia tengah memasuki masa transisi besar. “Era Asia” bukan lagi slogan, melainkan kenyataan yang semakin dekat — dibangun di atas pondasi demografi produktif, investasi besar, dan kemauan politik yang kuat.

Transformasi ini akan menghadirkan peluang besar untuk pertumbuhan dan kerja sama global baru, tetapi juga menuntut adaptasi dari semua kekuatan dunia terhadap peta ekonomi yang tengah berubah cepat.Masa depan ekonomi dunia kini sedang ditulis di Timur — dan Barat harus bersiap menjadi bagian dari babak baru sejarah global tersebut.(PH)