Usulan Macron untuk Memberi Label Media: Menjamin Kredibilitas atau Membatasi Kebebasan?
Pars Today – Usulan presiden Prancis, Emmanuel Macron untuk memberikan “label kredibilitas” kepada media yang dianggap terpercaya telah memicu gelombang kritik tajam di Prancis.
Para penentang menyebut gagasan Macron sebagai langkah menuju “totalitarianisme” dan penciptaan semacam “Kementerian Kebenaran”.
Menurut laporan Pars Today, Presiden Prancis mengajukan ide ini dengan tujuan memerangi berita palsu dan meningkatkan kualitas media. Ia mengusulkan agar media yang dianggap kredibel memperoleh sertifikat atau label melalui penilaian pakar independen. Namun, inisiatif yang oleh Istana Élysée dipandang sebagai upaya transparansi tersebut segera menghadapi tuduhan keras dari partai-partai politik baik kanan maupun kiri.
Partai Republik sebagai partai konservatif utama menyebut langkah ini “memalukan dan berbahaya” serta menegaskan dalam sebuah petisi: “Macron tidak memiliki mandat dari rakyat untuk menentukan media yang baik dan buruk.”
Bruno Retailleau, pemimpin Partai Republik di Senat, menuduh Macron semakin mendekati “dunia distopia George Orwell.”
Marine Le Pen dari partai sayap kanan ekstrem Barisan Nasional (Rassemblement National) menyebut tujuan rencana tersebut sebagai “pengendalian media” yang sangat berbahaya. Bahkan surat kabar Le Monde, yang mendukung pengawasan terhadap campur tangan asing, memperingatkan bahwa Macron bukanlah sosok terbaik untuk memimpin “perang salib” ini.
Sebaliknya, para pendukung Macron menegaskan bahwa pelabelan ini sepenuhnya bersifat sukarela dan dilakukan oleh lembaga independen jurnalisme, tanpa campur tangan pemerintah dalam menentukan benar atau salahnya suatu konten. Istana Élysée menanggapi kritik dengan menyatakan: “Bukan tugas pemerintah untuk melakukan verifikasi kebenaran.”
Namun, analis seperti Arnaud Mercier memperingatkan bahwa serangan balik Macron, mengingat rendahnya popularitasnya, dapat berbuah sebaliknya dan justru memperkuat teori konspirasi yang sebenarnya ingin ia lawan.
Usulan ini muncul di tengah kenyataan bahwa Macron sendiri berulang kali menjadi sasaran berita palsu, sehingga upaya untuk memulihkan kredibilitasnya tampak menempatkannya dalam posisi rawan dituduh membatasi kebebasan berekspresi. (MF)