Pejabat Turki: Pasukan Arab Harus Dikerahkan untuk Bebaskan Raqqa
Seorang pejabat senior Turki mengatakan, untuk mencegah terjadinya krisis etnis dalam operasi pembebasan kota Raqqa, Suriah dari tangan kelompok teroris Daesh, lebih baik pasukan Arab yang digunakan bukan Kurdi.
Kantor berita Reuters (1/10) tanpa menyebut nama pejabat Turki tersebut melaporkan, operasi militer di Raqqa dan Mosul (dua markas utama Daesh di Suriah dan Irak) harus dilakukan sedemikian rupa sehingga peluang terciptanya perpecahan etnis yang lebih besar di dua kota itu bisa dihindari, pasalnya kedua wilayah itu sejak dulu berpotensi menjadi lokasi perpecahan etnis.
Ia menambahkan, Raqqa adalah kota berpenduduk Arab dengan populasi mencapai satu juta jiwa dan jika operasi pembebasan kota itu dari tangan Daesh dilakukan dengan memanfaatkan pasukan Kurdi yang berjumlah antara 7-8 ribu personil, maka hal tersebut akan menjadi awal pertempuran etnis yang mengancam seluruh wilayah perbatasan Turki.
Sejumlah sumber mengatakan, Turki dalam beberapa bulan terakhir dengan klaim menjaga wilayah-wilayah perbatasannya dari serangan Daesh, melancarkan operasi militer di dalam wilayah Suriah, yang sebenarnya adalah upaya menjalin kerja sama dengan Amerika Serikat untuk menggelar operasi militer di Raqqa. (HS)