Bagaimana Ilusi Pejabat AS tentang Pergantian Rezim di Iran?
https://parstoday.ir/id/news/world-i174906-bagaimana_ilusi_pejabat_as_tentang_pergantian_rezim_di_iran
Tom Ridge, Mantan Menteri Keamanan Dalam Negeri AS dan politikus sayap kanan negara ini telah menawarkan rekomendasi untuk perubahan rezim di Iran dalam sebuah artikel terbarunya.
(last modified 2025-09-24T10:07:51+00:00 )
Jul 27, 2025 10:22 Asia/Jakarta
  • Bagaimana Ilusi Pejabat AS tentang Pergantian Rezim di Iran?

Tom Ridge, Mantan Menteri Keamanan Dalam Negeri AS dan politikus sayap kanan negara ini telah menawarkan rekomendasi untuk perubahan rezim di Iran dalam sebuah artikel terbarunya.

Dalam sebuah artikel berjudul "Rakyat Iran Tetap Menjadi Harapan Terbaik bagi Pergantian Rezim" di majalah Amerika Newsweek pada 21 Juli 2025, Tom Ridge menggambarkan situasi di Iran dari perspektifnya dan memberikan rekomendasi untuk pergantian rezim di Iran.

Pertama, Menteri Keamanan Dalam Negeri AS di era George W. Bush mengklaim bahwa empat puluh enam tahun setelah Revolusi Iran 1979, kelemahan sesungguhnya rezim Iran bukanlah tekanan asing atau perang eksternal, melainkan meningkatnya kekuatan rakyatnya sendiri dan perlawanan terorganisir mereka.

Ia mengklaim bahwa para penguasa yang tidak dipilih dan tidak bertanggung jawab dihadapkan pada warga negara yang semakin berani dan memberontak setiap harinya. Rezim di Iran merespons setiap gelombang protes baru, setiap pemogokan, dan setiap tindakan pembangkangan sipil bukan dengan reformasi, melainkan dengan represi.

Tom Ridge mengklaim bahwa para pengemudi truk, guru, pensiunan, petani, dan pelajar di Iran semuanya telah turun ke jalan. Negara merespons bukan dengan dialog, melainkan dengan peluru, tiang gantungan, dan sensor.

Ketidakabsahan klaim ini cukup jelas dan nyata, mengingat respons brilian dan patut dicontoh rakyat Iran selama perang 12 hari yang dipaksakan oleh rezim Zionis terhadap Iran, yang berlangsung dengan kerja sama penuh Amerika Serikat. Pada dasarnya, Tel Aviv dan Washington dalam kerangka rencana yang terperinci dan kompleks, percaya bahwa dengan serangan asing langsung (dengan tujuan melenyapkan para pemimpin politik dan militer serta meruntuhkan pilar-pilar sistem), rakyat Iran—yang mereka yakini "tidak puas"—akan memanfaatkan kesempatan itu dan menggulingkan sistem Republik Islam dengan pemberontakan nasional. Namun faktanya bertentangan dengan gagasan keliru ini, rakyat Iran dari semua lapisan, kelompok, dan bahkan lawan (domestik dan asing) menunjukkan solidaritas yang utuh dan sempurna terhadap invasi asing.

Mereka menyatakan kebencian terhadap rezim Zionis dan Amerika Serikat,dan menekankan dukungan mereka terhadap sistem Republik Islam. Pihak-pihak, yang tidak puas, bahkan menentang pemerintah Iran, faktanya mengutuk serangan Israel dan Amerika, dan menekankan dukungan mereka terhadap Republik Islam dan menyatakan kesiapan mereka untuk membantu pemerintah Iran. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun rakyat Iran menghadapi beberapa masalah ekonomi dan sosial, mereka tidak melihat intervensi asing sebagai solusi dan lebih menekankan upaya mempertahankan kemerdekaan dan kebebasan Iran. Rakyat Iran mencari solusi atas masalah mereka bukan melalui luar negeri, melainkan melalui dialog internal.

Kedua, Klaim Tom Ridge yang lain bahwa Amerika Serikat dan Barat seharusnya tidak memberikan bantuan kepada rezim Iran ketika berada pada titik terlemahnya! Sebaliknya, Amerika Serikat dan Barat seharusnya mendukung rakyat Iran dan perlawanan terorganisir mereka, mengakui hak rakyat Iran untuk menentukan nasib sendiri – terlepas dari kediktatoran monarki atau agama apa pun – dan secara eksplisit menegaskan hak untuk melawan Korps Garda Revolusi dan alat-alat represifnya. Ia menyebut perubahan ini "secara moral diperlukan dan strategis bagi stabilitas regional" dan, dengan dukungan eksplisit kepada Maryam Rajavi (pemimpin MKO), mengklaim: "Solusi bagi Iran bukanlah peredaan atau perang, melainkan pergantian rezim oleh rakyat dan perlawanan terorganisir mereka."

Bertentangan dengan klaim Ridge bahwa "Barat memberikan bantuan untuk menyelamatkan rezim," posisi dan tindakan Barat – terutama Amerika Serikat selama beberapa dekade terakhir – menunjukkan bahwa mereka tidak pernah melepaskan permusuhan mereka terhadap Republik Islam. Contohnya meliputi:

- Dukungan senjata yang ekstensif termasuk senjata kimia untuk rezim Ba'ath Irak dalam perang 8 tahun yang dipaksakan kepada Iran.

- Dukungan terbuka dan terselubung terhadap kelompok teroris MKO dengan sejarah kelam membunuh ribuan warga Iran dan penempatan mereka di Albania di bawah tekanan AS.

- Tekanan maksimal dari Barat dengan dalih program nuklir damai Iran, terutama kampanye sanksi Trump selama masa jabatan pertama dan keduanya.

- Serangan 12 hari oleh rezim Zionis dengan kerja sama AS dan dukungan tidak langsung dari Eropa untuk menggulingkan rezim di Iran..

- Pengakuan Kanselir Jerman (Friedrich Mertz) bahwa ia menyebut serangan Israel terhadap Iran sebagai "pekerjaan kotor" yang dilakukan "atas nama Barat"!

Rekomendasi Menteri Keamanan Dalam Negeri AS di masa kepresidenan George W. Bush mengenai apa yang disebut "kebebasan Iran" dibuat ketika George Bush melancarkan dua perang besar di Afghanistan pada tahun 2001 (dengan dalih memerangi terorisme) dan di Irak pada tahun 2003 (dengan dalih membebaskan rakyat Irak) serta melakukan berbagai kejahatan perang oleh pasukan Amerika, pada akhirnya menyebabkan kematian ratusan ribu orang di kedua negara tersebut dan menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur dan fasilitas Afghanistan dan Irak, yang rekonstruksinya akan memakan waktu lama.

Namun, terkait upaya dan konspirasi Barat yang terus-menerus, yang dipimpin oleh AS, untuk meruntuhkan atau menggulingkan Republik Islam Iran, mulai dari mendukung rezim Zionis dan membangun koalisi regional hingga sanksi ekonomi yang berat dan perang psikologis untuk memisahkan rakyat dari pemerintah Iran, Republik Islam Iran tetap berdiri tegar dengan dukungan rakyat yang luas dan perlawanan yang kuat melawan permusuhan Barat.(PH)