Trump dan Tembok Perbatasan
(last modified Thu, 26 Jan 2017 10:34:41 GMT )
Jan 26, 2017 17:34 Asia/Jakarta
  • Trump dan Tembok Perbatasan

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu (25/1/2017), mengeluarkan perintah eksekutif pembangunan tembok di perbatasan antara Amerika dan Meksiko serta menerapkan aturan baru untuk mencegah masuknya imigran.

Menurut Trump, pemerintah Meksiko akan membayar biaya pembangunan tembok perbatasan dengan panjang 3.200 kilometer antara kedua negara. Trump ingin segera memulai proyek kontroversial ini dan ia memperkirakan pembangunan tembok itu akan dimulai dalam beberapa bulan ke depan.

Langkah ini diambil untuk mewujudkan salah satu janji kampanyenya. Di antara janji penting Trump adalah membangun tembok perbatasan antara Amerika dan Meksiko, yang ditekankan berkali-kali oleh taipan properti ini selama masa kampanye pilpres Amerika.

Pelaksanaan proyek tersebut tidak hanya berdampak bagi AS, tapi juga akan berdampak pada Meksiko dan kemudian negara-negara Amerika Tengah.

Keputusan ini mengundang kekhawatiran Meksiko dan secara umum para imigran yang akan datang ke AS. Salah satu hal yang tidak lazim dalam rencana ini adalah masalah penjamin dana proyek. Trump mengaku akan mampu memenuhi biaya pembangunan dari transaksi apapun dengan Meksiko.

Jelas bahwa cara ini benar-benar tidak adil dan tidak rasional. Rakyat Meksiko tampaknya akan menunjukkan reaksi keras terhadap keputusan Trump. Kubu oposisi dan pejabat publik Meksiko mendesak Presiden Enrique Pena Nieto membatalkan kunjungan kerjanya ke Washington pada akhir Januari ini.

Kebijakan kontrovesial Trump menyulut ketegangan politik dan kemarahan masyarakat di Meksiko. Rakyat Meksiko percaya bahwa Pena Nieto bersikap sangat lemah di hadapan Trump. Oposisi Meksiko meminta pemerintah mengajukan gugatan hukum terhadap Trump di PBB atas keputusannya membangun tembok perbatasan.

Perintah Trump untuk menerapkan aturan baru terhadap imigran juga telah meningkatkan kekhawatiran di negara-negara Amerika Latin. Pada hari Rabu, para pemimpin Amerika Latin dan Karibia bahkan mengubah agenda pertemuan mereka di Republik Dominika, setelah mengetahui keputusan Trump membangun tembok perbatasan dan mengakhiri pendanaan untuk yang disebut "kota suaka" yang melindungi imigran gelap.

Mereka khawatir bahwa kebijakan Trump tidak hanya fokus pada pembatasan masuknya imigran, tapi langkah-langkah proteksionis untuk memperkuat ekonomi AS, akan merusak struktur saat ini dalam hubungan ekonomi dan perdagangan antara Amerika Latin dan AS. Kebijakan ini jelas akan merugikan negara-negara Amerika Tengah dan Selatan.

Dalam hal ini, Presiden Kuba Raul Castro mengatakan, kebijakan dan program pemerintahan baru AS akan membahayakan kepentingan negara-negara Amerika Latin.

Para pemimpin Amerika Latin berjanji akan menolak kriminalisasi imigrasi dan membela hak-hak imigran. Presiden Ekuador Rafael Correa menyerukan semua orang untuk mengambil posisi yang jelas dalam membela imigran, tidak hanya dari Amerika Latin dan Karibia, tetapi seluruh dunia. (RM)

Tags