AS Jadikan Embargo sebagai Alat Melemahkan Kemajuan Negara Lain
(last modified Thu, 24 Oct 2024 07:16:11 GMT )
Okt 24, 2024 14:16 Asia/Jakarta
  • AS Jadikan Embargo sebagai Alat Melemahkan Kemajuan Negara Lain

Kebijakan embargo Amerika terhadap beberapa negara, dengan klaim berbeda, membuat sifat unilateralisme negara ini semakin terlihat oleh semua orang.

Tehran, Parstoday mengutip kantor berita Mehr melaporkan, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengumumkan bahwa pekan depan Washington akan memberlakukan "sanksi baru dan keras" terhadap negara-negara ketiga yang menurutnya membantu memperkuat tentara Rusia dan tindakannya di Ukraina.

Kebijakan sanksi Amerika Serikat terhadap Rusia diambil di saat Washington mendukung kejahatan Israel di Gaza dan Lebanon. Meskipun pejabat AS  bersama dengan Inggris, nbeberapa kali mengklaim dalam setahun terakhir untuk memberikan sanksi kepada menteri-menteri ekstremis di kabinet Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, tapi klaim tersebut tidak pernah dilaksanakan.

Sementara itu, Amerika Serikat, yang mengulangi beberapa sikap anti-Iran, telah menambahkan enam perusahaan Cina ke daftar hitam ekspor karena mendukung pengembangan senjata Iran serta modernisasi militer Cina.

Departemen Perdagangan AS mengklaim bahwa perusahaan-perusahaan ini bertindak melawan keamanan nasional AS dengan mendukung program senjata Tehran dan militer Cina.

Di sisi lain, Departemen Perdagangan, Industri dan Keamanan AS juga menambahkan sembilan entitas Pakistan ke dalam daftar hitamnya dan melarang mereka dengan dalih melanggar undang-undang pengendalian ekspor dan mengembangkan program senjata dan drone.

Bulan lalu, sebagai tanggapan atas tindakan AS sebelumnya yang memberikan sanksi kepada beberapa perusahaan dan warga negara Cina karena diduga memasok barang-barang yang berkaitan dengan program rudal Islamabad, Pakistan mengumumkan bahwa tindakan Washington menunjukkan pendekatan standar ganda terhadap rezim non-proliferasi internasional, dan Pakistan menganggapnya bias yang bermotif politik.

Ketika Amerika Serikat dan negara-negara Barat terus memberikan dukungan senjata ke Ukraina dengan tujuan untuk menyerang Rusia, Washington memasukkan tiga institusi Uni Emirat Arab (UEA) dan satu institusi Mesir ke dalam daftar hitam karena melanggar sanksi terkait perang di Ukraina.

Selain sanksi terkait militer, sanksi AS lainnya terhadap masyarakat di berbagai negara sedang berlangsung. Misalnya, sanksi terhadap Kuba telah menyebabkan masyarakat di negara-negara tersebut mengalami pemadaman listrik selama beberapa hari.

Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodríguez menerbitkan serangkaian pesan di akun penggunanya di jejaring sosial X, mengidentifikasi Amerika sebagai pihak utama yang bertanggung jawab atas masalah energi di negaranya, dan menekankan,"Kerusakan yang disebabkan oleh embargo AS hanya dalam 18 hari setara dengan biaya pemeliharaan tahunan sistem ketenagalistrikan nasional,".

Menurut Rodríguez, jika sanksi Washington terhadap Havana tidak diterapkan, maka pemadaman listrik yang berdampak pada Kuba tidak akan terjadi.(PH)

Tags