Mengapa Senator Australia Berteriak "Mampus Penjajah" di Hadapan Charles III?
(last modified Tue, 22 Oct 2024 12:54:12 GMT )
Okt 22, 2024 19:54 Asia/Jakarta
  • Mengapa Senator Australia Berteriak

Parstoday – Senator independen dan pribumi Australia, berteriak kepada Charles III, saat Raja Inggris, itu berpidato di Parlemen Australia, dan mengatakan, "Australia bukan negaramu."

Senator Lidia Thorpe, berteriak, dan menunjukkan kemarahan serta kebenciannya yang dalam atas penjajahan orang-orang Inggris, terhadap warga pribumi Australia, dan genosida atas mereka. Ia berteriak sekencang-kencangnya kepada Raja Charles III.
 
Saat itu, Lidia Thorpe, mendatangani podium ketika Charles III berpidato di Parlemen Australia,  dan dengan marah ia berteriak kepada Raja Inggris, "Di sini bukan negaramu."
 
Ini adalah kali pertamanya Raja Inggris bersama istrinya, Camilla, berkunjung ke Australia, setelah kematian ibunya Elizabeth II. Pada hari Senin (21/10/2024) Charles III berpidato di Parlemen Australia, namun harus berhadapan dengan kecaman salah seorang senator Australia yang marah.
 
Secara umum dapat dikatakan bahwa para penentang penjajahan Inggris, atas Australia, terbagi menjadi dua bagian. Satu bagian adalah warga pribumi yang meyakini bahwa orang-orang Inggris, melakukan perampokan, pembunuhan, dan genosida terhadap warga pribumi Australia, saat menjajah, sehingga kaum kulit putih berkuasa atas negara itu.
 
Bagian kedua dari para penentang adalah mereka yang menolak berlanjutnya penjajahan Inggris, dan berlanjutnya kekuasaan raja negara itu atas Australia. Mereka menuntut perubahan pada sistem politik Australia, dari monarki menjadi republik dan mengakhiri penjajahan Inggris.
 
Dari sisi ini, Senator Lidia Thorpe, seorang senator independen dan warga pribumi Australia, dalam statemen penuh kemarahan kepada Charles III, sebelum diamankan petugas dan diusir keluar gedung Parlemen, menggarisbawahi kejahatan-kejahatan Inggris, sebagai kekuatan kolonialis terhadap warga pribumi Australia.
 
Anda telah melakukan genosida luas terhadap rakyat kami. Kembalikan tanah air kami. Kembalikan semua yang telah Anda curi dari kami.
 
Pernyataan ini bukan sekadar slogan warga pribumi Australia, tapi tuntutan kemerdekaan, dan tuntutan kekuasaan di tangan rakyat Australia, serta menyebut Inggris, telah merampok aset dan kekayaan Australia, dan yang terpenting adalah kekuatan serta identitas nasional negara ini.
 
Senator Australia, yang aktif dalam mendukung hak-hak warga pribumi di negara itu menyoroti kejahatan-kejahatan dan genosida yang dilakukan Inggris, terhadap warga pribumi Australia. Ia mengatakan, "Kembalikan tulang-tulang, tempurung kepala, bayi-bayi, dan rakyat kami."
 
Statemen semacam ini adalah protes paling keras yang pernah disampaikan di hadapan Raja Inggris, yang selalu bersembunyi di balik kedok kemanusiaan.
 
Menurut salah satu analis, hal ini menunjukkan bahwa Kerajaan Inggris, dibangun di atas tumpukan reruntuhan, dan tulang belulang manusia, tapi tanpa tahu malu, tetap mengaku diri sebagai pembela hak asasi manusia. Maka dari itu Senator Lidia Thorpe, kepada Charles III marah dan mengatakan,
 
Anda telah menghancurkan tanah air kami. Anda adalah pelaku genosida. Di sini bukan tanah Anda. Kamu bukan raja kami.
 
Lidia Thorpe, yang saat itu mengenakan pakaian adat suku asli pribumi Australia, sebelum dipaksa keluar gedung masih sempat berteriak, "Mampus penjajah".
 
Para kritikus Australia, berpendapat bahwa negara ini tidak pernah memberikan penghargaan dan kedudukan yang sebenarnya atas hak-hak penduduk asli. Sampai sekarang pemerintah Australia, tidak pernah melakukan apa pun untuk memulihkan hak-hak pribumi, bahkan semakin menutup mata atas hal itu.
 
Charles III yang dalam kunjungannya ke negara-negara jajahan Inggris, berusaha mengukuhkan posisinya, sampai saat ini tidak pernah berbicara sekalipun dengan pribumi Australia, dan masalah ini telah menyebabkan warga pribumi semakin marah dan muak atas berlanjutnya kolonialisme Inggris.
 
Di sisi lain, dukungan pemerintah Inggris, atas Rezim Zionis, dalam membantai rakyat Gaza dan Lebanon, telah membuat citra London, semakin buruk di dunia, dan sekarang kemarahan Senator pribumi dan independen Australia, telah mengungkap tirai lain dari wajah kolonialisme Inggris ini. (HS)