Motif Kunjungan Penasihat Biden ke Beirut, Apa Mimpi AS terhadap Lebanon?
(last modified Wed, 23 Oct 2024 05:30:11 GMT )
Okt 23, 2024 12:30 Asia/Jakarta
  • Motif Kunjungan Penasihat Biden ke Beirut, Apa Mimpi AS terhadap Lebanon?

Surat kabar Lebanon Al-Akhbar menelisik alasan kunjungan penasihat khusus Presiden AS ke Beirut.

Menyinggung kunjungan penasihat khusus Presiden AS ke Beirut, surat kabar Lebanon Al-Akhbar menulis, Amos Hochstein, Penasihat Khusus Presiden AS, Joe Biden mengunjungi Lebanon, dan pada saat yang sama dengan kunjungannya, Zionis melanjutkan serangan kekerasan mereka terhadap pusat-pusat infrastruktur sipil di Beirut.

Surat kabar Lebanon ini mengungkapkan bahwa Hochstein memiliki kontak luas dengan pihak-pihak di Israel sebelum datang ke Beirut, dan otoritas rezim Zionis memberi tahu dia bahwa mereka tidak akan membuat perjanjian apa pun yang tidak memenuhi persyaratan mereka, dan tidak ada gencatan senjata sebelum persetujuan penuh.

Surat kabar Al-Akhbar menambahkan: Hochstein bekerja dengan timnya dalam menyiapkan rancangan dalam bahasa diplomatik, namun tidak dapat menemukan formula yang dapat memenuhi tuntutan rezim Israel dan persetujuan Lebanon.

Sebelum berangkat ke Beirut, ia menyampaikan pesan kepada beberapa pihak Lebanon melalui kalangan diplomatik dan khususnya melalui tim Kedutaan Besar AS di Beirut yang dipimpin oleh Duta Besar AS untuk Lebanon, Lisa Johnson, bahwa Lebanon tidak dalam posisi untuk banyak bicara dan jika dia tidak menerima tawaran tersebut, berarti perang akan terus berlanjut dan serangan Tel Aviv akan semakin ganas.

Mengutip sumber diplomatik Arab, surat kabar ini menyatakan bahwa Hochstein juga menyajikan perspektif baru terhadap Resolusi 1701 berdasarkan prinsip yang berbeda, dan amandemen yang diusulkan dalam resolusi ini tidak terbatas pada mekanisme eksekutif.

Utusan Amerika itu membawa pandangan baru yang menyatakan bahwa teks pembukaan Resolusi 1701 harus diubah menjadi resolusi yang bertujuan untuk membangun perdamaian di perbatasan Lebanon dan Israel dan mencegah kehadiran konflik bersenjata di wilayah Lebanon yang dekat dengan daerah perbatasan.

Menurut informasi Al-Akhbar, utusan Amerika Serikat mencoba menyajikan proposal yang sama sekali tidak logis dan sepihak ini seolah-olah proposal ini akan menarik perhatian Lebanon dan persetujuan awal Najib Mikati, Penjabat Perdana Menteri, dan Nabieh Berri, Ketua Parlemen Lebanon.

Tetapi laporan menunjukkan bahwa dia tidak menerima tanggapan positif dari otoritas Lebanon, yang menunjukkan bahwa Hochstein tidak akan segera kembali ke Lebanon, kecuali ada perkembangan yang memaksanya mengubah idenya.(PH)

Tags