Negosiasi Tahap Kedua Gencatan Senjata di Gaza Alami Jalan Buntu
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i181506-negosiasi_tahap_kedua_gencatan_senjata_di_gaza_alami_jalan_buntu
Pars Today - Al-Araby Al-Jadeed melaporkan adanya skenario berbahaya baru dari rezim Zionis Israel untuk membagi Jalur Gaza serta menciptakan jalan buntu dalam negosiasi terkait masuknya ke tahap kedua gencatan senjata di wilayah ini.
(last modified 2025-12-03T09:21:33+00:00 )
Des 03, 2025 16:19 Asia/Jakarta
  • Tentara Zionis
    Tentara Zionis

Pars Today - Al-Araby Al-Jadeed melaporkan adanya skenario berbahaya baru dari rezim Zionis Israel untuk membagi Jalur Gaza serta menciptakan jalan buntu dalam negosiasi terkait masuknya ke tahap kedua gencatan senjata di wilayah ini.

Menurut laporan IRNA, Al-Araby Al-Jadeed pada hari Rabu (03/12/2025) mengutip seorang sumber anonim yang menyatakan bahwa meski menghadapi hambatan besar, Kairo saat ini dengan “kecepatan tinggi” berusaha mencapai formula kesepakatan yang memungkinkan pelaksanaan tahap kedua Perjanjian Sharm El-Sheikh mengenai Gaza.

Hambatan utama adalah sikap keras Israel yang menolak memulai tahap kedua sebelum pelucutan senjata Hamas dan penyelesaian masalah pejuang Palestina yang terkepung di wilayah utara dan tengah Gaza.

Sumber ini menambahkan bahwa negosiasi mengenai tahap kedua gencatan senjata telah menemui jalan buntu.

Kunjungan David Zini, Kepala Dinas Keamanan Dalam Negeri Israel (Shin Bet), ke Kairo pada hari Minggu lalu untuk membahas kesepakatan gencatan senjata dengan Hassan Rashad, Kepala Intelijen Mesir, dan tidak menghasilkan perubahan apa pun dalam proses negosiasi.

Menurut sumber ini, “Negosiasi berakhir tanpa kemajuan nyata karena Israel tetap bersikeras pada posisi tradisionalnya yang mengosongkan isi tahap kedua”.

Hal serupa juga terjadi pada kunjungan delegasi Hamas ke Kairo pada Kamis lalu yang berakhir tanpa hasil. Tidak ada kemajuan yang memungkinkan langkah menuju pengaturan lebih luas terkait gencatan senjata atau menciptakan kondisi untuk memulai pelaksanaan kesepakatan Sharm El-Sheikh.

Sumber ini menekankan bahwa perilaku keamanan dan militer Israel di dalam Gaza merupakan salah satu hambatan utama saat ini. Terlebih, pejabat Israel berbicara tentang rencana membagi Gaza menjadi zona “merah” dan “hijau” dengan pengelolaan keamanan berbeda.

Kairo menolak tegas skenario ini. Badr Abdelatty, Menteri Luar Negeri Mesir dalam kunjungan terbarunya ke Berlin menegaskan bahwa Mesir menolak sepenuhnya setiap rencana pembagian Gaza atau pemisahan utara dari selatan, karena hal itu bertentangan dengan isi kesepakatan gencatan senjata Sharm El-Sheikh dan mengancam kesatuan wilayah Palestina serta masa depan Gaza.

Pada 9 Oktober 2025, Hamas melalui pernyataan resmi mengumumkan tercapainya kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza dan melakukan pertukaran tahanan.

Sementara itu, pada 10 Oktober 2025, militer Israel secara resmi mengumumkan pelaksanaan gencatan senjata di Gaza. Berdasarkan kesepakatan, pasukan Israel akan tetap ditempatkan di area tertentu di Jalur Gaza, dan pergerakan dari selatan ke utara Gaza diizinkan melalui Jalan Al-Rashid dan Jalan Salah Al-Din.

Namun, Israel masih terus menghalangi pelaksanaan isi tahap pertama gencatan senjata dan berulang kali melanggarnya dengan melakukan pembunuhan terhadap warga Palestina serta penghancuran Gaza.(sl)