Klaim Trump tentang Peran Iran di Kawasan Pasca-Perang 12 Hari
-
Presiden AS Donald Trump
Pars Today - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali mengulangi klaimnya mengenai kemampuan nuklir Iran pasca-Perang 12 Hari dan menyatakan bahwa Tehran tidak lagi menjadi “Yang Kuat di Timur Tengah”.
Menurut laporan IRNA, Trump pada hari Selasa (02/12/2025) waktu setempat dalam rapat kabinet mengklaim bahwa posisi regional Irak telah berubah sejak serangan Amerika terhadap fasilitas nuklir Iran, dan kini lebih banyak bekerja sama dengan Washington.
Trump, dengan mengulang klaim mengenai serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, menyatakan, “Kami dengan pesawat pengebom B-2 menghancurkan fasilitas nuklir, rudal mengenai sasaran, dan itu benar-benar luar biasa.”
Mengenai pengaruh regional Iran, Trump menambahkan, “Iran sebelumnya adalah penggertak Timur Tengah, mereka menekan Irak. Namun setelah kami menghancurkan kemampuan nuklir Iran, Irak kini sangat berbeda. Sebelumnya mereka yang kuat di Timur Tengah, tapi sekarang mereka benar-benar bukan yang kuat di Timur Tengah.”
Trump mengklaim bahwa Irak kini menjadi tempat yang jauh lebih bersahabat dan mau berdialog dengan Amerika Serikat.
Klaim Trump tentang Peningkatan Respek Global terhadap Amerika
Trump juga mengatakan bahwa sejak ia kembali berkuasa, penghormatan global terhadap Amerika Serikat meningkat. Ia mengkritik mantan Presiden Demokrat Joe Biden karena dianggap telah menempatkan negaranya dalam “bahaya besar”.
Trump menyinggung upaya diplomatik yang sedang dilakukan pejabat Amerika untuk mengakhiri perang dengan mitra Ukraina dan Rusia. Disebutkan bahwa sebuah delegasi Amerika pada hari Selasa (02/12) bertemu dengan Vladimir Putin, Presiden Rusia, di Moskow. Sementara itu, pada hari Minggu, pejabat Amerika dan Ukraina melakukan perundingan selama hampir empat jam di Florida.
Kritik Trump terhadap Laporan Kondisi Fisik dan Mentalnya
Trump menolak laporan media mengenai kondisi fisik dan mentalnya, menegaskan bahwa ia “sepenuhnya sadar”.
Presiden Amerika Serikat yang berusia 79 tahun itu mengkritik pemberitaan media Amerika tentang kesehatannya dan menyebut laporan tersebut tidak benar.
Kepada wartawan yang hadir di rapat kabinet, Trump berkata, “Kalian gila. Jika ada masalah, saya akan memberi tahu kalian.”
Janji Trump tentang Tarif dan Pajak
Trump berjanji bahwa tarif akan menutup pengeluaran pengembalian pajak baru sekaligus mengurangi utang nasional. Ia mengatakan bahwa tahun depan “pengembalian dari tarif akan dikembalikan, karena kami secara harfiah memperoleh triliunan dolar”.
Namun, belum jelas bagaimana janji tersebut akan dilaksanakan atau apakah Trump dapat melakukannya tanpa memperburuk utang nasional. Bipartisan Policy Center memperkirakan bahwa pada tahun ini pemerintah Amerika memperoleh 258,1 miliar dolar dari tarif, jauh lebih besar dibandingkan 90 miliar dolar pada periode yang sama tahun lalu.
Namun jumlah itu bukan triliunan dolar, dan tidak jelas bagaimana Trump dapat mengembalikan pajak yang diberlakukan secara sepihak melalui deklarasi darurat ekonomi.
Defisit anggaran tahunan Amerika untuk tahun fiskal lalu mencapai 1,8 triliun dolar, jauh lebih besar daripada pendapatan tarif yang diklaim Trump. Meski demikian, Trump menyatakan bahwa ia mengandalkan tarif sebagai pengganti pajak penghasilan, sehingga “pada suatu waktu dalam masa depan yang tidak terlalu jauh, kita bahkan tidak akan memiliki pajak penghasilan”.
Janji Trump tentang Renovasi Bandara Internasional Dulles
Dalam rapat kabinet, Trump juga berjanji akan merenovasi Bandara Internasional Dulles di Sterling, Virginia, yang ia sebut sebagai “bandara dengan desain buruk”. Ia menegaskan, “Kami akan membangun kembali Bandara Dulles, karena bandara itu tidak bagus. Seharusnya menjadi bandara yang hebat.”
Trump memuji Eero Saarinen, arsitek terminal utama bandara, sebagai “salah satu arsitek terbesar dunia”, tapi menyebut bangunan itu sebagai “gedung hebat di bandara yang buruk”. Ia menyinggung adanya “rencana luar biasa” untuk renovasi bandara tersebut.
Sean Duffy, Menteri Transportasi Amerika Serikat, menambahkan bahwa pemerintah akan membuka tender untuk pengerjaan “aula bergerak” setelah insiden kecelakaan kendaraan penumpang di bandara. Ia menekankan bahwa bandara tersebut bukanlah bandara besar yang dapat segera dijadikan unggulan oleh pemerintah saat ini.
Pada awal Oktober, Trump melakukan kunjungan tak terjadwal ke Bandara Dulles, yang menurut Gedung Putih bertujuan meninjau “proyek-proyek potensial masa depan”.
Bandara ini melayani kawasan Washington D.C., dinamai sesuai dengan John Foster Dulles, Menteri Luar Negeri pada masa pemerintahan Presiden Eisenhower, dan dibuka pada tahun 1962.(sl)