Tujuan Kunjungan Trump ke Jepang
(last modified Sun, 05 Nov 2017 12:02:02 GMT )
Nov 05, 2017 19:02 Asia/Jakarta

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump di safarinya ke Asia dilaporkan tiba di Jepang.

Trump saat bertemu dengan tentara Amerika di pangkalan militer Yokota dalam sebuah retorika keras anti Korea Utara mengatakan, jangan ada yang meremehkan tekad kuat Amerika Serikat. Presiden Amerika berharap selama kunjungannya ke Asia yang mencakup Jepang, Korea Selatan, Cina, Vietnam dan Filipina, dirinya mampu semakin menekan Pyongyang untuk mengubah kebijakannya terkait nuklir dan rudal.

Dalam hal ini, pertemuan Trump dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dinilai sangat penting. Abe yang baru-baru ini memenangkan pemilu perlemen tercatat sebagai sekutu regional Amerika yang memberi dukungan lebih ketimbang lainnya terhadap kebijakan keras Trump terhadap Korea Utara.

Bagi Jepang yang selama beberapa bulan terakhir menyaksikan penembakan rudal Korea Utara di atas wilayahnya, menilai Pyongyang sebagai ancaman paling berbahaya bagi negara ini. Petinggi Jepang berharap kebijakan dan pamer pemerintah Trump kepada Korut mampu memaksa Pyongyang meninjau ulang program nuklir dan rudalnya. Padahal hasil dari kebijakan dan pamer Washington tersebut hingga kini hanya mendorong uji coba lebih besar rudal dan nuklir Korea Utara.

Perundingan Trump dengan para pemimpin Jepang tidak terbatas pada isu keamanan dan metode menghadapi Korea Utara, tapi diharapkan ada perundingan hangat antara kedua negara di bidang perdagangan. Trump ketika tiba di Jepang, presiden Amerika ini sebelumnya berjanji kepada warganya untuk memangkas volume perdagangan negara ini dengan mitranya. Dalam hal ini, Trump memilih slogan America First (Utamakan Amerika) dan keputusannya pertama sebagai presiden (Keppres) adalah keluarnya Amerika dari pakta perdagangan Trans-Pacific Partnership (TPP).

Pendekatan seperti ini bagi Jepang, negara yang memiliki nilai perdagangan sekitar 200 miliar dolar dengan Amerika dan surplus perdagangan sekitar 70 miliar dolar, tentu sangat mengkhawatirkan. Setiap bentuk perubahan di hubungan perdagangan antara Tokyo dan Washington serta penerapan represi Trump untuk membuka pasar Jepang bagi produk  Amerika akan memberikan pukulan berat bagi perekonomian negara ini.

Oleh karena itu, sepertinya para petinggi Jepang selama kunjungan Trump tidak akan memberi konsesi perdagangan besar kepada presiden Amerika, kecuali dengan agitasi Washington soal isu Korea Utara, Jepang untuk menjamin keamananya, rela melepas kepentingannya dihadapan Amerika.

Donald Trump sebagai bisnismen berpengalaman, juga menerapkan kebijakan ini terhadap Arab Saudi dan dengan menebar sentimen anti Iran, selama kunjungannya ke Riyadh berhasil meneken kontrak senilai 450 miliar dolar dengan Arab Saudi.

Kini muncul pertanyaan, seberapa besar pengaruh agitasi Amerika terkait potensi menyikapi Korea Utara bagi pemerintah Jepang? (MF)

Tags