BRICS Berupaya Lucuti Dolar, Lavrov: Amerika Mengganggu Perdagangan Dunia
Menteri Luar Negeri Rusia menekankan urgensi reformasi Dewan Keamanan PBB, dan mengatakan, "BRICS mendukung peningkatan keterwakilan negara-negara Asia, Afrika dan Amerika Latin di badan ini".
Tehran, Parstoday- Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dalam wawancaranya baru-baru ini dengan jaringan internasional BRICS mengumumkan rencana kelompok tersebut untuk menciptakan sistem keuangan dan pembayaran yang independen, serta mereformasi lembaga-lembaga global seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan,"Negara-negara BRICS ingin meninjau kembali perolehan suara negara-negara di lembaga-lembaga ini dan memainkan peran yang sepadan dengan posisi ekonomi mereka dalam perekonomian dunia,".
Menurut Menteri Luar Negeri Rusia, Amerika Serikat, dengan hak vetonya, menghalangi perubahan yang diperlukan dan menghambat peran adil negara-negara berkembang.
“Suara negara-negara BRICS dan negara-negara berkembang lainnya di Dana Moneter Internasional (IMF) secara tidak adil lebih rendah dibandingkan kontribusi riil mereka terhadap perekonomian global,” ujar Lavrov.
Lavrov juga menunjukkan peran Amerika dalam mengganggu fungsi WTO, dengan menambahkan, "Organisasi Perdagangan Dunia didirikan untuk menangani perselisihan perdagangan, namun dengan menjegal pertemuan badan ini, Amerika telah mencegah organisasi tersebut menangani isu-isu seperti dumping dan tarif yang tidak adil".
Menghadapi kondisi tersebut, BRICS berupaya menciptakan sistem keuangan alternatif dan mengurangi ketergantungan terhadap dolar.
Lavrov menyatakan bahwa dolar AS telah menjadi senjata untuk mengendalikan perekonomian global, dan BRICS ingin menghindari risiko yang ada dengan menyiapkan mekanisme pembayaran berdasarkan mata uang nasional.
“Penggunaan dolar secara instrumental merupakan ancaman terhadap stabilitas global, dan kami mencari sistem paralel yang mengurangi ketergantungan pada dolar,” katanya.
Program ekonomi BRICS lainnya adalah menciptakan platform baru untuk interaksi ekonomi.
Mengacu pada proposal Rusia untuk meluncurkan platform pertukaran biji-bijian dan investasi, Lavrov menambahkan bahwa rencana ini disambut baik oleh negara-negara BRICS di Afrika.
“Membuat platform ini merupakan peluang bagi negara-negara berkembang untuk menggunakan kapasitas ekonomi mereka dengan cara yang lebih baik,” papar Menlu Rusia.
Lavrov juga menunjuk pada perluasan BRICS baru-baru ini dan bergabungnya negara-negara seperti Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, dengan mengatakan: “Para anggota baru ini, yang memiliki kredibilitas internasional, telah meningkatkan posisi BRICS.”
Mengenai posisi Iran di BRICS, Menlu Rusia menjelaskan, "Republik Islam Iran telah bergabung dengan BRICS sebagai kekuatan ekonomi yang penting dan memainkan peran yang efektif dalam memperkuat posisi kelompok tersebut."
Merujuk pada pengaruh budaya BRICS, Menteri Luar Negeri Rusia mengumumkan diadakannya pertandingan olahraga BRICS yang pertama pada musim panas, dan mengatakan bahwa kompetisi tersebut diadakan dengan partisipasi lebih dari 80 negara.
Dia menambahkan, “Pertandingan ini adalah kesempatan baik untuk memperkuat ikatan budaya dan solidaritas antarnegara anggota”.
Lavrov menyebutkan perlunya reformasi Dewan Keamanan PBB dan mengatakan bahwa BRICS mendukung peningkatan keterwakilan negara-negara Asia, Afrika dan Amerika Latin di badan tersebut.
Ia menyatakan bahwa keterwakilan negara-negara Barat di Dewan Keamanan PBB terlalu berlebihan dan BRICS mendukung reformasi yang akan meningkatkan keterwakilan negara-negara berkembang.(PH)