Pars Today - Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran menyatakan bahwa AS menggunakan ketergantungan negara pada dolar sebagai senjata dan mengumumkan bahwa de-dolarisasi adalah keinginan hampir semua negara dan bangsa yang mencintai kebebasan di dunia.
Parstoday- Dalam beberapa tahun terakhir, kebijakan de-dolarisasi menjadi agenda kerja banyak negara dunia, khususnya mereka yang menjadi sasaran sanksi Amerika Serikat.
Parstoday- Kandidat Republik di pilpres AS, Donald Trump mengklaim bahwa dirinya mampu menghentikan proses dedolarisasi di dunia.
Indonesia dan Korea Selatan telah sepakat untuk meninggalkan mata uang dolar dengan menggunakan mata uang nasional masing-masing negara dalam transaksi bilateral.
Menyusul upaya sejumlah negara, terutama Iran dan Rusia untuk menghadapi kebijakan unilateralis Amerika Serikat, dolar dihapus dari transaksi perdagangan kedua negara.
Amerika Serikat telah menjadi salah satu arsitek terbesar dalam perkembangan Israel sebagai rezim palsu di dunia setelah tahun 70an.
Presiden Republik Islam Iran, menilai partisipasi luas dalam pemilu Parlemen 2024, adalah teriakan "tidak" yang disampaikan rakyat Iran, terhadap kubu arogansi global.
Rusia, Cina dan India, adalah tiga negara anggota BRICS, yang akan segera menyingkirkan penggunaan dolar Amerika, dari 95 persen transaksi perdagangannya.
Yahya Ibrahim Hassan Sinwar, 62, adalah pemimpin Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) di Jalur Gaza. Posisi Yahya Sinwar menjadikannya penghubung antara Biro Politik Hamas dengan Brigade Izzuddin Al-Qassam.
Seorang pejabat Rusia menyajikan statistik produksi dan konsumsi biji-bijian di antara negara-negara anggota kelompok BRICS, dan mengumumkan kapasitas besar kelompok ini untuk berdagang tanpa menggunakan dolar AS.