Anggota JCPOA Siap Implementasikan Seluruh Kesepakatan Nuklir

Deputi Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Jumat malam (25/5) di akhir pertemuan komisi bersama Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) di Wina menyatakan, anggota JCPOA yang ikut dalam pertemuan ini menegaskan komitmennya untuk mengimplementasikan secara keseluruhan kesepakatan nuklir dan penghapusan sanksi terkait nuklir untuk menormalkan hubungan ekonomi dan perdagangan dengan Iran merupakan bagian penting JCPOA.

Menurut laporan IRNA, Helga Schmid, Deputi Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa dalam pernyataannya menjelaskan bahwa anggota JCPOA menyesalkan keluarnya Amerika Serikat dari kesepakatan internasional ini dan pengumuman penetapan kembali sanksi Washington yang telah dibatalkan oleh JCPOA.

Dalam pernyataan Deputi Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa disebutkan bahwa JCPOA merupakan salah satu komponen utama struktur non-proliferasi global dan pencapaian diplomatik yang sangat penting dan disetujui oleh resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat.

Helga Schmid dalam pernyataannya menekankan bahwa anggota JCPOA dalam pertemuan ini akan membahas konsekuensi yang mungkin dari penetapan kembali sanksi AS dan langkah-langkah bersama untuk menemukan solusi operasional selama beberapa pekan ke depan terkait isu-isu seperti mempertahankan dan memperdalam hubungan ekonomi dengan Iran, kelanjutan penjualan minyak dan produk olahan minyak, transfer terkait interaksi perbankan yang efektif dengan Iran, kelanjutan transportasi laut, darat, udara dan kereta api dengan Iran, pemberian kredit ekspor lebih banyak dan membuka jalur-jalur khusus di bidang keuangan, perbankan, asuransi dan perdagangan dengan maksud untuk memfasilitasi kerjasama ekonomi dan keuangan.

Pertemuan ini diselenggarakan hari Jumat sesuai permintaan Iran dengan tujuan membahas konsekuensi keluarnya Amerika dari JCPOA dan bagaimana mendapat kepastian implementasi berkelanjutan di segala bidang dari kesepakatan nuklir ini.

Pertemuan ini dihadiri wakil-wakil dari Iran, Inggris, Perancis, Jerman, Rusia dan Deputi Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa serta Yukia Amano, Dirjen Badan Energi Atom Internasional.(SL)