Peringatan Keras Perancis untuk Politik Dagang Trump
https://parstoday.ir/id/news/world-i59820-peringatan_keras_perancis_untuk_politik_dagang_trump
Jean-Yves Le Drian, Menteri Luar Negeri Perancis, mengkritik tajam politik ekonomi Presiden AS Donald Trump terhadap Uni Eropa. Dalam pernyataan terbarunya, Le Drian menekankan bahwa Uni Eropa tidak akan mengijinkan Presidan Amerika Serikat menimbulkan instabilitas dalam politik perdagangan Eropa.
(last modified 2025-10-07T09:39:18+00:00 )
Jul 13, 2018 19:26 Asia/Jakarta
  • Jean-Yves Le Drian
    Jean-Yves Le Drian

Jean-Yves Le Drian, Menteri Luar Negeri Perancis, mengkritik tajam politik ekonomi Presiden AS Donald Trump terhadap Uni Eropa. Dalam pernyataan terbarunya, Le Drian menekankan bahwa Uni Eropa tidak akan mengijinkan Presidan Amerika Serikat menimbulkan instabilitas dalam politik perdagangan Eropa.

Peringatan tegas pejabat tinggi Perancis itu mengemuka menyusul ancaman perdagangan Trump terhadap Eropa. Sebelum kunjungannya ke Brussel untuk menghadiri KTT Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Trump dalam pesan Twitternya kembali menggarisbawahi defisit perdagangan 151 miliar dolar Amerika Serikat dalam perdagangan dengan Uni Eropa.

 

Trump mengklaim bahwa Eropa mengeruk keuntungan besar menyusul rendahnya tarif impor, sementara Eropa klaim yang sama juga dikemukakan pihak Uni Eropa. Amerika Serikat dinilai sangat diuntungkan dalam hubungan dagang dan ekonomi dengan Eropa. Dengan demikian tidak benar jika hanya satu pihak yang diuntungkan.

perang dagang AS-Eropa

 

Di sisi lain, Eropa mengkhawatirkan Trump berupaya mengaitkan berbagai masalah perdagangan dengan isu belanja militer dan NATO. Stefano Stefanini, mantan perwakilan Italia di NATO mengatakan, "Jika benar-benar ada ancaman yang mengaitkan keamanan dengan perdagangan, maka [masalah ini] akan menghancurkan seluruh pondasi NATO."

 

Pemerintah Trump telah menetapkan tarif baru sebesar 10-25 persen terhadap impor baja dan alumunium dari negara-negara Eropa, Kanada, Meksiko, Cina dan Rusia. Sebaliknya, negara-negara yang terkenal tarif impor juga membalas langkah Washington dengan menetapkan tarif impor besar pada produk Amerika Serikat.  

 

Secara keseluruhan politik Trump dalam beberapa bulan terakhir telah menimbulkan gejolak di tingkat internasional dan bahkan Bank Dunia telah memperingatkan potensi besar terjadinya perang dagang. Prinsip America First yang diterapkan Trump, telah menciptakan sebuah langkah terpadu di dunia untuk melawan kebijakan Amerika Serikat.

 

Robert Mally, mantan anggota Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat berpendapat bahwa unilateralisme Trump akan kian membuat Amerika Serikat terkucil, dengan keluarnya Washington dari JCPOA dan pemberlakuan tarif dagang terhadap sekutu terdekat Amerika Serikat.  

 

Di samping itu, protes di dalam negeri juga semakin meningkat menyusul politik ekonomi Trump. Muncul kekhawatiran dari pihak produsen dalam negeri bahwa politik dagang pemerintahan Trump saat ini akan membebani para produsen dalam negeri dan dampaknya akan langsung dirasakan oleh para buruh.

 

Menurut banyak pengamat, dampak dari politik tersebut pada akhirnya akan menjerat pemerintahan Trump. Perspektif Turmp tidak dapat menjamin kembalinya lapangan kerja yang telah sirna di Amerika Serikat. Karena perekonomian global berdasarkan interaksi dan globalisasi, di mana politik Trump saat ini tidak akan memiliki tempat di dalamnya.(MZ)