Publik semakin tidak Percaya pada Manajemen Ekonomi Trump
https://parstoday.ir/id/news/world-i178582-publik_semakin_tidak_percaya_pada_manajemen_ekonomi_trump
Pars Today – Sebuah jajak pendapat terbaru menunjukkan Donald Trump berada pada peringkat persetujuan ekonomi terburuk selama masa kepresidenannya, dengan 55 persen warga Amerika tidak menyetujui kinerja ekonominya.
(last modified 2025-10-19T10:45:12+00:00 )
Okt 19, 2025 17:38 Asia/Jakarta
  • Presiden AS Donald Trump
    Presiden AS Donald Trump

Pars Today – Sebuah jajak pendapat terbaru menunjukkan Donald Trump berada pada peringkat persetujuan ekonomi terburuk selama masa kepresidenannya, dengan 55 persen warga Amerika tidak menyetujui kinerja ekonominya.

Menurut jajak pendapat CNBC yang dilakukan pada Oktober 2024, peringkat persetujuan ekonomi Presiden AS Donald Trump telah turun secara signifikan. Peringkat persetujuannya di bidang ekonomi telah mencapai 42 persen, sementara 55 persen tidak menyetujui kinerjanya. Angka ini menunjukkan popularitas negatif bersih sebesar 13 persen, yang merupakan angka terburuk selama dua periode kepresidenannya.

 

Menurut Pars Today mengutip IRNA, penurunan popularitas ini terlihat jelas dalam indikator ekonomi makro. Hanya 34 persen warga Amerika yang menyetujui kinerja Trump dalam mengelola inflasi dan biaya hidup, sementara 62 persen tidak menyetujuinya. Kebijakan tarif barunya juga mendapat tentangan dari 56 persen publik. Opini publik terhadap ekonomi juga semakin suram, dengan hanya 27 persen yang menilai ekonomi "baik" atau "sangat baik."

 

Kekhawatiran ekonomi juga merembet ke pasar kerja. Lebih dari seperempat buruh khawatir akan dipecat tahun depat yang akan menjadi angka tertinggi sejak tahun 2022 hingga kini. Angka pengangguran juga mencapai 4,3 persen dan merupakan angka tertinggi dalam empat tahun lalu.

 

Menurut para pakar, peningkatan biaya hidup berdampak lebih besar pada ketidakpercayaan publik dibandingkan penutupan pemerintah. Selain itu, 53 persen publik menyalahkan Partai Republik di Kongres dan presiden atas konsekuensi ekonomi dari penutupan pemerintah. Penurunan popularitas ini dapat menjadi ancaman serius bagi ambisi Trump di pemilu tahun 2026. (MF)