Tekad Korea Utara untuk Memperluas Hubungan dengan Rusia
Deputi Menteri Luar Negeri Korea Utara mengumumkan, Pyongyang bertekad untuk memperluas hubungan dengan Moskow di berbagai bidang.
Im Chun Il, Deputi Menlu Korut dalam pertemuan dengan timpalannya dari Rusia, Igor Morgulov di Moskow saling bertukar pikiran soal bagaimana memperluas hubungan kedua negara.
Deputi Menlu Korea Utara dalam pertemuan ini menekankan bahwa negaranya siap untuk mengembangkan hubungan dan memperluas hubungan dengan Rusia.
Kementerian luar negeri Rusia mengumumkan bahwa pembahasan transformasi di Semenanjung Korea adalah di antara isu-isu lain yang dibahas pada pertemuan antara Deputi Menteri Luar Negeri Korea Utara dan Rusia di Moskow.
Kunjungan pejabat tinggi Korea Utara ke Rusia setelah kegagalan pembicaraan antara Donald Trump, Presiden Amerika Serikat dan Kim Jong-un, Pemimpin Korea Utara di Hanoi, ibukota Vietnam, memperkuat gagasan bahwa Kim Jong-un berencana untuk melakukan perjalanan ke Moskow dalam waktu dekat.
Sikap Korea Utara dalam memperkuat hubungan dengan Rusia setelah putaran kedua negosiasi Pyongyang dan Washington di Vietnam berakhir gagal membawa pesan kepada pemerintah Amerika Serikat bahwa bila Korea Utara gagal meraih tuntutannya dalam perundingan dengan Gedung Putih akan beralih pada pengembangan kemitraan strategis dengan para pesaing internasional Amerika Serikat. Keinginan ini juga ada di antara para pesaing Amerika Serikat, terutama Rusia dan Cina, untuk menggunakan hubungan dengan Korea Utara sebagai cara untuk memberikan tekanan pada Gedung Putih.
Kapasitas ini juga akan diberikan kepada pemerintah Rusia dan Cina, bila perundingan Korea Utara dan Amerika Serikat mengalami kegagalan total dan kembalinya Pyongyang ke periode sebelum dimulainya perundingan, yang disertai dengan penghentian uji coba rudal dan nuklir Korea Utara, akan memaksa Washington untuk melakukan pendekatan dan pembicaraan dengan para pejabat Moskow dan Beijing dalam kerangka kebijakan kontrol Korea Utara. Karena mereka memiliki kemampuan untuk mempengaruhi Korut.
Igor Morgulov, Deputi Menteri Luar Negeri Rusia kepada Kantor Berita Sputnik mengatakan, "Amerika Serikat meminta bantuan agar dalam agenda perundingan dengan Korea Utara juga dibicarakan soal pelucutan senjata nuklir di Semenanjung Korea."
Tentu saja perlu dicatat bahwa, terlepas dari beberapa perbedaan Korea Utara dengan Rusia dan Cina tentang kepatuhan mereka terhadap resolusi sanksi Dewan Keamanan PBB, tetapi poin kesamaan ideologi antara Pyongyang, Beijing dan Moskow, terutama permusuhan bersama dengan Amerika Serikat, telah menyebabkan mereka, terutama selama era Trump, memanfaatkan kapasitas konvergensi dalam menghadapi kebijakan-kebijakan yang memusuhi dari Gedung Putih.
Tentu saja, perlu dicatat bahwa bagian dari strategi Korea Utara untuk mengembangkan hubungan dengan Rusia adalah keluar dari ketergantungan tradisional pada Cina, yang telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, khususnya di masa peningkatan sanksi, dan kebergantungan Pyongyang ke Beijing menyebabkan Korea Utara tidak punya alternatif dalam kondisi seperti ini.
Oleh karena itu, peningkatan kerja sama dengan Rusia juga dapat digunakan oleh Korea Utara untuk memiliki keragaman kekuatan yang dapat diandalkan seperti Moskow untuk dapat dimanfaatkan untuk menyeimbangkan hubungan dua Korea