Pesan Kontradiktif Pemerintah Trump ke Iran
https://parstoday.ir/id/news/world-i70652-pesan_kontradiktif_pemerintah_trump_ke_iran
Donald Trump, Presiden Amerika Serikat selalu mengambil sikap permusuhan terhadap Republik Islam Iran dan menekankan pendekatan tekanan maksimum atas Tehran dengan tujuan memaksa Iran untuk menerima tuntutan Washington.
(last modified 2025-10-25T09:16:00+00:00 )
May 30, 2019 18:13 Asia/Jakarta
  • Sergei Ryabkov, Deputi Menteri Luar Negeri Rusia
    Sergei Ryabkov, Deputi Menteri Luar Negeri Rusia

Donald Trump, Presiden Amerika Serikat selalu mengambil sikap permusuhan terhadap Republik Islam Iran dan menekankan pendekatan tekanan maksimum atas Tehran dengan tujuan memaksa Iran untuk menerima tuntutan Washington.

Sekalipun demikian, berbeda dengan harapan pemerintah Trump pendekatan negatif ini tidak memberikan dampak sesuai yang diinginkan Washington. Oleh karenanya, sekarang ada tanda-tanda yang menunjukkan kesiapan Amerika Serikat untuk melakukan perundingan dengan Iran. Salah satunya, selain menyampaikan kesiapannya untuk melakukan perundingan dengan Tehran, Trump menekankan bahwa ia telah memberikan nomor telepon kepada pihak Swiss sebagai pelindung kepentingan Amerika Serikat di Iran agar para pejabat Iran menghubunginya. Dalam lawatan terbarunya ke Jepang, Trump bahkan menyambut mediasi Shinzo Abe, Perdana Menteri Jepang ke Tehran.

Sergei Ryabkov, Deputi Menteri Luar Negeri Rusia

Dengan adanya pengambilan sikap dan langkah-langkah yang demikian, tapi Washington tetap mengintensifkan tekanannya terhadap Iran dan memperluas kekhawatiran akan Iranophobia serta menghendaki persatuan negara-negara Arab untuk menghadapi apa yang diistilahkan mereka sebagai "ancaman Iran". Dengan cara ini, pemerintah Trump menjalankan kebijakan intensifikasi tekanan dan mengajak berunding Iran dalam waktu yang bersamaan.

Sekaitan dengan hal ini, Morgan Ortagus, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS mengklaim bahwa negaranya akan melanjutkan penerapan tekanan maksimum terhadap Iran, sehingga Tehran terpaksa berunding.

Ortagus dalam konferensi pers mengklaim, "Kami akan tetap melanjutkan penerapan tekanan maksimum, agar negara ini terpaksa berunding terkait satu kesepakatan komprehensif baru."

Amerika setelah keluar dari kesepakatan Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) menggelar kampanye di segala bidang untuk menerapkan tekanan terhadap Iran. Washington mengumumkan bahwa tujuan dari kampanye ini adalah mencapai kesekapatan baru dengan Tehran yang memuat semua masalah yang diinginkan oleh Amerika Serikat.

Pendekatan Amerika Serikat ini membangkitkan protes keras Rusia sebagai satu kekuatan internasional penentang tujuan dominasi Washington. Sekaitan dengan halini, Sergei Ryabkov, Deputi Menteri Luar Negeri Rusia setelah melakukan kunjungan ke Tehran dan berunding dengan para pejabat Iran mengritik sika pemerintah AS terhadap Iran dan mengatakan bahwa Washington ingin menakut-nakuti Iran.

Ryabkov saat diwawancarai surat kabar Rossiyskaya Gazeta tentang kebijakan AS terhadap Iran mengatakan, "Kita menyaksikan tekanan berat Amerika Serikat terhadap Iran dan upaya untuk menakut-nakuti negara ini... Pada saat yang sama, tidak ada agenda positif dari pihak AS dan Amerika Serikat tidak memberikan alternatif lain serta hanya menyatakan siap untuk berunding. Tetapi ini tidak dapat menjadi dasar bagi sebuah dialog yang hakiki."

Ryabkov dalam wawancara yang dilakukan Kamis dini hari waktu Tehran mengatakan, "Bila Amerika Serikat benar-benar menginginkan interaksi dan dialog dengan Iran, sudah seharusnya mengumumkan kesiapan untuk berunding dengan Iran tentang apa saja."

Pendekatan permusuhan dan standar ganda Amerika Serikat serta ketidakjujuran mereka menyebabkan Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam pertemuan dengan ribuan dosen dari berbagai perguruan tinggi Iran Rabu malam (29/5) menjelaskan bahwa perundingan bagi Amerika Serikat adalah strategi untuk menyempurnakan strategi tekanan terhadap Iran.

Ayatullah Khamenei menekankan kembali bahwa Republik Islam Iran secara mutlak tidak akan melakukan perundingan dengan Amerika Serikat, seraya mengatakan, "Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya, tidak berunding dengan Amerika Serikat dengan alasan, pertama tidak ada manfaatnya dan kedua justru merugikan."

Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam pertemuan Rabu malam dengan para dosen Iran

Rahbar pada hari Selasa (28/05) saat melakukan pertemuan dengan para pejabat tinggi negara menekankan bahwa opsi pasti bangsa Iran adalah resistensi mengahadapi AS dan dalam pertentangan ini akan memaksa Amerika mundur.

Pendekatan Amerika Serikat dalam menghadapi Iran tidak hanya ancaman, tapi juga kekuatan dan pemaksaan. Sekalipun demikian, Iran selama 40 tahun lalu selalu tegar menghadapi pelbagai kebijakan dan langkah-langkah AS, sehingga praktis menggagalkan konspirasi Washington. Pada saat yang sama, Iran membuktikan dengan keberhasilan mampu mengalahkan sanksi-sanksi Amerika Serikat dan menghadapi kebijakan permusuhan pemerintah Trump.