Dinamika Asia Tenggara, 27 Juli 2019
(last modified Sat, 27 Jul 2019 05:47:54 GMT )
Jul 27, 2019 12:47 Asia/Jakarta
  • Bendera Cina dan negara-negara anggota ASEAN
    Bendera Cina dan negara-negara anggota ASEAN

Dinamika Asia Tenggara sepekan terakhir menyoroti sejumlah isu di antaranya mengenai kesepakatan baru ASEAN dan Cina tentang kode Etik masalah Laut Cina Selatan.

Isu lainnya tentang pernyataan militer Filipina bahwa WNI sebagai pelaku pemboman Gereja Sulu, kunjungan delegasi Taliban Indonesia, dan pos tentara di selatan Thailand diserang militan.

 

negara-negara anggota ASEAN

 

Kesepakatan Baru ASEAN dan Cina tentang Kode Etik LCS

Sepuluh negara ASEAN dan Cina telah menyepakati pembacaan pertama isi kode etik (Code of Conduct/CoC) Laut Cina Selatan (LCS) baru-baru ini.

Masalah disampaikan Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI, Jose Antonio Morato Tavares Jumat (26/7). Ia mengatakan, proses perundingan CoC Laut Cina Selatan antara Cina dan ASEAN baru dua hari lalu selesai, dan kedua pihak sudah menyelesaikan first reading CoC di Penang, Malaysia.

Menurut Jose, penyelesaian tahap pertama pembacaan isi CoC ini sebagai kemajuan signifikan terkait penyelesaian kode etik Laut China Selatan yang telah digodok hampir dua dekade lamanya.

Kode etik ini sengaja dibentuk untuk mengatur negara-negara yang berada di sekitar Laut China Selatan, menyusul sengketa antara China dan sejumlah negara ASEAN yang saling mengklaim perairan itu.

Laut China Selatan menjadi perairan rawan konflik setelah China mengklaim hampir 90 persen wilayah yang kaya sumber daya alam itu. Klaim China itu tumpang tindih dengan sejumlah negara seperti Malaysia, Filipina, Vietnam, Brunei, bahkan Taiwan.

Kerangka CoC Laut China Selatan telah disepakati China dan 10 negara ASEAN sekitar Agustus 2017 lalu. Kini, kedua belah pihak tengah melanjutkan perundingan mengenai substansi teknis kode etik tersebut.

Walaupun demikian masih ada sejumlah hal teknis yang perlu dirundingkan kedua belah pihak sebelum benar-benar mengimplementasikan kode etik ini, seperti penentuan luas wilayah yang terdampak CoC dan keputusan apakah aturan ini mengikat hukum atau tidak.

 

Ledakan bom di gereja Sulu

Militer Filipina: WNI, Pelaku Pemboman Gereja Sulu

Angkatan Bersenjata Filipina Rabu (24/7) menyatakan bahwa dua pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Our Lady of Mount Carmel di Jolo, Sulu, pada 27 Januari 2019 lalu adalah warga negara Indonesia.

Our Lady of Mount Carmel di Jolo, Sulu, pada 27 Januari 2019 lalu adalah warga negara Indonesia.

Pernyataan ini mengkonfirmasi laporan Polri sebelumnya menyatakan pelaku merupakan pasangan suami-istri Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani Saleh.

"Laporan media yang mengutip keterangan dari pihak berwenang Indonesia bahwa para pelaku dalam ledakan di Katedral Mount Carmel di Jolo, Sulu adalah sepasang suami istri asal Indonesia seperti sejalan seluruh penyelidikan yang kami lakukan," ujar juru bicara militer Filipina, Brigadir Jenderal Edgard Arevalo, dilansir CNN Kamis (25/7).

"Angkatan bersenjata Filipina telah membagikan sejumlah rekaman dan informasi penting dengan mitra di Indonesia. Data-data tersebut diperoleh dari penyelidikan kami sendiri dan intelijen," kata Arevalo.

Kepolisian RI berhasil mengidentifikasi dua pelaku bom bunuh diri di sebuah gereja di Jolo, Filipina awal tahun ini. Hasilnya, kedua pelaku merupakan warga negara Indonesia (WNI).

"Dua orang Indonesia atas nama Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani Saleh, ini yang diduga sebagai pelaku suicide bomber di Filipina," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Selasa (23/7).

Dedi menjelaskan awalnya Polri dan kepolisian Filipina hanya berhasil mengantongi hasil pemeriksaan terhadap lima tersangka. Dari hasil pemeriksaan kelimanya diperoleh informasi bahwa dua pelaku yang melakukan bom bunuh diri berasal dari Indonesia.

 

delegasi Taliban

Delegasi Taliban Bertolak ke Indonesia

Kelompok Taliban, Jumat (26/7/2019) mengumumkan, sebuah delegasi yang terdiri dari 8 orang pimpinan kelompok ini di Qatar, bertolak ke Indonesia.

Kantor berita Afghanistan, Afghan Voice Agency (AVA), Jumat (26/7) melaporkan, Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid di laman Twitternya menulis, delegasi Taliban yang berkunjung ke Indonesia itu dipimpin oleh Mullah Baradar.

Mujahid menambahkan, delegasi Taliban dalam lawatannya ke Indonesia akan bertemu dengan sejumlah pejabat negara ini untuk membicarakan perdamaian dan masa depan Afghanistan.

Menurut keterangan AVA, tahun lalu Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan ulama Afghanistan, Pakistan dan Indonesia.

Dalam pertemuan itu, para ulama menyeru semua kelompok berseteru di Afghanistan termasuk Taliban untuk menghentikan perang, dan menerima ajakan damai pemerintah Kabul.

 

Pos Tentara di Selatan Thailand Diserang

Sebuah pos militer di kawasan selatan Thailand diserang orang tak dikenal yang menyebabkan sedikitnya empat orang tewas.

Kolonel Thanawee Suwannarat Rabu (24/7) mengatakan, sebanyak empat orang terbunuh termasuk seorang sersan mayor, dua relawan pertahanan dan satu penduduk setempat.

Seorang polisi Pattani membenarkan kejadian itu merenggut korban jiwa. Ia juga mengatakan ada dua korban lain yang berada di rumah sakit dalam kondisi kritis.

Juru bicara tentara juga melaporkan serangan ini terjadi ketika kelompok militan menyerang pangkalan militer di provinsi Pattani dengan melemparkan sejumlah granat dan menggunakan senapan otomatis selama hampir satu jam.(PH)

 

 

 

 

 

Tags