AS Tinjauan dari Dalam, 20 Oktober 2019
(last modified Sun, 20 Oct 2019 09:19:44 GMT )
Okt 20, 2019 16:19 Asia/Jakarta
  • Presiden AS Donald Trump
    Presiden AS Donald Trump

Transformasi Amerika Serikat selama sepekan terakhir diwarnai sejumlah isu penting di antaranya, surat Trump kepada Erdogan yang mengatakan jangan bodoh kepada presiden Turki.

Selain itu, ada isu lainnya seperti, Sanders menyebut Trump presiden paling korup, klaim asisten menlu AS bahwa pengiriman pasukan ke Timur Tengah untuk menekan Iran, Menlu AS: Saya Bahas Pengaruh Iran dengan PM Israel, Kecaman Demokrat-Republik terhadap Trump.

Donald Trump

Trump kepada Erdogan; Jangan Bodoh

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam suratnya kepada sejawatnya dari Turki, Recep Tayyip Erdogan, dengan retorika tak terhormat dan di luar prinsip diplomatik meminta Erdogan untuk tidak bodoh.

Seperti dilaporkan Fox News, Trump di suranya ini kepada Erdogan menulis, jangan bodoh dan melakukan pembantaian di Suriah, karena jika demikian maka Amerika akan menghancurkan ekonomi Turki.

Tanggal 9 Oktober yakni hari pertama invasi militer Turki ke Utara Suriah, terlihat di surat tersebut.

Di bagian lain surat Trump disebutkan, "Saya telah bekerja keras untuk menyelasikan sejumlah kesulitan Anda. Jangan buat dunia pesimis!"

Di sisi lain, petinggi Turki sampai saat ini belum menunjukkan respon atas perilisan konten surat ini, namun sepertinya surat ini dirilis Gedung Putih untuk mereduksi kritikan terhadap Trump.

Pengumuman penarikan pasukan AS dari Suriah, kontak telepon Trump dengan Erdogan dan kemudian disusul dengan invasi militer Turki ke utara Suriah pada 9 Oktober lalu merupakan lampu hijau Trump kepada Erdogan untuk melancarkan agresi ini.

Bernie Sanders-Trump

Sanders: Trump Presiden AS paling Korup

Bakal kandidat pilpres AS 2020 dari kubu Demokrat menyebut Presiden Donald Trump, presiden paling korup di sejarah Amerika Serikat.

CNN melaporkan, Bernie Sanders di debat keempat kandidat internal pilpres Partai Demokrat di negara bagian Ohio mengatakan, Trump melakukan sabotase terkait penyidikan Robert Mueller di kasus pilpres 2016.

Menurut Sanders, Trump di skandal Ukraina berusaha merusak kehormatan Joe Biden, salah satu bakal kandidat pilpres dari Demokrat dan wakil Barack Obama, mantan presiden AS.

Biden juga mengatakan, sejak awal diyakini bahwa jika Trump mensabotase proses penyidikan Kongres, proses interpelasi dirinya harus dimulai, dan harus diupayakan untuk mengusir Trump dari Gedung Putih.

Senada dengan Sanders, Joe Biden menjelaskan, Trump presiden paling korup di sejarah negara ini.

Menyusul terbongkarnya percakapan telepon Trump dengan sejawatnya dari Ukraina yang dikenal dengan Ukrainegate, Katua DPR AS Nancy Pelosi menginstruksikan dimulainya penyidikan terkait interpelasi presiden AS.

David Schenker

Asisten Menlu AS: Pengiriman Pasukan ke Saudi untuk Tekan Iran

Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk urusan Asia Barat mengatakan, tujuan pengiriman pasukan tambahan Amerika ke Arab Saudi adalah untuk meningkatkan tekanan terhadap Iran.

Fars News (18/10/2019) melaporkan, David Schenker, Jumat (18/10) dalam wawancara dengan stasiun televisi Al Jazeera menuturkan, pengiriman pasukan tambahan ke Saudi dilakukan untuk merespon meningkatnya eskalasi ketegangan pasca serangan ke kilang minyak Aramco, dan tujuannya untuk menambah tekanan terhadap Iran.

Ia menambahkan, Amerika dalam proses pembentukan koalisi maritim internasional di Teluk Persia untuk menghadapi Iran, mencoba terus bersabar.

Soal keputusan Presiden Amerika menarik pasukan dari Suriah, Schenker menjelaskan, pasukan Amerika berada dalam kondisi bahaya di Suriah, dan kami terpaksa menarik mundur mereka.

Menlu AS Mike Pompeo

Menlu AS: Saya Bahas Pengaruh Iran dengan PM Israel

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat mengabarkan pertemuan dirinya dengan Perdana Menteri rezim Zionis Israel, dan pembicaraan seputar perkembangan terbaru kawasan termasuk pengaruh Iran.

Fars News (18/10/2019) melaporkan, Mike Pompeo yang baru-baru ini berkunjung ke Israel menuturkan, saya sudah membicarakan upaya menghadapi Iran dengan Benjamin Netanyahu.

Sementara itu di laman Twitternya, Pompeo menulis, Netanyahu dan saya melakukan pertemuan konstruktif membahas upaya menghadapi pengaruh buruk rezim Iran dan perkembangan kawasan, serta masalah keamanan lain.

Pompeo yang bertolak ke Israel setelah mengunjungi Turki, membahas sejumlah isu regional termasuk krisis Suriah, operasi militer Turki di utara Suriah dan peningkatan kekuatan Iran di kawasan.

Sebelumnya Menlu Amerika mengungkapkan kekhawatiran terkait habisnya masa berlaku sanksi senjata Iran tahun depan, dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk memperpanjang sanksi tersebut.

DPR Amerika

Kecaman Demokrat-Republik terhadap Trump

Keputusan Presiden Donald Trump menarik pasukan Amerika dari Suriah Utara telah membuka jalan bagi serangan militer Turki ke wilayah itu. Langkah ini dikecam oleh para politisi Demokrat dan Republik di DPR AS.

DPR pada Rabu (16/9/2019) meloloskan sebuah resolusi yang mengecam keputusan Trump menarik pasukan AS keluar dari Suriah Utara. Resolusi ini disetujui oleh 354 anggota legislatif dan ditentang oleh 60 lainnya.

Resolusi itu menyatakan bahwa DPR AS mengecam keputusan Trump dan meminta pemerintah untuk mendukung milisi Kurdi Suriah. Mereka juga mendesak Turki untuk segera menghentikan operasi militer di Suriah.

Militer Turki menyerang Suriah Utara dengan alasan memerangi terorisme dan membersihkan perbatasan kedua negara dari milisi Kurdi, yang dicap oleh Ankara sebagai teroris. Serangan itu terjadi setelah penarikan pasukan AS dari wilayah tersebut atas perintah Trump.

Kelompok Kurdi menyebut tindakan AS sebagai tikaman dari belakang, karena membuka jalan bagi Turki untuk menggempur mereka.

Para anggota Kongres AS terutama kubu Demokrat, mengkritik keras keputusan Trump. Mereka percaya tindakan itu sama dengan mengkhianati sekutu, merusak citra AS dalam hal pemenuhan komitmen, memperlebar ketidakpercayaan sekutu kepada Washington, dan semakin menjauhkan mereka dari Paman Sam.

Namun, Trump membela keputusannya dan menganggap itu sejalan dengan kepentingan AS untuk menarik negaranya dari perang tanpa akhir. Trump dalam jumpa pers dengan Presiden Italia Sergio Mattarella di Gedung Putih, Rabu kemarin mengatakan bahwa ia berniat menarik pasukan AS dari tempat-tempat lain selain Suriah.

"Kami memiliki kehadiran di banyak negara, kami berada di 90 negara di seluruh dunia dan melindungi banyak dari negara-negara itu, mereka tidak menghargai apa yang kami lakukan, mereka bahkan tidak menyukai apa yang kami lakukan, dan mereka tidak suka kami," kata Trump.

Statemen ini tentu saja ditujukan kepada negara-negara yang tidak membawa keuntungan materi bagi Washington.

Trump tetap akan mempertahankan pasukan AS di negara-negara yang bersedia membayar biayanya dan juga memiliki kontrak pembelian senjata dan kerja sama militer dengan AS.

Contoh nyatanya adalah pengiriman pasukan baru dan peralatan militer AS ke Arab Saudi. Trump memandang Saudi sebagai alat dan berulang kali menghina negara itu dengan menyebutnya sebagai sapi perah.

"Anda membaca di mana kami mengirim pasukan ke Arab Saudi. Itu benar. Karena kami ingin membantu Saudi. Mereka telah menjadi sekutu yang sangat baik. Mereka setuju untuk membayar biaya pasukan AS. Mereka setuju untuk membayar sepenuhnya untuk semua yang kami lakukan di sana," ujar Trump.

 

 

 

Tags