Upaya AS untuk Menakut-nakuti Sekutu Venezuela
(last modified Fri, 19 Jun 2020 10:32:29 GMT )
Jun 19, 2020 17:32 Asia/Jakarta
  • Upaya AS untuk Menakut-nakuti Sekutu Venezuela

Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah meningkatkan tekanan terhadap Venezuela melalui penambahan sanksi. Langkah ini merupakan bagian upaya untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.

Sanksi maksimum yang diberlakukan Washington terhadap Caracas telah menyebabkan Venezuela meminta bantuan sekutunya. Melihat hal itu, Amerika berusaha menciptakan ketakutan terhadap para pendukung Venezuela agar mengurungkan niatnya untuk membantu negara ini.

Departemen Keuangan AS telah mengumumkan sanksi terhadap mereka yang berani melanggar embargo Washington terhadap Caracas. Departemen ini pada hari Kamis, 18 Juni 2020 memasukkan delapan perusahaan asing, dua kapal dan tiga individu ke dalam daftar sanksi karena melanggar sanksi yang diberlakukan terhadap Venezuela.

Di antara perusahaan yang dimasukkan ke dalam daftar sanksi adalah sebuah perusahaan Meksiko dan beberapa orang negara ini karena melakukan transaksi perdagangan dengan Venezuela.

Departemen Keuangan AS mengenakan sanksi terhadap perusahaan dagang Meksiko Libre Abordo SA de CV karena membeli minyak Venezuela melalui perjanjian bantuan minyak untuk kemanusiaan.

Libre Abordo dan afiliasinya Schlager Business Group menjadi pendukung terbesar industri minyak Venezuela setelah mereka membeli 32 juta barel minyak mentah pada tahun ini dari negara yang disanksi Amerika.

Pemegang saham perusahaan Libre Abordo, Olga Maria Zepeda Esparza, 23 tahun dan Veronica Esparza Garcia bersama Joaquin Leal Jimenez Garcia, juga dimasukkan ke dalam daftar sanksi Amerika. Berdasarkan dokumen Bloomberg, Jimenez Garcia adalah seorang pedagang minyak untuk Libre Abordo.

Menurut pengumuman Departemen Keuangan AS, semua aset perusahan-perusahan tersebut dan invidu-individu yang disebutkan telah diblokir dan warga AS juga dilarang untuk melakukan transaksi dengan mereka. Sementara itu, perusahaan Libre Abordo telah menegaskan bahwa pertukaran bantuan kemanusiaan ke Venezuela seharusnya tidak dikenakan sanksi.

Sebelumnya, Utusan Khusus Pemerintah AS untuk Venezuela Elliott Abrams mengatakan, AS memperingatkan semua negara mengenai hubungan dengan Venezuela dan juga memperingatkan semua pemerintah dan perusahaan tentang bantuan ke negara ini melalui pengiriman bahan bakar dari Iran.

Abrams mengklaim bahwa AS telah memperkuat kampanye tekanan maksimum terhadap Iran dan Venezuela untuk memastikan bahwa pertukaran ilegal semacam itu berbahaya bagi semua pihak, termasuk negara dan perusahaan-perusahan lain, dan bahkan memiliki konsekuensi.

Sanksi baru AS terhadap negara, perusahan dan individu yang melakukan transaksi dan kerja sama dengan Venezuela sebenarnya lebih disebabkan kekhawatiran Washington  atas perluasan kerja sama itu dan gagalnya sanksi terhadap Caracas yang diterapkan pemerintahan Trump selama empat tahun ini.

Langkah tersebut juga merupakan bagian dari upaya untuk menggulingkan pemerintahan Maduro agar bisa diganti oleh bonekanya, Juan Guido, pemimpin oposisi Venezuela.

Keputusan baru Departemen Keuangan AS menjadi sangat penting bagi Washington, terutama setelah keberhasilan langkah berani Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya, untuk mengirim lima kapal tanker bahan bakar ke Venezuela meskipun ada ancaman dari AS dan pengiriman kargo lainnya ke negara itu.

Meski ada ancaman keras dari AS, namun Iran tetap membantu Venezuela tanpa ada rasa takut dan bahkan dilakukan dengan kekuatan penuh. Iran dan Venezuela saat ini menghadapi sanksi paling berat dari AS, sehingga kerja sama antara kedua negara tentu saja dapat memainkan peran yang efektif dalam mengurangi dampak destruktif dari sanksi-sanksi ini.

Pada saat yang sama, langkah berani Iran telah membuka jalan bagi negara-negara lain untuk memperluas kerja sama dan perdagangan serta pertukaran minyak dengan Venezuela, di mana hal ini telah meningkatkan kekhawatiran di antara para pejabat  pemerintahan Trump.

Presiden Meksiko Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador pada 16 Juni 2020 menegaskan independensi kebijakan luar negeri negaranya dan mengatakan, jika Venezuela mengajukan permohonan, kami akan mengirim bensin ke negara yang disanksi Amerika Serikat ini.

"Meski Venezuela disanksi oleh Amerika, tapi kami siap mengirim bensin ke negara itu," tegasnya.

Perkembangan tersebut tentunya sangat mengkhawatirkan para pejabat AS sehingga penerapan sanksi terbaru diharapkan bisa membuat negara, pemerintah dan perusahaan asing mengurungkan niatnya untuk membantu Venezuela. (RA)

Tags