Serangan Islamofobia Meningkat Tajam di Prancis
(last modified Sat, 30 Jan 2021 07:57:02 GMT )
Jan 30, 2021 14:57 Asia/Jakarta
  • Aksi protes terhadap pernyataan Presiden Emmanuel Macron tentang Islam.
    Aksi protes terhadap pernyataan Presiden Emmanuel Macron tentang Islam.

Serangan Islamofobia meningkat tajam di Prancis pada tahun 2020 di tengah kontroversi atas sikap pemerintah terhadap masyarakat Muslim.

Seperti dilansir kantor berita Anadolu, Kepala National Observatory of Islamophobia, Abdallah Zekri dalam sebuah pernyataan hari Jumat (29/1/2021) mengatakan ada 235 serangan terhadap Muslim di Prancis pada 2020 atau naik 154 kasus dari tahun sebelumnya dan melonjak 53 persen.

"Serangan terhadap masjid juga meningkat 35 persen pada tahun yang sama," kata Zekri.

Dia menjelaskan 70 surat ancaman dikirim ke markas besar Dewan Ibadah Muslim Prancis (CFCM) atau para pengurusnya tahun lalu. Peringatan atas penyebaran kebohongan tentang Islam dan Muslim serta email yang menghasut kebencian terhadap Muslim juga meningkat.

Menurut Zekri, warga Muslim di Prancis khawatir tentang pandangan negatif yang dimiliki oleh sebagian anggota masyarakat Prancis tentang Islam.

Dia menegaskan tidak ada hubungan antara Islam dan terorisme, dan Muslim di Prancis harus dapat menjalankan agamanya secara bebas seperti penganut agama lain.

Pemerintah Prancis dikritik karena gerakan dan retorikanya terhadap Islam dan Muslim, termasuk klaim Presiden Emmanuel Macron pada Oktober 2020 bahwa Islam sedang mengalami krisis, penutupan masjid dan lembaga Islam, dan usulan rancangan undang-undang "anti-separatisme."

Prancis memiliki populasi Muslim terbesar di Eropa atau hampir 6 juta jiwa, tetapi warga Muslim menghadapi pembatasan yang ketat di negara tersebut. (RM)