Pameran Pariwisata Pertama Dunia Islam (IWTE) di Iran
(last modified Sun, 19 Jun 2022 13:11:43 GMT )
Jun 19, 2022 20:11 Asia/Jakarta
  • Pameran pariwisata pertama dunia Islam (IWTE)
    Pameran pariwisata pertama dunia Islam (IWTE)

Pameran pariwisata pertama dunia Islam (IWTE) dengan tujuan mengenalkan kapasitas wisata negara-negara dunia Islam dan memperkuat hubungan aktif serta bisnis di bidang ini digelar selama tiga hari mulai 7-10 Juni 2022 di Kompleks pameran Shahr-e Aftab, Iran.

Islam bukan saja tidak membatasi wisata dan perjalanan, bahkan mencela orang yang tidak bersedia melakukannya. Begitu juga banyak riwayat yang menekankan pentingnya perjalanan dan wisata bagi ekonomi, moral, budaya dan kesehatan manusia. Dalam beberapa ayat Al-Qur'an, diperintahkan untuk melakukan perjalanan di bumi untuk belajar dari sejarah orang dahulu dan untuk mengetahui proses penciptaan.

Di antara ayat tersebut adalah ayat ke-20 Surat Al-Ankabut:

«قُلْ سِیرُوا فِی الْأَرْضِ فَانْظُرُوا کَیْفَ بَدَأَ الْخَلْقَ ثُمَّ اللَّهُ یُنْشِئُ النَّشْأَةَ الْآخِرَةَ إِنَّ اللَّهَ عَلَى کُلِّ شَیْءٍ قَدِیرٌ»،

Artinya: Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Selain itu, di ayat lain Allah Swt dalam bentuk tanya jawab menyeru manusia untuk melakukan perjalanan di muka bumi untuk mempelajari peninggalan orang-orang terdahulu dan mengambil pelajaran darinya. Di antaranya adalah ayat 109 Surat Yusuf.

«وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِکَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِی إِلَیْهِمْ مِنْ أَهْلِ الْقُرَى أَفَلَمْ یَسِیرُوا فِی الْأَرْضِ فَیَنْظُرُوا کَیْفَ کَانَ عَاقِبَةُ الَّذِینَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَدَارُ الْآخِرَةِ خَیْرٌ لِلَّذِینَ اتَّقَوْا أَفَلَا تَعْقِلُونَ»،

Artinya: Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya diantara penduduk negeri. Maka tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul) dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memikirkannya?

Pameran pariwisata pertama dunia Islam (IWTE)

Sektor pariwisata merupakan salah satu sumber penting ekonomi dan faktor efektif bagi pengembangan budaya, sosial dan ekonomi komunitas manusia. industri ini selain mendatangkan devisa dan menciptakan lapangan kerja, juga menciptakan kedekatan di antara bangsa dan etnis serta budaya. Selain itu, secara langsung atau tidak juga efektif untuk meningkatkan dan memulihkan indeks ekonomi berbagai negara. Industri pariwisata yang tercatat sebagai industri keempat dunia yang paling banyak mendatangkan devisa, selama dua atau tiga tahun terakhir dan karena pandemi Corona, mengalami penurunan tajam, tapi kini seiring dengan meredanya penyebaran virus ini di dunia, wisata dimulai kembali.

Pariwisata memiliki berbagai bentuk, di mana model paling banyak dan terpenting adalah pariwisata liburan dan bersenang-senang, dan yang lain adalah wisata jalan-jalan plus ziarah. Wisata perdagangan, wisata alam, wisata administrasi dan tugas, wisata ilmiah dan riset serta pendidikan, wisata petualangan, wisata kesehatan, wisata olahraga, dan wisata kuliner termasuk bentuk lain dari wisata.

Di antara model wisata tersebut, wisata Islami tercatat sebagai wisata paling kuno dan marak dari wisata di masa lalu dan saat ini di dunia. Iran dengan berbagai fasilitas budaya, sejarah dan agama yang dimilikinya memiliki potensi tinggi untuk menarik wisata Muslim ke negara ini, dan hal ini dalam beberapa tahun telah terbukti.

Sebelum pandemi Corona, setiap tahun banyak wisatawan dari manca negara berkunjung ke Iran. Berdasarkan data Kementerian Budaya, Pariwisata dan Industri Kerajinan Tangan Iran, di tahun 2019 mayoritas wisatawan yang berkunjung ke negara ini berasal dari Irak, Repubilk Azerbaijan, Afghanistan, Turki, Pakistan, Armenia, Tukrmenistan, Oman, Bahrain, Kuwait, India, Cina, Georgia, Rusia, Lebanon, Arab Saudi, Jerman, Italia, Uni Emirat Arab (UEA) dan Prancis. Data ini menunjukkan minat wisatawan negara kawasan untuk berkunjung ke Iran dan potensi besar kedatangan wisatawan asing di Iran setelah pandemi Corona untuk memarakkan pasar wisata Iran.

Pekan lalu digelar Pameran pariwisata pertama dunia Islam (IWTE) dengan tujuan mengenalkan kapasitas wisata negara-negara dunia Islam dan memperkuat hubungan aktif serta bisnis di bidang ini digelar selama tiga hari mulai 7-10 Juni 2022 di Kompleks pameran Shahr-e Aftab, Iran. Menurut Azadeh Mostaani, sekretaris eksekutif Pameran Pariwisata Dunia Islam, populasi 1,8 miliar Muslim bukan saja di negara-negara Islam, tapi bagi negara Eropa adalah pasar pariwisata yang menarik.

Negara-negara Islam dengan budaya, tradisi, dan kesamaan agama, memiliki potensi lebih besar untuk  berintarksi dengan negara-negara non-Islam, kesamaan kami membuat kita tidak akan merasa asing selama perjalanan ke seluruh negara Islam. Oleh karena itu, pameran pariwisata Dunia Islam direncanakan dengan dukungan dan kerja sama lembaga seperti Departemen Warisan Budaya, Pariwisata dan Industri Kerajinan Tangani, Walikota Tehran, Komisi Nasional ICESCO di Iran, Asosiasi Kantor Layanan Perjalanan dan Pariwisata Udara Iran, Kompleks Pameran Shahr-e Aftab.

Selama pameran tersebut akan dikenalkan berbagai kota di negara-negara Islam yang memiliki daya tarik wisata, budaya dan agama yang kurang dikenal. Dengan demikian identitas dan simbol-simbolnya akan dikenal melalui even ini. Dalam koridor ini, dan dengan dukungan walikota dan organisasi pariwisata negara-negara dunia Islam, direncanakan negara-negara pendukung acara ini setiap tahun akan menetapkan Hari Kota di kalender masing-masing selama dua hari.

Sementara itu, pameran kali ini giliran Tehran menjadi tuan rumah dan sesuai dengan program yang disusun, akan dikenalkan berbagai kota percontohan. Tujuannya adalah mengalokasikan atmosfer untuk mengenalkan kota-kota ini dan setiap kota secara sukarela dengan mengadakan berbagai pertunjukan dan acara selama pameran, akan dapat membantu proses pengenalan kota tersebut. Ardakan dari Iran dan Sanliurfa dari Turki yang memiliki karakteristik budaya, sejarah dan agama, kali ini dipilih sebagai kota percontohan.

Menurut ketua Komisi Nasional ICESCO di Iran, Abdul Karim Sadegh Dost, keragaman kapasitas dan daya tarik sejarah peradaban, kekayaan potensial budaya dunia Islam yang mampu berubah menjadi kekayaan ekonomi dunia Islam serta ICESCO dengan bertumpu pada kapasitas ini dan kesamaannya, mendukung penuh pengembangan pariwisata di dunia Islam.

Sampai saat ini, 10 karya warisan budaya Iran tercatat di ICESCO, dan proses pendaftaran peninggalan bersejarah ini berbeda dengan proses pendaftaran di UNCESCO, sangat mudah. Organisasi ini di masa pandemi Corona juga memiliki perhatian besar dalam menjaga warisan budaya negara-neagra Islam, di mana selama dua tahun masa pandemi, lebih dari satu juta dolar dana digulirkan untuk memelihara warisan budaya.

Sadegh Dost menambahkan, "Kita harus berusaha mengenalkan Iran sebagai poros pariwisata dunia Islam dan pameran pariwisata dunia Islam merupakan langkah positif untuk memarakkan pariwisata di dunia Islam, dan kepentingan seluruh anggota ICESCO akan terlihat di pameran ini."

Di pameran pertama pariwisata dunia Islam terdapat lebih dari 300 stan dari lebih dari 15 negara Islam, dan selama pameran lebih dari 10 ribu orang mendatangi pameran ini dan lebih dari 20 media meliput acara ini.