Pekan Pertahanan Suci, Veteran dan Keluarga Syuhada Bertemu Rahbar
(last modified Wed, 20 Sep 2023 10:31:54 GMT )
Sep 20, 2023 17:31 Asia/Jakarta
  • Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyampaikan pidato di Huseiniyah Imam Khomeini ra, Rabu (20/9/2023).
    Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyampaikan pidato di Huseiniyah Imam Khomeini ra, Rabu (20/9/2023).

Veteran dan aktivis Perang Pertahanan Suci, keluarga syuhada, seniman, penulis, petugas medis, dan peraih medali bertemu Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei.

Pertemuan yang berlangsung di Huseiniyah Imam Khomeini ra pada hari Rabu (20/9/2023) itu dalam kerangka untuk memperingati Pekan Pertahanan Suci. 

Tanggal 31 Shahrivar 1359 HS, yang bertepatan dengan 22 September 1980 merupakan momentum penting dalam sejarah Iran. Pasalnya, tanggal tersebut merupakan awal dimulainya Perang Pertahanan Suci (perang yang dipaksakan rezim Baath Irak terhadap Iran selama delapan tahun).

Perang ini merupakan yang terpanjang dalam sejarah perang klasik di abad ke-20, dan perang terlama setelah perang Vietnam. Setelah delapan tahun berlalu, perang yang menelan korban jiwa dan kerugian material yang besar ini, berakhir pada bulan Mordad 1367 HS, yang bertepatan dengan Agustus 1988.

Perang Pertahanan Suci sebenarnya adalah perang antara Iran dan Barat. Perang yang dipaksakan rezim Saddam Irak terhadap Iran ini dimulai kurang dari setahun setelah kemenangan Revolusi Islam 1979, yang menggulingkan rezim Pahlavi, rezim yang didukung penuh oleh Amerika Serikat.

Selama agresi militer ke Iran, Irak didukung penuh, baik secara militer maupun psikologis, oleh AS dan sekutunya. Para pendukung Saddam juga mencegah akses Iran ke peralatan pertahanan dari luar negeri.

Perang Irak-Iran adalah perang terpanjang  pada abad ke-20, namun pejabat senior militer Iran mengatakan bahwa peristiwa itu menandai awal kemandirian negara mereka di sektor pertahanan.

Perang panjang yang dipaksakan oleh rezim Baath Irak telah mengajarkan kepada bangsa Iran bahwa mereka tidak dapat mencapai keamanan selama mereka tetap bergantung pada senjata asing.

Dalam perang, biasanya pemenang adalah yang terkuat, namun yang mengejutkan, dalam perang Pertahanan Suci, sebuah bangsa yang belum siap, telah berhasil memenangkan peperangan luas itu.

Rahbar menilai mekarnya potensi-potensi ribuan pemuda merupakan kenyataan menarik Perang Pertahanan Suci, dan dengan bertumpu pada hal ini, Ayatullah Khamenei menegaskan bahwa para pemuda dapat menyelesaikan semua masalah negara.

Rahbar menjelaskan dan meriwayatkan perang yang dipaksakan oleh rezim Baath Irak terhadap Iran selama delapan tahun, dari berbagai bidang.

"Revolusi Agung Islam adalah fenomena luar biasa, pasalnya hingga saat itu tidak ada satu pun revolusi di dunia yang menghasilkan sebuah pemerintahan yang selain relijius, juga demokratis. Kekuatan-kekuatan global ingin menghapus konsep baru Republik Islam dan demokrasi relijius, yang sampai sekarang terus diupayakannya," kata Rahbar.

Menurut Ayatullah Khamenei, orang-orang Amerika, selain memberikan bantuan intelijen terus menerus, juga memberikan pelatihan metode taktis pertempuran kepada para agresor. Orang-orang Prancis, memberikan peralatan udara tercanggih kepada Saddam Hussein, orang-orang Jerman, melengkapi Saddam dengan peralatan untuk memproduksi senjata-senjata kimia, Blok Timur di bawah Uni Soviet memberikan segala bentuk fasilitas darat dan udara kepada Saddam, dan negara-negara Arab kawasan menyalurkan uang yang tak terhitung jumlahnya kepada Saddam.

Rahbar juga menyinggung realitas bahwa hanya Republik Islam Iran dan rakyatnya sebagai satu-satunya pihak yang terjun ke dalam pertempuran melawan kubu penjajah, Saddam Hussein, dan negara-negara Arab kawasan.

"Rakyat Iran, dalam perang yang tidak adil semacam ini, berdiri di atas puncak kemenangan, keagungan dan kejayaannya," imbuh Ayatullah Khamenei.

Salah satu prestasi yang diraih dari perjuangan kala itu, ujar Rahbar, adalah terjaganya integritas teritorial, dan tidak terpisahnya bahkan sejengkal tanah Iran.

Ayatullah Khamenei  menegaskan, "Tersingkapnya kemampuan-kemampuan besar rakyat Iran, adalah salah satu dampak yang sangat penting dari Perang Pertahanan Suci. Pada kenyataannya rakyat Iran menyaksikan keagungan dan kapasitas-kapasitasnya dalam cermin Perang Pertahanan Suci, dan percaya, pasalnya seluruh musuh bersatu melawan dirinya selama delapan tahun, tapi musuh tidak mampu melakukan apa pun."

"Berkat kesuksesan yang sangat penting ini maka konsep perlawanan global terbentuk, dan tegak berdiri di Palestina, Suriah, Irak, dan wilayah-wilayah dunia lain, dan kerja keras rakyat Iran, telah menjadi teladan di berbagai wilayah Asia, Afrika, dan Amerika Latin," paparnya.

Di sisi lain Ayatullah Khamenei, menilai kemunculan dan konsolidasi rasa percaya diri merupakan mukjizat dari Perang Pertahanan Suci.

Rahbar menuturkan, "Kubu arogan dunia tergiur untuk menguasai kawasan penting kita karena berbagai alasan, dan karena inilah kehadiran spiritual Republik Islam Iran, serta memuncaknya budaya perlawanan, membuat Amerika Serikat dan beberapa negara lain berteriak, karena perlawanan bangsa-bangsa telah mencegah kerakusan mereka.". 

Rahbar dalam pidatonya mengatakan, hasil dari pertahanan kolektif rakyat Iran dalam melawan front arogansi dunia, agresi rezim Baath Irak dan kubu arogan adalah tetap utuhnya wilayah Republik Islam Iran dan terungkapnya kemampuan dan kapasitas besar bangsa Iran.

Selain itu, Pertahanan Suci rakyat Iran juga menyebabkan meluasnya perbatasan-perbatasan non-geografis negara ini dan tumbuhnya dan kuatnya konsep dan budaya perlawanan serta jihad melawan penindasan di dalam negeri dan di dunia.

Ayatullah Khamenei menyebut penumpasan dan penghancuran Revolusi Islam dan Republik Islam serta upaya pemisahan bagian-bagian wilayah negara ini sebagai tujuan utama musuh dalam perang yang dipaksakan selama delapan tahun oleh rezim Saddam dan para pendukungnya.

Seperti yang disampaikan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam, setelah kemenangan Revolusi Islam dan runtuhnya arogansi global, Iran menjadi sasaran kebencian dan permusuhan musuh-musuh dan afiliasinya.

Musuh, termasuk Amerika Serikat (AS), menggunakan seluruh kekuatan, konspirasi dan propaganda mereka untuk melenyapkan Revolusi Islam. Di antara upaya mereka adalah memaksakan perang terhadap Iran selama delapan tahun melalu agresi pasukan Baath Irak, dan mendukung rezim agresor Saddam.

Selain itu, mereka juga menjatuhkan beragam sanksi terhadap Iran, dan bahkan melakukan tindakan terorisme dengan meneror tokoh-tokoh, para ilmuwan dan orang-orang besar Iran, serta membunuh para komandan perlawanan hanya demi mengalahkan Iran, mengisolasi dan meruntuhkan Republik Islam, namun musuh gagal untuk meraih ambisi dan tujuannya.

Perang yang dimulai front arogansi melalui agresi militer rezim Saddam ke Iran memiliki tujuan luas, dan tujuan terpenting mereka adalah bermimpi untuk meruntuhkan Republik Islam Iran.

Namun rakyat Iran dengan dukungan Pendiri Republik Islam Iran Imam Khomeini ra dan dengan perlawanan gigih mereka yang penuh dengan keimanan serta fokus terhadap kapasitas yang dimiliki, dan dengan jiwa-jiwa patriotisme, telah mampu mengalahkan pasukan agresor.

Bahkan perlawanan bangsa Iran telah menghasilkan prestasi unik dan gemilang yang membentuk budaya jihad, pengorbanan dan perlawanan. Jiwa-jiwa patriotisme dan perlawanan ini juga menjadi contoh bagi bangsa-bangsa lain yang tertindas untuk melawan kezaliman dan penindasan.

Salah satu pencapaian penting dari Pertahanan Suci adalah dampak langsungnya yang menjamin keamanan yang stabil bagi Republik Islam Iran dalam menghadapi berbagai ancaman militer, keamanan dan bahkan politik dan ekonomi musuh.

Pencapain lainnya yang tidak kalah penting adalah selama bertahun-tahun setelah berakhirnya perang, meskipun ada banyak ancaman, peningkatan tekanan dan sanksi yang lebih kompleks, namun kekuatan pencegahan Iran terus meningkat di semua bidang, termasuk di bidang militer dan pertahanan.

Revolusi Islam Iran, yang memiliki ciri-ciri seperti spiritualisme dalam politik, perlawanan terhadap rezim-rezim afiliasi musuh, mereproduksi budaya perlawanan dan semangat kesyahidan, keadilan, penekanan pada persatuan, populisme dan penyebaran Islam politik, telah mempengaruhi negara-negara di kawasan dan dunia.

Revolusi ini sebenarnya telah berdampak pada banyak negara dan bangsa, dan dampak tersebut, yang muncul dalam bentuk pemodelan revolusi Islam, telah memberikan peluang baru bagi gerakan dan arus para pejuang untuk kemerdekaan, dan merpenciptaan kapasitas-kapasitas baru di kawasan yang terkena dampak dari revolusi Islam dan ajaran dan nilai agama.

Ketika menggambarkan kehebatan dan pencapaian Pertahanan Suci yang diraih rakyat Iran, Rahbar menyebut perluasan perbatasan-perbatasan non-geografis Iran, termasuk batas intelektual dan makrifat, sebagai salah satu pencapaian pertahanan suci.

"Sebagai hasil dari keberhasilan yang sangat penting ini, konsep perlawanan global telah terbentuk. Konsep ini telah terbentuk di Palestina, Suriah, Irak dan wilayah-wilayah lainnya, dan karya-karya bangsa Iran di berbagai wilayah Asia, Afrika dan Amerika Latin telah menjadi model bagi negara-negara lain," tegasnya. (RA)

 

Tags