Realita Kehidupan dalam Sinema Hakikat
(last modified Wed, 14 Dec 2016 12:43:42 GMT )
Des 14, 2016 19:43 Asia/Jakarta

Sinema Iran memiliki akar dalam film-film non-fiksi dan fakta sebenarnya atau dikenal juga dengan film dokumenter. Mereka sukses membangun kredibilitas internasional dengan mempersembahkan karya-karya yang berkualitas. Pada tahun 1900, Mirza Ebrahim Khan Rahmani – seorang fotografer di kerajaan Mozaffaruddin Shah Qajar – mengunjungi Paris Exposition dan menyaksikan Festival Film Lumiere. Dari sana, ia mulai mengenal sinematografi dan membeli semua peralatan yang diperlukan untuk pembuatan film.

Dalam sejarah panjangnya, sinema dokumenter Iran berusaha menampilkan budaya, sejarah, dan seni negeri ini, dan menempuh jalan berliku untuk mencapai tujuan tersebut. Saat ini posisi sinema dokumenter Iran sudah banyak mendapat pujian dan penghargaan. Prestasi ini dibuktikan dengan membawa pulang beragam penghargaan di festival-festival film internasional dalam beberapa tahun terakhir. Film-film dokumenter Iran juga banyak ditayangkan di festival-festival bergengsi dunia dan para sutradara dokumenter Iran menggandol banyak penghargaan.

Sebagai contoh, baru-baru ini film Iran "Atlan" yang digarap oleh Moein Karimodini berjaya di festival internasional film dokumenter Italia (FRONT-DOC) dan meraih penghargaan untuk kategori film dokumenter terbaik berdurasi panjang. Festival FRONT-DOC berlangsung di kota Aosta, Italia pada November 2016. Film "Captain Solomon", sebuah film dokumenter sosial-lingkungan yang disutradarai oleh Saadatali Saeedpour, memenangkan penghargaan di Festival Film Dokumenter EKOFILM 2016 di Republik Ceko untuk kategori dokumenter terbaik berdurasi pendek.

EKOFILM adalah salah satu festival film berbasis lingkungan dan warisan budaya tertua di dunia. Festival ini merupakan acara populer bagi para profesional dan khalayak umum, yang mengangkat isu-isu lingkungan. Acara ini menghadirkan informasi terbaru tentang keadaan alam dan lingkungan di berbagai negara di dunia dan bahkan menyajikan resolusi untuk situasi tertentu kepada khalayak umum.

Film Iran “Starless Dreams” yang digarap oleh Mehrdad Oskouei berhasil meraih penghargaan dokumenter terbaik di ajang Asia Pacific Screen Awards ke-10 di Brisbane, Australia. Film ini becerita tentang sekelompok gadis yang dibawa ke pusat rehabilitasi di kota Tehran untuk berbagai alasan, mulai dari kecanduan narkoba dan melarikan diri dari rumah.

Di samping meraih banyak kesuksesan di kancah dunia, sinema dokumenter Iran juga menyedot banyak pemirsa di dalam negeri dan mendapat sambutan luas dari masyarakat. Dalam hal ini, Republik Islam Iran menyelenggarakan festival tahunan film dokumenter dengan tema "Sinema Hakikat" atau Cinema Verite. Sejak tahun-tahun pertama, festival ini mengusung slogan "Dokumenter untuk semua" dan berusaha mengeluarkan sinema dokumenter dari lingkungan eksklusif sehingga bisa dinikmati oleh publik.

Festival Internasional Film Dokumenter Iran ke-10 dengan tema "Sinema Hakikat" sedang berlangsung di Tehran dari tanggal 4-11 Desember 2016. Acara ini diselenggarakan oleh Pusat Film Dokumenter dan Eksperimental (DEFC), di mana akan menampilkan dunia dokumenter terbaik sebagai upaya untuk menjembatani kesenjangan antara realitas dan kebenaran. Pada tahun ini, panitia mengusung petuah Imam Ali as sebagai tema mereka yaitu "Kebenaran adalah petunjuk terbaik."

Di antara prinsip dan tujuan Festival Internasional Film Dokumenter Sinema Hakikat adalah memberi gambaran tentang sejarah dan budaya masyarakat Iran-Islami, memelihara indentitas nasional atas dasar agama dan Iran, memperkuat sinema dokumenter kreatif Iran, menjelaskan tentang hubungan sinema dokumenter dengan realitas sosial, memperkenalkan para sineas Iran dengan perkembangan terkini sinema dokumenter dunia, memberi perhatian kepada aspek ekonomi sinema dokumenter, dan berusaha menghapus hambatan dalam produksi, distribusi, dan penayangan karya-karya seni di tingkat domestik dan internasional.

Festival Internasional Film Dokumenter Sinema Hakikat akan menampilkan 184 film dokumenter pilihan dari Iran dan negara-negara lain, di mana mencakup 125 film Iran dan 59 film asing dari 35 negara dunia. Acara ini akan berakhir pada 11 Desember dengan mengumumkan nama-nama pemenang. Provinsi Kerman akan menjamu para sutradara dokumenter dan pemenang Sinema Hakikat pada tanggal 13-15 Desember 2016.

Panitia juga mengadakan lokakarya dan pelatihan khusus untuk para peminat, seniman, dan insan perfilman di kota Tehran dan Kerman. Festival Sinema Hakikat akan menggelar sebuah acara khusus di Provinsi Kerman sebagai bentuk penghormatan kepada Sinema Dokumenter Kerman. Acara khusus ini akan diisi dengan pemutaran dua film yang digarap oleh dua sutradara senior Iran masing-masing Manoochehr Asgari-Nasab dan Mohammad Eslami. Untuk mengisi acara di Kerman, panitia juga akan menayangkan 18 film yang dihasilkan oleh para seniman Provinsi Kerman.

Panitia dan para perserta Festival Internasional Film Dokumenter Sinema Hakikat melakukan kunjungan ke kota Kerman untuk menayangkan film-film terbaik dan sekaligus menikmati keindahan budaya, sejarah, dan geografi Provinsi Kerman.

Tujuh film dokumenter Iran bersama 27 film asing bertarung dalam kompetisi internasional festival dan dewan juri akan menilai karya-karya tersebut. Juri untuk kompetisi internasional terdiri dari; Ahmed Zabeti Jahrmi, peneliti, ahli dokumenter, dan profesor di Universitas Penyiaran Iran, Dimitris Kerkinos (Yunani) adalah penyandang gelar PhD di bidang sinema dengan fokus pada sinema dan masyarakat dari Amerika Serikat, Elma Tataragic (Bosnia-Herzegovina) adalah PhD di bidang naskah dan film sejarah dari Universitas Sarajevo dengan fokus pada film dan sastra.

Kemudian Mostafa Razaq-Karimi (Iran) penulis, sutradara, dan pembuat film dokumenter, yang memenangkan banyak penghargaan dari berbagai festival, Kayu Lin (Taiwan) kritikus film dokumenter dan direktur Festival Internasional Film Dokumenter Taiwan, dan Stefano Tealdi (Italia) seorang arsitektur dan bekerja dalam produksi film di televisi Italia. Ia juga adalah produser film dokumenter dan telah mendirikan studio pertama untuk memproduksi film dokumenter di Turin.

Sekitar 44 tamu khusus dari berbagai negara dunia datang ke Tehran untuk mengikuti Festival Internasional Film Dokumenter Sinema Hakikat. Bersamaan dengan perhelatan festival ini, Bazar Internasional Film Dokumenter akan digelar di Tehran dengan mengundang sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan distribusi film dokumenter dari Iran dan dunia.

Di sesi internasional, 27 film dari 24 negara dunia akan bertarung untuk memperebutkan penghargaan untuk kagegori berdurasi pendek, menengah, dan panjang. Jerman dengan 6 film; Italia dan Amerika Serikat masing-masing dengan 3 film; Perancis, Inggris, Polandia, Rusia, Swiss dan Kolombia masing-masing dengan 2 film; Spanyol, Portugal, Turki, Kroasia, Ukraina, Rumania, Republik Ceko, Skotlandia, Meksiko, Azerbaijan, Latvia, Taiwan, Lebanon, Kazakhstan dan Pakistan masing-masing dengan 1 film, berpartisipasi dalam kompetisi internasional Sinema Hakikat.

Ada juga pembuat film dokumenter dari 21 negara yang berpartisipasi dalam kategori non-kompetisi Sinema Hakikat. Secara keseluruhan, Jerman mengikutsertakan 10 film dokumenter dan berada di tempat teratas di antara negara-negara yang ikut dalam festival ini. Tempat kedua dipegang oleh Italia dan Amerika dengan 8 film. Inggris dan Swiss dengan 5 film dan Perancis dengan 4 film berada di tempat berikutnya. Namun dalam beberapa tahun terakhir, banyak proyek film dokumenter yang diproduksi dengan melibatkan beberapa negara. Karya-karya kolektif ini juga mendapat perhatian dari panitia Sinema Hakikat Iran.

Besarnya keinginan para sutradara ternama serta para penyelenggara festival dunia untuk ikut serta dalam Sinema Hakikat menjadi bukti tentang posisi dunia perfilman Iran di tingkat global. Event ini dapat menampilkan Iran sebagai poros film dokumenter di tingkat Asia dan ini merupakan salah satu keberhasilan Iran di bidang budaya dan seni. (RM)