Rahbar dan Nilai Terpendam Perang Pertahanan Suci
(last modified Mon, 01 Oct 2018 10:18:10 GMT )
Okt 01, 2018 17:18 Asia/Jakarta
  • Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Khamenei.
    Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Khamenei.

Delapan tahun perang yang dipaksakan rezim Baath Irak terhadap Iran tidak hanya dipenuhi dengan memori kegetiran, tapi juga diisi pengalaman lain tentang kemenangan, pengabdian dan perjuangan sebuah bangsa menghadapi agresi musuh sebagi nilai terpendam di dalamnnya.

Pertemuan Ayatullah Khamenei dengan veteran perang 

 

Orang-orang yang dahulu berjuang dalam perang delapan tahun menghadapi rezim Saddam dan masih hidup hingga kini, memiliki catatan sendiri tentang periode tersebut. Setiap tahun, sebagian dari para veteran ini bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Khamenei.

Tahun ini, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, mereka menjelaskan memori dari pengalamannya di era perang pertahanan suci. Kemudian, Rahbar menyampaikan pandangan setelah mendengar pemaparan mereka.

Ayatullah Khamenei dalam pertemuan ini menyinggung peran kekuatan penentang Revolusi Islam yang berupaya untuk menggulingkan Republik Islam dan menghancurkan capaian yang telah diraih oleh Iran.

Rahbar menjelaskan bahwa negara adidaya sejak awal kemenangan Revolusi Islam berupaya memutus sebuah sungai di tanah air spiritualitas yang hingga akarnya.tapi hingga kini senantiasa gagal.

Ayatullah Khamenei memandang serangan pengecut Saddam terhadap Iran dilakukan karena provokasi negara arogan global yang tidak menghendaki kehadiran sebuah negara yang berpijak dari spiritualitas.

pejuang Iran dalam perang pertahanan suci

 

Rahbar mengatakan, sejak hari pertama mereka mengira bisa dengan mudah menaklukan Iran. Mereka mengirim Saddam menyerang Republik Islam demi mewujudkan tujuan tersebut. Tapi target tidak tercapai, bahkan menghadapi serangan balik, hingga mereka mundur, dan terus-menerus menyerang.

Ayatullah Khamenei menegaskan, "Kita berhasil menggagalkan upaya tersebut. Plot tersebut kita gagalkan dengan upaya kita sendiri; dengan tekad baja kita sendiri; dengan kepercayaan diri kita sendiri; dan dengan kepercayaan terhadap karunia ilahi hingga konspirasi mereka gagal. Insya Allah selanjutnya juga akan gagal. Salah satu jalannya adalah kalian menghidupkan spirit pertahanan suci ini,".

Korban serangan kimia rezim Baath di Sardasht

 

Di bagian lain pernyataannya Ayatullah Khamenei menjelaskan wajah sejati dunia yang dibentuk oleh hubungan antara penguasa dan yang dikuasai, serta perluasan kelaliman dan ketidakadilan,dan memudarnya spiritualitas.

Wajah tersebut berhasil dibongkar berkat perang pertahanan suci. Ketika rezim Saddam menyerang Iran, didukung oleh berbagai negara dunia, termasuk kekuatan adidaya dunia. Sebaliknya, Iran dengan berbagai keterbatasannya berhasil membela diri hingga meraih kemenangan. Pada saat itu, berbagai negara dunia tidak bersedia untuk menjual peralatan militer kecil sekalipun kepada Iran.

Rahbar menjelaskan kondisi sangat sulit yang dialami Iran ketika itu. Iran dikepung secara politik, ekonomi, militer hingga media. Bahkan negara-negara Barat memberikan senjata kimia kepada rezim Saddam.

"Lihatlah sekarang sepak terjang negara-negara Eropa dan Amerika yang melempar tudingan penggunaan senjata kimia di kancah dunia. Padahal dahulu mereka memberikan izin kepada Saddam untuk menggunakan senjata kimia, tidak hanya dalam perang. Tapi dipakai juga di kota. Kota Sardasht dan sekitarnya menghadapi dampak buruk senjata kimia," ujar Ayatullah Khamenei.

Kondisi yang terjadi ketika itu, tutur Rahbar, menunjukan realitas duni sebenarnya, bagaimana perimbangan kekuatan global, seperti apa perang pertahanan suci, termasuk pengabdian dan pengorbanan para pejuang.

Shalat berjamaah Ayatullah Khamenei dan veteran perang Iran

 

Dalam statemennya, Ayatullah Khamenei mengajukan pertanyaan penting mengapa rakyat Jerman dan Perancis tidak tahu negaranya membantu rezim Saddam  dalam perang selama delapan tahun.

Menurut Rahbar, hingga kini sebagian besar rakyat kedua negara tersebut tidak mengetahuinya. "Apakah itu bukan karena kelalaian kita sendiri dalam menyampaikannya. Kini, dunia mulai mengungkapkan gambaran tersebut juga berkat peran kita," tegas Ayatullah Khamenei.

Oleh karena itu, perang pertahanan suci harus dikenalkan melalui sastra, sinema, teater, televisi, dan koran demi mengenalkan spirit perjuangan Iran dalam menghadapi kezaliman.

Di bagian lain statemennya, Ayatullah Khamenei menyebut para pejuang yang masih hidup hingga kini sebagai pahlawan dan modal rakyat, serta simpanan ilahi yang harus dikenalkan kepada dunia.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan, narasi perang pertahanan suci harus menampilkan spirit dan keagungan pesan pertahanannya. Perang pertahanan suci ini secara keseluruhan sebuah spirit kesatuan, satu bahasa dan satu pesan yaitu: spirit keimanan, pengabdian, spirit, kasih, mujahadah, dan pesan sebuah bangsa yang tidak terkalahkan…."

Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang mengumpulkan dan menyusun memoir para pejuang perang pertahanan suci, dan menilainya sebagai langkah positif untuk merawat ingatan kolektif mengenai perjuangan, pengorbanan dan pengabdian.

Film Waktu Suriah

Rahbar menilai perang pertahanan suci sebagai lukisan indah yang dilihat dari jauh. Ketika orang memandangnya dari dekat dengan teliti, maka akan semakin terpesona oleh keindahannya. Lukisan ini harus dilihat oleh masyarakat dunia. Mereka harus tahu apa yang terjadi di Timur Tengah. Bagaimana perjuangan masa sulit Iran mengahadapi agresi musuh dnegan ketegaran dan perjuangannya.

Ayatullah Khamenei di hadapan para veteran perang delapan tahun mengungkapkan urgensi peran sinema dalam memperkenalkan perang yang tidak seimbang menghadapi rezim Baath dan ketegaran bangsa Iran ketika itu.

Rahbar mennyinggung faktor penyebab sinema Barat tidak pernah membahas masalah perang pertahanan suci. Sebab mereka takut kejahatan pemerintahan mereka terbongkar dan diketahui oleh rakyatnya sendiri sehingga bisa mempengaruhi opini publik mereka. Oleh karena itu, film bisa menjadi senjata yang efektif, tapi mengapa jarang dipergunakan.

Ayatullah Khamenei memberikan contoh mengenai film "Waktu Suriah" besutan sutradara kawakan Iran, Khatamikia mengenai peran Iran dalam menumpas teroris Daesh di Suriah.

Rahbar menjelaskan, "Film terbaru Tuan Khatamikia telah diputar di berbagai tempat dan mendapat sambutan. Tapi mengapa di Eropa tidak mendapat sambutan ? Mengapa di negara-negara Asia tidak diputar ? Mengapa orang-orang Indonesia, Malaysia, Pakistan dan India tidak tahu apa yang sedang terjadi di kawasan, dan siapa yang sedang kita hadapi? Ini hanya bagian dari fenomena terbaru. Urgensi masalah ini menunjukkan bahwa pengenalan era pertahanan suci sangat penting dilakukan kepada negara-negara dunia,".(PH)

 

Tags