Feb 27, 2019 18:03 Asia/Jakarta
  • Pertemuan Rahbar dan Presiden Suriah
    Pertemuan Rahbar dan Presiden Suriah

Presiden Suriah, Bashar Assad untuk pertama kalinya mengunjungi Iran setelah perang delapan tahun memporak-porandakan negaranya. Dalam lawatan yang berlangsung di Tehran hari Senin (25/2) ini, Bashar Assad bertemu dengan sejawatnya dari Iran, Hassan Rohani dan Pemimpin Besar Revolusi Islam, Ayatullah Khamenei.

Ayatullah Khamenei dalam pertemuan tersebut menyebut kunci kemenangan Suriah, dan kekalahan AS beserta loyalis regionalnya adalah ketangguhan serta perjuangan presiden dan rakyat Suriah dalam menghadapi plot mereka. Rahbar menegaskan urgensi menghadapi setiap plot musuh, Beliau mengatakan, "Republik Islam Iran menilai dukungan terhadap pemerintah dan rakyat Suriah sama dengan mendukung gerakan perlawanan, yang dilakukan dengan bangga,".

Ayatullah Khemenei menilai kemenangan gerakan perlawanan di Suriah menimbulkan kemarahan AS dan upaya mereka untuk melancarkan plot barunya. Rahbar memberikan contoh yang ditegaskan dalam pernyataannya, "Masalah zona penyangga, yang ingin dibangun oleh AS di Suriah termasuk plot berbahaya yang harus ditolak dan dilawan dengan tegas,".

Sementara itu, Presiden Suriah dalam pertemuan tersebut mengucapkan selamat kepada Rahbar dan rakyat Iran atas peringatan 40 tahun kemenangan Revolusi Islam. Menurutnya, Republik Islam dalam empat dekade terakhir ini telah membentuk sebuah contoh yang harus diikuti dalam membangun negara yang kuat dan mampu mewujudkan kepentingan rakyatnya serta menentang intervensi asing. 

Lawatan Presiden Suriah ke Tehran dan pertemuannya dengan Rahbar serta Presiden Rouhani menunjukkan bahwa analisis Barat mengenai kondisi Suriah selama ini keliru. Jurnalis terkemuka Arab, Abdul Bari Atwan hari Selasa menulis, "Lawatan Assad ke Tehran menunjukkan terjadinya pemulihan kondisi Suriah dari sisi politik dan militer, sekaligus mengirimkan ancaman kepada AS-Israel,".

Perlawanan Bashar Assad menghadapi konspirasi Barat memainkan peran penting menangkal kehadiran kelompok-kelompok teroris bersama pendukungnya dalam perang delapan tahun. Rahbar menyebut Assad sebagai "Pahlawan Arab" karena resistensinya menghadapi berbagai serangan yang datang bertubi-tubi menghantam negaranya.   

Kepala Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran, Ali Shamkhani mengatakan, poros perlawanan berhasil meraih lebih dari 90 persen tujuannya, oleh karena itu serangan destruktif Israel tidak akan mempengaruhi strategi di Suriah.

Republik Islam Iran dan Suriah menjalin hubungan strategis dalam kerangka poros perlawanan, yang ditegaskan dalam lawatan Assad ke Tehran. Abdul Barri Atwan menulis, "Lawatan  Presiden Suriah ke Iran menunjukkan eratnya hubungan strategis kedua negara dan ketegaran sebuah front perlawanan dalam menghadapi terorisme, yang yang didukung Barat dan AS di kawasan.

Situs Al-Monitor hari Selasa (27/2) menulis, posisi Iran menjadi tuan rumah presiden Suriah mengirimkan pesan kepada AS bahwa Tehran tidak akan mundur, apalagi menyerah dari sikapnya yang akan terus menghadapi dinamika dan tantangan baru di Suriah. 

Kondisi Suriah saat ini lebih stabil berkat kerja sama poros perlawanan, terutama dukungan Republik Islam Iran terhadap pemerintah dan rakyat Suriah. Kini Suriah bergerak keluar dari kehendak Barat, terutama AS. Gerakan baru negara ini di utara Suriah dan perbatasan Irak adalah plot baru yang dilancarkan AS pasca kekalahannya di negara ini.

AS berupaya mewujudkan kepentingan politik dan militernya di Suriah dengan mengumumkan penarikan pasukan dari wilayah utara Suriah dan mengusulkan pembentukan zona penyangga di perbatasan bersama antara Suriah dan Irak yang akan dijadikan sebagai pangkalan permanen negara ini. Presiden AS, Donald Trump menyatakan akan mempertahankan kehadiran lebih dari 400 ribu tentara AS pangkalan militer Al Tanf ayang terletak di sepanjang perbatasan Irak dan Suriah.

Poros perlawanan yang melibatkan Suriah, Iran dan Hizbullah hingga kini menghalangi implementasi plot AS di kewasan barat Asia, termasuk di Suriah. Meskipun demikian, gerakan baru di medan tempur yang dirancang AS di timur laut dan perbatasan negara ini dengan Irak terus dipantau dan dihalangi.

Penasehat politik dan media Presiden Suriah, Bouthaina Shaaban mengatakan pembebasan Idlib di barat laut Suriah pasti akan terjadi, dan Presiden Turki tidak bisa menciptakan sebuah zona aman di wilayah utara Suriah. Ditegaskannya, terorisme di Idlib tidak bisa dibiarkan begitu saja tanpa ditumpas.

Saat ini, Idlib menjadi tempat yang dijadikan sebagai konsentrasi para teroris. Sebelumnya mereka bercokol di berbagai daerah penting di Suriah seperti Aleppo. Tapi berkat persatuan nasional Suriah dan dukungan gerakan perlawanan, para teroris berhasil disapu dari berbagai daerah Suriah dan yang tersisa tinggal di Idlib. Masalah utamanya, negara-negara Barat, terutama AS terus-menerus memberikan dukungannya terhadap teroris di Idlib.

Menteri Luar Negeri Suriah, Sergei Lavrov mengkritik keras Washington dalam masalah Suriah, dengan mengatakan, AS berupaya untuk memecah-belah Suriah. Menlu Suriah menegaskan, Washington menentang kembalinya wilayah timur laut Suriah kepada Damaskus.

Barat, dengan poros AS mengerahkan segala cara untuk memberangus gerakan perlawanan. Tapi pengalaman perang delapan tahun di Suriah menunjukkan ketangguhan pemerintah dan rakyat Suriah bersama mitranya dalam menghadapi plot asing dan berhasil memporak-porandakan plot Washington. 

Eratnya hubungan strategis Iran dan Suriah menjadi benteng yang kuat dalam mengahadapi setiap plot AS terhadap negara ini. Pemerintah Donald Trump berupaya menciptakan masalah besar bagi Iran dan Suriah, oleh karena itu menempuh segala cara untuk menyerangnya dari berbagai Arab.

Televisi Rusia Today hari Selasa menurunkan laporan mengenai lawatan Assad ke Tehran, dengan mengungkapkan, "Tehran dan Damaskus menegaskan bahwa kebijakan negara-negara Barat dalam peningkatan ketegangan dan target mereka untuk menciptakan kekacauan di Iran dan Suriah, tidak akan pernah tercapai,".(PH) 

 

 

Tags