Festival Film Fajr Ke-38; Kita Bersama dengan Sinema
Festival Film Fajr ke-38, dengan tema "Kita Bersama dengan Sinema", diselenggarkan secara serentak di Tehran dan 54 kota Iran. Karya-karya terbaru oleh pembuat film Iran akan diputar di festival yang dinilai oleh warga dan kritikus sinema.
Selain perayaan dan peringatan ulang tahun kemenangan Revolusi Islam di Iran, tanggal 12 Februari juga merupakan hari dimulainya acara seni dan budaya penting di Iran setiap tahun. Peristiwa yang terjadi di hampir semua cabang seni menandakan transformasi dan kebangkitan seni melalui perubahan sosial dan politik Iran setelah kemenangan Revolusi Islam. Pada kesempatan ulang tahun kemenangan Revolusi Islam, festival film, teater, seni visual, puisi dan sastra, musik dan buku yang titik kesamaan semuanya aیalah menghadirkan karya seni dan budaya terbaru di lapangan dan menilai serta menyajikan yang terbaik untuk warga. Wajar bahwa selama empat dekade terakhir proses ini telah mengarah pada pertumbuhan artistik dan peningkatan kuantitas dan kualitas seni di negeri ini dan Festival Seni Fajr secara bertahap berkembang dan menjadi area penting budaya dan seni Iran.
Festival Film Fajr mungkin merupakan salah satu acara seni paling bersemangat di Iran, yang diadakan setiap tahun di tengah musim dingin dengan kehangatan yang memberi warna lain bagi ruang-ruang bioskop. Sekarang festival ke-38 ini diadakan di Iran, mulai dari 12 Februari, dan film-film baru Iran telah diputar di bioskop-bioskop dan mendapatkan popularitas serta antusiasme yang tak tertandingi. Menurut sekretariat festival, hampir 100 film terdaftar untuk festival tersebut, termasuk 22 film di bagian dalam negeri ada 10 film pendek, 10 film dokumenter, dan 10 film pertama yang diputar di festival.
Festival tahun ini dimulai tanpa upacara pembukaan dan sebagai gantinya para sineas film Iran, sejalan dengan tanggung jawab sosial mereka, berkontribusi pada daerah banjir di Sistan dan Baluchistan.
Tahun ini, untuk lima tahun berturut-turut, Festival Film Fajr bertepatan dengan penyelenggaraan fenomena sinema besar di Tehran, di seluruh provinsi negara juga melaksanakan perhelatan yang sama. Selain semua provinsi, Zona Bebas Qhesm, Aras dan Arvand turut menampilkan film festival di bioskop tertentu.
Setiap tahun sinema Iran menyaksikan film-film yang diputar dengan tema "New Look". Film yang selalu menjadi salah satu film teratas Festival Fajr. Saat ini hampir hampir tiga dekade, dimana generasi sineas muda terlibat dengan dengan ide-ide baru dan mulai membuat film dan mendokumentasikan kemampuan mereka dengan memproduksi film pendek dan dokumenter.
Homayoun Assadian, sutradara senior Iran dan anggota dewan seleksi Festival Film Fajr mengatakan, "Saya tidak tertarik dengan nama. Di tengah banyak kejutan pada beberapa tahun lalu, yang melakukannya adalah anak-anak muda, bukan para sineas yang telah terkenal. Sangat menyenangkan bagi saya bahwa generasi baru sineas iran mengenal sinema ini, memiliki pengetahuan tentangnya dan dapat berkomunikasi dengan audiens target. Saya kira kita dapat melihat hasil yang baik dari pihak mereka karena dibanjiri kaum muda."
Dengan memperhatikan ucapannya, kita dapat menambahkan poin ini bahwa dalam Festifal Film Fajar ke-38 ini kita menyaksikan kebersamaan para jenderal dan anak muda. Para jenderal yang telah bekerja di bidang pembuatan film selama bertahun-tahun dan telah membuat lusinan film. Dan anak-anak muda yang datang ke festival film ketiga puluh delapan untuk memamerkan energi, kreativitas, dan seni mereka. Kehadiran semua seniman ini meniupkan festival yang penuh daya tarik yang karyanya sangat bervariasi dan jumlah yang mendaftar untuk berpartisipasi dalam acara seni ini lebih dari yang diperkirakan. Karena masyarakat menanti sejumlah nama dari yang sudah mendaftar dan mengantri di depan loket bioskop untuk menyaksikan karya mereka. Para sineas seperti Masoud Kimiai, Ebrahim Hatamikia, Peyman Ghasem Khani dan ...
Kategori film pendek adalah bagian penting lain dari festival yang menyediakan karya untuk pengalaman pertama para sineas muda. Festival Film Fajr seperti membayar hutang untuk kategori film pendek dan dokumenter. Karena ada banyak festival khusus hanya diadakan untuk kedua bidang ini dalam setahun.
Dapat dikatakan bahwa kategori film dokumenter dari sisi struktur, konten dan nilai dokumentasinya lebih maju dengan jarak yang jauh dengan sinema fiksi Iran. Untungnya, pembuatan film dokumenter telah membuat kemajuan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir dan pembuat film telah menunjukkan keseriusan mereka dalam bidang ini. Diharapkan bahwa kelanjutan kehadiran film dokumenter dan film pendek di Festival Film Fajr akan membawa mereka keluar dari bayang-bayang film layar lebar dan menemukan penonton yang serius, serta membuka jalan untuk tontonan yang lebih baik di berbagai arena.
Museum Sinema Iran menyambut penggemar sinema dan film Iran pada saat Festival Film Fajr Ke-38 dari tanggal 12 hingga 22 Bahman. Pameran senarai sinema diselanggarakan dari jalan Valiasr hingga bangungan Museum, undangan kepada para perintis untuk menonton film festival, berkolaborasi dan mengundang media untuk menyiapkan dan memproduksi program khusus radio dan televisi yang berhubungan dengan sinema yang bertujuan mengeksploitasi kapasitas kompleks budaya ini, menyelenggarakan pameran poster film terbaik dari 37 musim terakhir Festival Film Fajr adalah salah satu program yang disiapkan untuk kali ini.
Di bagian selatan taman Ferdows di Tehran utara, adalah sebuah bangunan bersejarah yang dibangun pada masa Mohammad Shah Qajar dan sekarang menjadi Museum Sinema Iran. Bangunan besar ini memiliki tiga sinema bernama Sinematografer, Ferdows Sinema dan Peradaban Sinema, yang memutar film-film festival.
Menyusul syahadah Letjen Qassem Solaemani, legenda dan teladan melawan kezaliman dan penuntut keadilan di seluruh dunia, Festival Film Fajr Ke-38 memberi hadiah "Piala Syahid Solaemani" secara simbolis kepada film-film yang bertemakan jihad dan perlawanan.
Acara-acara lain di Festival Fajr termasuk film dalam kategori dalam negeri bagi tunanetra dan tunarungu. Festival ini di tahun-tahun yang lalu selalu menawarkan kesempatan bagi jurnalis dan penonton bioskop, kritikus dan lainnya untuk menonton film, ulasan film, dan kajian film di berbagai belahan dunia. Di sini, tunanetra dan tunarungu pasti akan menikmati fasilitas dari komunitas dan festival film, memiliki saham dari apa yang terjadi di masyarakat dan tahun ini, mereka juga dapat menikmati film-film yang ditayangkan dalam festival kali ini.
Kini setelah 41 tahun dari kemenangan Revolusi Islam berlalu dan lebih dari dua dekade perang yang dipaksakan Irak terhadap Iran, Festival Film Fajr, sebagai pameran film paling penting di negara ini terus memproduksi dan menampilkan karya-karya yang berkaitan dengan pertahanan suci, perlawanan dan revolusi.
Sekilas tentang daftar film Festival Film Fajr, ada dua film dokumenter dan satu film fiksi yang seharusnya menjadi salah satu film pertahanan suci. "Antara Bendera Perang" dan "Abadan Eleven 60" adalah di antara film-film ini. Film "Antara Bendera Perang" dibuat oleh Mohsen Eslamzadeh dan berfokus pada kehadiran Daesh di Afghanistan. Sutrada yang sebelumnya memproduksi film dokumenter "Only Among the Taliban," mengatakan tentang karya barunya, di mana ia memperoleh persetujuan Taliban untuk mengunjungi daerah yang dikontrol mereka dan dapat mengunjungi kekhalifahan Daesh. Dalam film ini, ia menceritakan perang dari dua sudut.
Film lain Festival Film Fajr adalah "Abadan Eleven 60", yang menggambarkan pemaksaan perang Irak terhadap Iran dan menceritakan beberapa keberanian orang-orang Abadan di masa-masa awal perang.
Namun di samping kedua film ini, karya-karya lain telah mengeksplorasi subjek pertahanan suci, perlawanan, dan peristiwa dalam sejarah kontemporer, terutama di tahun-tahun menjelang Revolusi Islam. Film Private Dress adalah salah satu film yang masuk dalam kategori film sejarah - politik dan berkaitan dengan peristiwa tahun 60an dan kegiatan Partai Tudeh di Iran.
Film-film lain yang terkait dengan sejarah kontemporer adalah "Walnut Tree" yang disutradarai oleh Mohammad Hossein Mahdavian. Film tersebut membahas tentang pemboman bahan kimia di Sardasht oleh rezim Baath dan rezim Saddam Hussein, dan sebagian besar lokasi film telah direkam di Kurdistan. Kejahatan itu terjadi pada 7 Tir 1366 (28 Juni 1987), menewaskan 130 orang dan melukai sekitar 8.000 orang, yang konsekuensinya terus mengganggu mereka yang ditinggalkan selama 30 tahun.
Pratayang film Walnut Tree
"Day zero" sebagai pengalaman pertama sutradara Saeid Malekan sebagai salah satu tokoh terkenal sinema Iran yang dapat disebutkan dalam festival kali ini. Film besutannya tentangteroris yang didukung Barat Abdul Malik Rigi yang telah banyak meneror dan membunuh warga Iran di kawasan tenggara Iran dan akhirnya ditangkap oleh pasukan Iran. Dia dijatuhi hukuman mati di pengadilan karena kejahatannya, dan film "Day zero" menggambarkan sudut hidupnya.
Film dokumenter "Lady" yang disutradarai oleh Mohammad Habibi Mansour adalah contoh lain dari karya yang dilombakan dalam Festival Film Fajr tahun ini, yang menceritakan tentang kehidupan Ny. Esmat Ahmadian, salah satu wanita paling berpengaruh di Ahwaz. Wanita yang dirinya dan anggota keluarganya masing-masing entah bagaimana terkait dengan perang.
Dan film terakhir adalah film pendek "Alley" yang disutradarai oleh Mohammad Reza Mesbah, yang memenangkan gelar Film Terbaik dalam menurut penonton di Tehran Short Film Festival. Film ini mengambil pandangan romantis pada masalah pertahanan dan pengorbanan suci.
Festival Film Fajr ke-38 akan ditutup di hari terakhir peringatan 10 Fajar Kemenangan pada 22 Februari dengan menghadirkan para pemenang, sekaligus penyerahan piala Crystal Simorgh.