Bagaimana Rahbar Menjelaskan Kesamaan Perang yang Dipaksakan Selama 8 Tahun dan Perang Zionis ke Gaza?
(last modified Thu, 26 Sep 2024 05:17:41 GMT )
Sep 26, 2024 12:17 Asia/Jakarta
  • Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Khamenei
    Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Khamenei

Sekelompok veteran dan aktivis di bidang jihad dan perlawanan bertemu dengan Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam, di Huseiniyah Imam Khomeini, Rabu (25/9) pagi, pada hari kelima peringatan Pekan Pertahanan Suci. Dalam pertemuan ini, Rahbar memaparkan analisis komparatif perang Irak selama 8 tahun terhadap Iran dan perang rezim Zionis terhadap Gaza saat ini.

Salah satu perbandingan antara perang yang dipaksakan dengan perang Gaza, dari sudut pandang Pemimpin Besar Revolusi Islam, adalah penyebab dimulainya kedua perang tersebut.

Kecenderungan dan kebijakan para pemimpin sistem dunia menjadi penyebab kedua perang tersebut.

Dalam perang yang dipaksakan Irak terhadap Iran, menurut Ayatullah Khamenei, para pemimpin tatanan dunia saat itu, yaitu Amerika dan Uni Soviet serta para pengikutnya, menganggap pemikiran dan pesan baru Revolusi Islam Iran tidak dapat ditoleransi.

Ayatullah Khamenei menyatakan bahwa alasan permusuhan para pemimpin tatanan dunia pada hari itu adalah karena Revolusi Islam merupakan seruan yang jelas terhadap tatanan yang salah dan merusak yang mengatur dunia dan sistem dominasi, yang membagi dunia menjadi dominator dan yang didominasi, serta memaksakan budaya dan pendapat para dominator di negara lain.

Menekankan bahwa para penguasa tidak dapat mentolerir wacana baru Revolusi Islam, yang menarik dan dapat dikembangkan oleh bangsa-bangsa, beliau mencatat:

“Mereka sedang menunggu kesempatan untuk menyerang Iran, dan Saddam, yang merupakan orang yang ambisius, serakah, kurang ajar, kejam dan sembrono, memberikan kesempatan ini kepada negara-negara kuat dan dengan menghasut mereka, menyerang Iran.”

Situasi serupa juga terjadi terkait perang rezim Zionis terhadap Gaza.

Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa menentang Poros Perlawanan dan kekuatan yang dimiliki Perlawanan kawasan Asia Barat. Negara-negara ini sepenuhnya mendukung rezim Zionis, yang memiliki motivasi yang diperlukan untuk melawan perlawanan, dalam perang terhadap Gaza.

Poin lain dalam analisis komparatif Rahbar tersebut terhadap dua perang yang dipaksakan dan Gaza adalah dukungan Amerika dan Barat pada satu pihak yang berperang.

Dalam perang yang terjadi, Amerika sepenuhnya berada di pihak Irak.

Faktanya, kejahatan rezim Zionis terhadap Gaza dan Lebanon juga dilakukan dengan dukungan terbuka dan komprehensif dari Amerika Serikat.

Dengan penggunaan hak veto Amerika secara instrumental, tidak ada satu pun resolusi serius terhadap rezim Zionis atau penghentian genosida di Gaza yang disetujui oleh Dewan Keamanan PBB.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menjelaskan, Amerika mengatakan bahwa kami tidak memiliki campur tangan dan kami tidak memiliki informasi, tetapi mereka memiliki informasi dan campur tangan. Pemerintahan Amerika saat ini membutuhkan kemenangan rezim Zionis dalam pemilu mendatang.

Poin lain dari perbandingan antara perang yang dipaksakan dan perang Gaza, dari sudut pandang Pemimpin Revolusi Islam Iran, adalah bahwa kedua perang tersebut adalah “Jihad di jalan Allah SWT”.

Dalam hal ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam meyebut tindakan Hizbullah Lebanon dalam mendukung Gaza dan menyatakan, Hizbullah Lebanon, yang membusungkan dadanya untuk Gaza dan terkena insiden pahit, sedang melakukan Jihad di jalan Allah.

Hal penting lainnya dalam membandingkan perang 8 tahun Irak terhadap Iran dengan perang rezim Zionis terhadap Gaza saat ini adalah situasi militer pihak-pihak yang bertikai.

Dalam perang 8 tahun tersebut, Irak memiliki situasi yang jauh lebih baik dibandingkan Iran dalam hal peralatan militer dan dukungan dari kekuatan dunia.

Dalam perang terhadap Gaza saat ini, rezim Zionis memiliki peralatan yang lebih mutakhir dan didukung oleh negara-negara Barat.

Namun yang penting adalah perlengkapan militer yang unggul bukanlah alasan untuk menang, seperti halnya rezim Baath Saddam yang tidak menang melawan Iran dalam perang 8 tahun tersebut.

Bahkan saat ini, meski memiliki peralatan yang lebih unggul, rezim Zionis belum mencapai tujuan militernya, termasuk pembebasan tahanan Zionis dan penghancuran Hamas.

Karena alasan ini, kejahatan dan pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak serta teror di muka umum terhadap para komandan telah dimasukkan dalam agenda.

Dalam hal ini, Pemimpin Besar Revolusi Islam menunjuk pada kepemilikan uang, senjata dan propaganda global oleh musuh Zionis dan mengatakan, Peralatan dan fasilitas Mukminin dan pejuang sangat minim dibandingkan musuh, tapi pihak yang akan menang adalah pejuang di jalan Allah yaitu Perlawanan Palestina dan Hizbullah Lebanon.

Menurut Rahbar, Jika Rezim Zionis memang berhasil mengalahkan pasukan perlawanan baik di Gaza, Tepi Barat atau Lebanon, maka ia tidak perlu melakukan kejahatan-kejahatan semacam ini untuk menunjukkan diri menang dan unggul.(sl)

Tags