BRICS Pay Dipamerkan, Perkembangan Baru dalam Dedolarisasi
(last modified 2024-10-20T11:38:26+00:00 )
Okt 20, 2024 18:38 Asia/Jakarta
  • BRICS Pay Dipamerkan, Perkembangan Baru dalam Dedolarisasi

Parstoday – Negara-negara anggota BRICS dengan maksud untuk menerapkan kebijakan dedolarisasi, baru-baru ini memamerkan sistem pembayaran independen bernama BRICS Pay.

Sistem keuangan internasional saat ini akan berhadapan dengan sebuah perubahan besar sebagai imbas dari program-program BRICS untuk menciptakan sebuah sistem pembayaran independen guna mempermudah transaksi internasional di antara anggotanya.
 
Anggota BRICS dalam pertemuan terbarunya memamerkan BRICS Pay, dan mengumumkan bahwa platform ini dapat memberikan banyak kegunaan di antaranya dedolarisasi, mempermudah perdagangan di antara anggota, dan menurunkan dampak sanksi Barat.
 
BRICS Pay, didukung dengan sejumlah teknologi canggih seperti blockchain, dan dapat menjadi alternatif pengganti yang efektif bagi jaringan pengiriman pesan keuangan internasional, SWIFT.
 
Valentina Matviyenko, Ketua Dewan Federasi Rusia, menekankan bahwa BRICS Pay, berada di rel yang benar. Menurutnya, ini bukan lagi sekadar ide, tapi sudah menjadi sebuah langkah maju.
 
Ia menambahkan, "Sistem ini adalah jawaban atas cita-cita dan harapan negara-negara berkembang yang ingin membebaskan dirinya dari hegemoni dolar Amerika."
 
Sehubungan dengan hal itu, lebih dari 50 negara sebelumnya sudah menyatakan keinginan mereka untuk menggunakan sistem pembayaran BRICS ini, sebagian besar berasal dari Asia, Afrika, Amerika Selatan, dan Eropa.
 
Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan, negara-negara anggota BRICS, saat ini sedang berusaha mengorganisir pertukaran informasi keuangan di antara bank-bank sentral mereka.
 
Dalam sebuah pertemuan dengan para pimpinan redaksi media-media terkemuka BRICS, Putin mengumumkan, "Pertukaran informasi keuangan ini dilakukan di antara bank sentral, sebagai pengganti SWIFT yang mendukung pembayaran internasional."
 
Sebelumnya Direktur Bank Sentral Iran, Mohammad Reza Farzin,  mengabarkan kesepakatan luas yang dicapai Iran dan Rusia, serta upaya negara-negara BRICS untuk menggunakan mata uang nasional, dan menurunkan ketergantungan terhadap dolar.
 
Direktur Bank Sentral Iran, juga menjelaskan bahwa stuktur sistem keuangan internasional saat ini bertumpu pada Dana Moneter Internasional, IMF, dan Bank Dunia.
 
"Dikarenakan hambatan-hambatan politik dengan negara-negara Barat, maka dari itu dunia mencari tata kelola baru, dan BRICS membuka peluang untuk mewujudkan cita-cita ini," pungkasnya. (HS)