Kesyahidan Yahya Sinwar Sang Legenda yang Mempermalukan Rezim Zionis
Yahya Sinwar, Kepala Biro Politik Hamas gugur syahid saat berperang dengan tentara rezim Zionis hingga saat-saat terakhir hidupnya dan kini menjadi legenda Palestina.
Dalam kejahatan lainnya terhadap Gaza, rezim Zionis menggugursyahidkan Yahya Sanwar, pemimpin Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas). Setelah meneror Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik Hamas, Yahya Sinwar menggantikannya.
Sinwar menghabiskan seluruh hidupnya selama 62 tahun untuk berperang melawan rezim pendudukan Quds. Sinwar selama 23 tahun hidupnya berada di penjara rezim Zionis.
Rumahnya dibom pada perang tahun 2012, dan dia dimasukkan dalam daftar hitam oleh Kementerian Luar Negeri AS pada tahun 2015.
Sinwar telah lama berada di daftar orang yang dicari Israel, dan baru-baru ini, ketika ia terpilih sebagai kepala Biro Politik Hamas, motivasi Israel untuk membunuhnya semakin meningkat.
Badan keamanan Israel menganggapnya sebagai perancang dan pelaksanaan serangan 7 Oktober 2023. Pasca operasi Badai Al-Aqsa, nama Sinwar berkali-kali diumumkan oleh sejumlah pejabat senior rezim Israel, termasuk Menteri Perang Yoav Galant.
Rezim Zionis telah berusaha mendiskreditkan Sinwar dengan banyak kebohongan, seperti mengklaim bahwa Sinwar bersembunyi di terowongan dan mengorbankan rakyat Gaza, bahwa Sinwar telah menyandera tahanan Zionis, atau bahwa Sinwar telah melarikan diri ke Mesir.
Kesalahan strategis Zionis dalam mempublikasikan foto dan video kesyahidan Sinwar telah menimbulkan skandal bagi Zionis dan menempatkan pribadi Sinwar dalam sejarah.
Gambaran kesyahidan Yahya Sinwar, pemimpin gerakan Hamas, yang hadir di medan perang dengan seragam tempur, bahkan berperang bersama rezim hingga saat-saat terakhir, menunjukkan bahwa Sinwar adalah pahlawan dalam perjuangan melawan rezim Zionis.
Seorang reporter Amerika menerbitkan film momen-momen terakhir perjuangan Yahya Sinwar dan menulis, Israel melakukan kesalahan dengan menerbitkan foto-foto momen terakhir Yahya Sinwar. Mengenakan masker dan terluka parah, dia melemparkan tongkat ke arah drone yang merekamnya, yang merupakan tindakan perlawanan terakhir terhadap rezim Zionis. Dalam kematiannya, dia menjadi legenda.
Meskipun Zionis bersukacita atas kesyahidan Sinwar dan mengklaim bahwa Hamas telah dihancurkan, tapi sejarah membuktikan bahwa baik Hamas maupun kelompok perlawanan mana pun bukan hanya tidak akan dihancurkan oleh kesyahidan para pemimpin mereka, tetapi bahkan akan menjadi lebih kuat.
Terkait hal tersebut, Mustafa Barghouti, Sekretaris Jenderal Gerakan Inisiatif Nasional Palestina (PNI), menunjuk pada keberanian Yahya Al-Sinwar menekankan, Ternyata Al-Sanwar tidak bersembunyi di dalam terowongan, melainkan Netanyahu yang bersembunyi di dalam terowongan. Bahkan di saat-saat terakhir hidupnya, Yahya Al-Sinwar mempermalukan Israel dan Netanyahu.
Sekretaris Jenderal Gerakan Inisiatif Nasional Palestina menambahkan, Apakah pembunuhan Ahmed Yassin, Rantisi, Haniyeh dan Nasrallah menghentikan perlawanan, dan kesyahidan Al-Sanwar akan menghentikan perlawanan? Permasalahan yang dihadapi bangsa Israel adalah mereka tidak memahami persoalan syahid dan tidak mengetahui bahwa keinginan utama setiap panglima adalah syahid.
Bassem Naim, salah satu petinggi Hamas juga mengatakan, Sangat menyakitkan kehilangan orang-orang tercinta, apalagi sosok seperti Yahya Al-Sinwar, tapi yang kami yakini pada akhirnya kami akan menang.(sl)