Gerakan Perjuangan Mahasiswa Iran (1)
Tanggal 16 Azar 1332 Hijriah Syamsiah (7 December 1953) diperingati sebagai hari mahasiswa di Republik Islam Iran. Hari itu, sekelompok mahasiswa Universitas Tehran bangkit memprotes kebijakan intervensif Amerika Serikat di Iran. Protes ini disambut dengan tembakan peluru oleh pasukan rezim Shah Pahlevi dengan maksud membungkam aksi menentang campur tangan AS.
Namun, peristiwa 16 Azar justru semakin menggelorakan gerakan anti-arogansi bangsa Iran dan tindakan represif pasukan Shah telah melipatgandakan kemarahan rakyat terhadap Paman Sam. Peristiwa 16 Azar dianggap sebagai sebuah gerakan anti-arogansi dan anti-hegemoni serta simbol perlawanan rakyat Iran terhadap intervensi AS.
Tiga mahasiwa Universitas Tehran meninggal dunia ditembak oleh pasukan rezim Shah. Peristiwa ini terjadi hampir empat bulan pasca kudeta Amerika-Inggris terhadap pemerintahan konstitusional Iran waktu itu.
Intervensi AS di Iran mulai dilakukan secara terbuka dengan kudeta 28 Mordad 1332 HS (Agustus 1953). Kejadian ini membawa pengaruh langsung terhadap transformasi politik Iran dan rentetan peristiwa-peristiwa setelahnya.
Pasca kudeta 28 Mordad, Presiden AS waktu itu Dwight Eisenhower dalam sebuah pidato di Kongres mengabarkan tentang rencana kunjungan Wakilnya Richard Nixon ke Tehran. “Nixon akan mengunjungi Iran untuk membahas dari dekat hasil-hasil kemenangan politik yang telah memberi harapan yang diraih oleh para pendukung stabilitas dan penuntut kebebasan di Iran,” ujarnya.
Statemen ini mengindikasikan bahwa perkembangan politik Iran pasca kudeta perlu dikelola agar AS dapat meningkatkan pengaruhnya di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan militer di Iran. Masalah ini telah memicu kemarahan rakyat khususnya mahasiswa Iran.
AS – yang menganggap dirinya sebagai pelopor demokrasi dan HAM – memiliki rekam jejak panjang dalam mendukung para diktator dan rezim tirani di kawasan; mulai dari Shah di Iran sampai Bin Ali di Tunisia, Hosni Mubarak di Mesir, dan rezim-rezim monarki Arab. Pendekatan ini telah menyingkap kemunafikan AS di hadapan rakyat Iran dan bangsa-bangsa Arab.
Selama beberapa tahun pasca kudeta, para penasihat ekonomi dan militer AS dikirim ke Iran untuk mengawal kepentingan ilegal negara itu dan melaksanakan kebijakan-kebijakan Washington.
Pasca kudeta, Shah Pahlevi mengirim sepucuk surat ke Gedung Putih yang disebutnya sebagai "penyelamatan Iran dari kekacauan ekonomi dan finansial" dan meminta AS untuk segera memberikan bantuan. Menanggapi permintaan itu, Presiden Eisenhower langsung mengucurkan hibah sebesar 45 juta dolar. Misi dari bantuan ini adalah AS ingin secara penuh menguasai Iran dan sekaligus mendukung despotisme politik di tengah masyarakat Iran.
Pada masa itu, hubungan rezim Shah dengan Washington mengalami peningkatan drastis dan mereka memberi lampu hijau kepada AS untuk melebarkan pengaruhnya di Iran.
AS dan Inggris telah merencakan sebuah kudeta untuk menyingkirkan pemerintahan Doktor Mohammad Mossadegh pada 1953 dan memberikan kekuasaan kepada Shah Pahlevi sebagai diktator mutlak. Langkah ini telah mencabut tunas demokrasi di Iran untuk puluhan tahun.
Beberapa hari setelah peristiwa 16 Azar, kedatangan Denis Wright, Kuasa Usaha Kedutaan Inggris di Tehran disambut dengan aksi protes dan kecaman masyarakat. Pada 17 Azar dan bersamaan dengan kedatangan Nixon di Tehran, semua universitas di ibukota meliburkan diri dan ketika ia tiba di Fakultas Hukum dan Ilmu Politik Universitas Tehran untuk menerima gelar Doktor Honoris Causa, sebuah surat kabar Iran menerbitkan tajuk dengan judul "Tiga Tetes Darah" yang ditunjukkan untuk wakil presiden AS tersebut.
"Tradisi dan adat istiadat bangsa Iran ketika menerima tamu adalah menyembelih seekor hewan di hadapan tamu, namun kali ini wahai tuan Nixon, karena kebesaran dan kemuliaan Anda, mereka telah mengorbankan tiga pemuda terbaiknya yaitu mahasiswa untuk menyambut Anda," tulis koran tersebut.
Jadi, Hari Mahasiswa Iran diperingati untuk mengenang serangkaian peristiwa pahit yang terjadi dalam memperjuangkan independensi bangsa dan negara. Peristiwa itu sampai sekarang masih dipandang sebagai sebuah momen penting dalam lembaran sejarah perang melawan arogansi dan perlawanan bangsa Iran terhadap kebijakan konfrontatif AS.
Peristiwa 16 Azar dinilai sebagai titik balik bagi terbentuknya gerakan perlawanan mahasiswa di Iran. Pada akhirnya, aksi revolusioner itu menjelma dalam bentuk gerakan-gerakan mahasiswa Iran dan menyusul kemenangan Revolusi Islam pada tahun 1979, darah tiga tunas bangsa yang menetes ke bumi telah membuka babak baru dalam kehidupan gerakan mahasiswa Iran dan lagi-lagi, mahasiswa mengabadikan namanya dalam lembaran sejarah Iran setelah menduduki Kedutaan Besar AS di Tehran atau yang dikenal dengan sarang spionase.
Bangsa Iran telah menegaskan bahwa mereka akan melawan Amerika dan tidak membiarkan negara itu kembali menguasai Iran seperti di masa lalu. Peristiwa 16 Azar telah membangkitkan bangsa Iran untuk melawan hegemoni AS dan membuktikan bahwa perlawanan anti-arogansi global adalah sebuah gerakan abadi.
Semangat anti-arogansi bangsa Iran juga telah tertanam dalam berbagai peristiwa lain seperti, 13 Aban atau hari perlawanan terhadap arogansi global. Semua peristiwa itu mengindikasikan perlawanan tiada henti dan tak kenal lelah bangsa Iran terhadap arogansi global dan ketidakpercayaan mereka kepada AS.
Mantan diplomat Iran, Sayid Hossein Mousavian dalam sebuah artikel di surat kabar al-Monitor Amerika, mengkaji alasan ketidakpercayaan Iran kepada Amerika.
“AS dan pemerintah-pemerintah Barat memberikan dukungan penuh kepada Shah selama seperempat abad; sebuah dukungan yang telah mendorong rakyat Iran ke arah reformasi mendasar. Revolusi Islam Iran pada 1979 adalah sebuah pesan alamiah dari hasil pendekatan Barat terhadap Iran,” tulisnya.
Menurut Mousavian, sejak revolusi, kebijakan utama AS terhadap Iran fokus pada pergantian sistem melalui sarana hukuman seperti sanksi, isolasi, dan dukungan kepada kelompok oposisi.
Setelah revolusi, banyak dari pemerintah Barat meninggalkan komitmen mereka secara sepihak untuk kontrak-kontrak dengan Iran dan membiarkan negara ini menanggung kerugian puluhan miliar dolar untuk proyek-proyek industri yang sudah dibayar, tapi tidak dilanjutkan pengerjaannya.
Semua pendekatan dan perilaku Barat mengejar satu tujuan yaitu menjinakkan Republik Islam Iran, yang telah menjadi model bagi perjuangan bangsa-bangsa tertindas melawan arogansi global.
Hari ini, kebijakan pemerintahan Trump terhadap Iran adalah ancaman dan sanksi serta menuntut konsesi melalui langkah-langkah seperti, penarikan sepihak dari kesepakatan nuklir, pengembalian sanksi unilateral, dan pembentukan Komite Aksi Iran di Departemen Luar Negeri dan Departemen Keuangan AS.
Pada dasarnya, terdapat banyak kesamaan antara strategi sekarang dan kebijakan masa lalu AS. Hal ini membuktikan bahwa AS sampai kini masih memandang Iran melalui pemahaman abad lalu. Sikap bermusuhan AS terhadap Iran tidak pernah berhenti di sepanjang tahun itu. Para pejabat Washington selama 40 tahun terakhir selalu memperlihatkan ekspresi ketidaksenangan mereka terhadap Tehran dengan berbagai cara.
Setelah kemenangan Revolusi Islam, AS selalu mengadopsi kebijakan destruktif terhadap Iran meskipun Presiden Barack Obama terkesan ingin tampil berbeda dengan para pendahulunya.
Iran pada masa Obama – yang menyembunyikan tangan besi AS di balik sarung tangan beludru dan menjanjikan perubahan – tidak terlena dengan kata-kata itu. Trump menganggap Iran sekarang harus bernostalgia atau berterimakasih atas “kebaikan” Obama.
Jika Trump menoleh sedikit ke belakang, ia akan menyaksikan bahwa Obama bukan hanya tidak berbuat baik kepada Iran, tapi mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menjaga kredibilitas AS dan selalu berbicara tentang semua opsi di atas meja.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei dalam pertemuan dengan Dewan Tinggi Basij pada 27 November 2014, mengatakan bahwa Republik Islam sama sekali tidak punya masalah dengan bangsa atau negara AS, tapi yang menjadi masalah bagi bangsa Iran adalah sikap arogan dan tuntutan berlebihan pemerintah AS. (RM)