Sayidina Ali dalam Tradisi Wirid Li Khamsatun di Nusantara
Sayidina Ali bin Abi Thalib KW manusia mulia yang istimewa sejak kelahiran hingga akhir hayatnya. Beliau dilahirkan di Kabah dan syahid pada tanggal 21 Ramadhan ketika sedang menunaikan shalat Shubuh.
Beberapa ayat turun mengenai sejumlah orang terpilih termasuk Sayidina Ali seperti surat Ali Imran ayat 61 tentang Mubahalah. Tidak heran jika para ulama terkemuka di Nusantara seperti KH Wahid Hasyim memberikan ijazah wirid Li Khamsatun yang biasa di Jawa disebut sebagai aji-aji limo, atau lima pusaka.
Wirid tersebut hingga kini masih dikumandangkan di surau dan masjid untuk bertawasul kepada lima manusia mulia, yaitu: Al-Mustafa (Nabi Muhammad Saw), Al-Murtadha (Sayidina Ali bin Abi Thalib) wa abnahuma (Sayidina Hassan dan Sayidina Husein) wa Fatimah (Siti Fatimah)
Dari kelima orang ini, Sayidina Ali menempati posisi penting sebagai menantu dari Rasulullah Saw, dan suami Siti Fatimah, juga ayah dari Sayidina Hassan dan Husein. Beliau memiliki ikatan yang begitu kuat dengan pembawa risalah Islam, Nabi Muhammad Saw.
Sayidina Ali syahid dibunuh oleh seorang Khawarij bernama Ibnu Muljam, tapi nama besarnya tetap lestari hingga kini. Wirid tolak bala, Li khamsatun mengabadikannya dalam tradisi Islam Nusantara.
Selengkapnya simak ceramah Ust. Hilal, Lc sebagai berikut: