Seni Lukis Miniatur Iran, Warisan Budaya Dunia
(last modified Wed, 06 Jan 2021 09:31:53 GMT )
Jan 06, 2021 16:31 Asia/Jakarta
  • Seni miniatur Iran.
    Seni miniatur Iran.

Komite untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda UNESCO menggelar pertemuan ke-15 pada 14-19 Desember 2020 di Jamaika, secara virtual karena pandemi virus Corona.

Komite untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, memasukkan seni lukis miniatur sebagai warisan bersama antara Iran, Azerbaijan, Turki, dan Uzbekistan dalam Daftar Warisan Budaya Tak Benda UNESCO. Dengan demikian, seni lukis miniatur tercatat sebagai warisan tak benda ke-15 Iran yang masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO.

Iran memiliki rekor bagus dalam mendaftarkan warisannya dalam daftar budaya dunia dibandingkan para tetangganya. Negara-negara tetangga adalah bagian dari Iran di masa lalu, yang kemudian terpisah dari ibu pertiwinya karena pergolakan politik.

Warisan budaya Iran dan negara-negara tetangga didaftarkan untuk pertama kalinya sebagai warisan bersama pada tahun 2009 yaitu; tradisi kuno Nowruz. Ini adalah warisan tak benda pertama yang masuk dalam Daftar Warisan Tak Benda UNESCO dengan keterlibatan tujuh negara.

Tradisi kuno Nowruz didaftarkan atas inisiatif Iran dan dengan kerja sama Republik Azerbaijan, India, Kirgistan, Pakistan, Turki, dan Uzbekistan sebagai karya ketiga dalam daftar warisan dunia tak benda. Pada 2016, Nowruz terdaftar untuk kedua kalinya pada pertemuan UNESCO di Ethiopia, karena lima negara; Afghanistan, Irak, Kazakhstan, Tajikistan, dan Turkmenistan juga ingin dimasukkan dalam daftar tersebut. Nowruz adalah situs warisan tak benda terbesar UNESCO dari segi jumlah negara yang terlibat.

Chehel Sotoun, Isfahan.

Selain Nowruz, tradisi memanggang roti lavash serta seni membuat dan memainkan kamancheh (instrumen musik petik dawai khas Iran) juga tercatat sebagai warisan budaya bersama Iran dengan negara-negara tetangga. Tradisi memanggang roti lavash tercatat sebagai budaya Iran, Azerbaijan, Kazakhstan, Kirgistan, dan Turki, sementara seni membuat dan memainkan kamancheh terdaftar atas nama Iran dan Azerbaijan.

Di tengah upaya mendaftarkan seni lukis miniatur dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO, Afghanistan dan Tajikistan juga menyatakan minatnya untuk bergabung. Tentu saja, India juga merupakan negara lain yang akrab dengan seni lukis miniatur.

Sejak zaman kuno, masyarakat Iran dikenal akrab dengan seni lukis miniatur dan karya-karya lukis imajinatif yang indah. Bahkan sebelum lukisan dibuat di atas kertas atau kayu, pola-pola yang indah telah dituangkan di atas karpet dan kilim. Sayangnya, hingga sekarang kami tidak memiliki contoh dari karya lukis miniatur di atas kanvas kertas dan kulit atau sejenisnya, yang dibuat pada zaman pra-Islam. Namun, dokumen dan catatan sejarah menunjukkan keberadaan seni lukis miniatur Persia di kalangan masyarakat Iran.

Miniatur Iran adalah gaya lukisan tradisional yang detail, warna-warni, dan berukuran kecil, seringkali mewakili tema mitologis atau religius. Karena sejarahnya yang panjang, Iran memiliki warisan seni yang kaya, dan miniatur adalah salah satunya.

Warisan budaya masyarakat Iran kembali ke sebuah wilayah yang sangat luas, di mana pada suatu masa luasnya terbentang dari Cina Barat hingga Eropa Timur dan dari Pegunungan Kaukasus hingga daratan di selatan Teluk Persia. Negara-negara yang sekarang mendaftarkan seni lukis miniatur bersama dengan Iran, dulunya merupakan bagian dari sebuah bangsa. Warisan budaya dari suku-suku yang kini tinggal di negara-negara tersebut memiliki banyak kesamaan.

Gua Dusheh.

Sejarah seni lukis di Iran – seperti di masyarakat lain – kembali ke periode kehidupan di gua-gua. Gua Dusheh di Khorramabad adalah sebuah gua yang berusia lebih dari 8.000 tahun. Di langit-langit gua, ditemukan 110 gambar dan lukisan peninggalan manusia purba. Gua yang terletak di bagian barat Provinsi Lorestan ini menunjukkan bahwa sejarah seni mural di Iran berasal dari Zaman Neolitikum dan ribuan tahun sebelum Masehi.

Lukisan yang ditemukan pada gerabah di Lorestan dan Bukit Sialk di Kashan membuktikan bahwa para seniman di daerah tersebut telah mengenal seni lukis. Salah satu lukisan kuno terkait dengan kegiatan memburu. Gambar para penunggang kuda, hewan buruan, dan gaya yang digunakan dalam lukisan ini, mengingatkan kita pada karya-karya lukis periode Safawi (abad 16 dan 17 M).

Secara historis, evolusi terpenting yang dirasakan karya seni Iran pasca-Islam adalah bahwa para seniman Iran mulai mendekorasi kitab-kitab. Kitab ini dicat dan didekorasi dengan pinggiran yang indah. Desain lukisan ini diwariskan dari generasi ke generasi dengan cara yang sama.

Seni ini berkembang pesat selama era Seljuk dan Timurid, dan mencapai puncaknya pada periode Safawi. Para seniman era Safawi merefleksikan kepiawaiannya di bidang ini dalam karya-karya mereka. Karya ini dapat dilihat di dinding-dinding paviliun Persia, Chehel Sotoun dan Istana Aali Qapu di kota Isfahan.

Pada awalnya, lukisan-lukisan Iran berukuran mini dan direfleksikan di lembaran-lembaran buku atau disandingkan dengan dua seni lain yaitu; puisi dan kaligrafi. Tak diragukan lagi, mustahil kita dapat mengenal keindahan seni miniatur tanpa mengetahui karya sastra dan puisi Iran serta pandangan mistisnya. Sebab, seniman miniatur dalam karya-kartanya lebih memperhatikan dunia makna daripada alam materi.

Misalnya, lukisannya tentang seekor kuda bukanlah seekor kuda di alam materi, melainkan sebuah wujud di alam non-materi. Oleh karena itu, dalam seni miniatur Iran, objek-objek lukisan terbenam dalam cahaya dan tidak ada bayangan yang ditampilkan dari objek tersebut. Para pelukis Iran percaya bahwa alam non-materi dan ketuhanan terbenam dalam cahaya, sementara kefanaan tidak memiliki tempat di dalamnya. Semuanya termanifestasi secara utuh, dan tidak ada perspektif yang nyata dalam lukisan-lukisan ini.

Seni lukis miniatur Iran.

Beberapa orang mungkin berpikir bahwa para seniman Iran menyembunyikan bayangan objek lukisan, karena ketidakmampuannya untuk melukis semua sudut bidang dengan benar. Tapi ini keliru. Para seniman Iran pada dasarnya tidak melihat perlunya teknik seperti itu. Banyak pakar seni justru menganggap ini sebagai salah satu keunggulan besar lukisan Iran dan memuji kreativitas para seniman Iran.

Karya seni miniatur yang bernilai tinggi pernah dilukis selama Dinasti Abbasiyah, namun sebagian besar dihancurkan oleh tentara Mongol. Saat ini berkembang beberapa aliran seni miniatur iran, di mana masing-masing memiliki karakteristik dan metode tersendiri. Aliran seni miniatur Iran yang paling berpengaruh adalah: aliran Shiraz, aliran Herat, aliran Tabriz, aliran Qazvin, dan aliran Isfahan.

Seni lukis miniatur mulai menjadi genre yang luar biasa dari abad ke-13 dan mencapai puncaknya pada abad ke-15 dan ke-16. Dan tak lama kemudian, seni lukis miniatur Iran menjadi lazim di antara miniatur Islam lainnya, khususnya miniatur Ottoman di Turki dan miniatur Mughal di anak benua India. (RM)