Optimislah, Jika Ingin Bahagia!
Optimisme atau berpikir positif merupakan pengerahan semua kapasitas mental yang positif, membangkitkan semangat, dan penuh harapan dalam hidup untuk menghindari menyerah pada faktor-faktor negatif yang diciptakan oleh pikiran dan perasaan-perasaan frustasi dalam hidup.
Dalam artikel Pars Today kali ini, kita akan membahas pentingnya optimisme atau berpikir positif dari sudut pandang Islam.
Siapakah seorang yang optimis?
Seorang yang optimis adalah seseorang yang tidak membiarkan penafsiran pesimistis tentang realitas dan perilaku orang lain masuk ke dalam pikirannya, dan yang menjauhkan pikiran dan fantasi negatif dari dirinya sendiri serta memiliki pandangan penuh harapan terhadap masa depan.
Pentingnya optimisme atau berpikir positif
Nilai optimisme merupakan tanda kesehatan jiwa dan kemurnian jiwa. Sebab, orang yang memiliki hati nurani yang bersih, dalam banyak kasus, hanya kebaikan dan keburukan yang muncul dalam pikirannya. Imam Ali (AS) berkata, “Optimisme yang baik adalah salah satu kualitas manusia terbaik dan karunia ilahi yang paling bermanfaat.”
Jenis-jenis pandangan positif
1- Berpikir positif terhadap Tuhan
Salah satu sifat yang diinginkan dari orang-orang beriman adalah keimanan yang baik kepada Tuhan, artinya memiliki harapan pada janji-janji ilahi, termasuk rezeki, pertolongan dan kemenangan bagi para pejuang, pengampunan dosa, dan semacamnya.
2- Berpikir pisitif terhadap diri sendiri
Dari perspektif Islam, jenis optimisme ini jika berlebihan tidak diinginkan, karena seseorang yang optimis terhadap dirinya sendiri melampaui batas melihat dirinya sebagai orang yang sempurna dan menjadi terobsesi dengan kehebatannya yang memunculkan kesombongan.
3- Berpikir positif terhadap orang lain
Pandangan positif terhadap orang-orang di sekitar mereka dan berbagai masalah merupakan salah satu anjuran agama Islam, yang juga ditekankan oleh para psikolog.
Optimisme, bukan kenaifan
Berpikir positif dan optimisme tidak selalu berarti kenaifan. Perlu dibedakan antara kedua kategori ini. Kenaifan didasarkan pada sikap tidak bertanggung jawab, tidak seperti optimisme yang sadar dan bertanggung jawab. Seorang mukmin juga cerdas, pintar, dan peka, sehingga tidak ada yang memanfaatkannya.
Dampak positif dan optimisme
Keamanan intelektual, menghilangkan kesedihan, menciptakan cinta, mencegah dosa, kesehatan mental, kebahagiaan dan kegembiraan, kesabaran.
Faktor positif dan optimisme
1 - Mengenali bahaya pesimisme 2 - Memperkuat iman 3 - Menyempurnakan pikiran.(PH)