Jun 02, 2016 19:16 Asia/Jakarta

Menyusul dimulainya masa tugas Dewan Ahli Kepemimpinan Iran periode kelima, para anggota Dewan bertemu dengan Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei. Dewan Ahli Kepemimpinan terdiri dari para faqih yang telah memenuhi syarat berdasarkan pasal 107 UUD Republik Islam Iran. Tugas Dewan adalah menentukan Wali Faqih atau Rahbar. Seluruh anggota Dewan dipilih langsung oleh masyarakat untuk masa kerja selama delapan tahun.

Mengingat sensitifitas tugasnya memilih Rahbar, maka Dewan memiliki independensi yang tidak dimiliki oleh lembaga-lembaga lain. Berdasarkan UUD pasal 108, Dewan memiliki kelayakan otomatis sehingga Dewan kecil akan tetapi sangat strategis ini tidak menjadi target penyusupan dan perubahan yang tidak proporsional. 

 

Pemilu kelima Dewan Ahli Kepemimpinan Iran digelar empat bulan lalu dengan partisipasi meluas masyarakat Iran. Anggota Dewan memulai masa kerja mereka dalam beberapa hari terakhir. Kemudian para anggota Dewan bertemu dengan Rahbar untuk mendegar nasihat beliau.

 

Sebelum dimulainya masa tugas Dewan, Rahbar menyampaikan pesan kepada para anggota Dewan. Rahbar menyatakan, tanggung jawab Dewan Ahli Kepemimpinan adalah menjaga identitas islami dan revolusioner negara secara teliti dan komprehensif. Seraya mengucapkan selamat kepada para anggota Dewan karena telah mendapat kepercayaan masyarakat, Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei menekankan, urgensi Dewan mulia ini bersumber dari beratnya tugas yang diemban para anggotanya dan tugas tersebut adalah menjaga identitas islami dan revolusioner negara secara teliti dan komprehensif, serta memberikan bimbingan kepada lemabga-lembaga yang saling terkait di negara ini menuju tujuan-tujuan luhur dan mulia.

 

Dalam teks pesan Rahbar disebutkan, mengetahui posisi Republik Islam di dunia saat ini, memperhatikan fenomena menarik demokrasi agama di antara setumpuk mekanisme pemerintahan yang mengorbankan spiritualitas dan agama, atau rakyat dan keduanya, memperhatikan peran tanpa banding keimanan dan keyakinan yang bangkit dari maarif Islam dalam pilihan-pilihan rakyat, memperhatikan peran ketakwaan pribadi dan politik seorang Rahbar dalam menjaga kepercayaan masyarakat serta keselamatan dan kekuatan dan kekokohan negara, merpakan di antara tugas Dewan Ahli Kepmimpinan.

 

Masa tugas periode kelima Dewan Ahli Kepemimpinan dimulai hari ini (Selasa, 24/5).

 

Pada pertemuan dengan para angota Dewan, Rahbar bersyukur kepada Allah Swt atas kesuksesan pemilihan para anggota Dewan, serta mendokan kesuksesan masa tugas para anggota Dewan. Kemudian beliau menjelaskan identitas dan jalan Revolusi yang ditempuh oleh Majelis Khobregan atau Dewan Ahli Kepemimpinan Iran.

 

Beliau menilai Dewan Ahli Kepemimpinan Iran sebagai sebuah anugerah ilahi untuk negara dan menekankan bahwa berkumpulkan para pakar dan tokoh agama serta ilmuwan negara pada satu lembaga, menciptakan sebuah kapasitas besar dan membawa banyak berkah. Beliau menilai alasan pembentukan banyak lembaga dan perserikatan di dunia adalah menciptakan peluang untuk melakukan tugas-tugas besar. Ayatullah Khamenei menekankan, tugas jelas yang telah ditetapkan UUD untuk Dewan adalah sebagian dari kemampuan Dewan. Oleh karena itu, Dewan harus memanfatkan kapasitas besar yang dimilikinya untuk tugas-tugas besar dan masalah penting negara.

 

Menurut beliau, sesuai UUD, masalah eksekutif negara tidak berada dalam wewenang Dewan Ahli Kepemimpinan Iran, akan tetapi para anggota Dewan yang memiliki posisi istimewa dalam masyarakat, seperti khatib shalat Jumat dan guru Hauzah, mereka dapat menciptakan wacana dan membimbing opini publik. Oleh karena itu, Dewan dapat melakukan tugas besar melalui fokus pada masalah penting dan pengungkapan pendapat mereka terkait isu penting negara.

 

Ayatullah Khamenei menilai jalur dan acuan Dewan adalah jalur dan target yang diacu Revolusi Islam dan menekankan bahwa tujuan terpenting Revolusi Islam, adalah kedaulatan Islam. Beliau menilai kebebasan, keadilan sosial, kesejahteraan masyarakat, pemberantasan kemiskinan dan kebodohan, perlawanan di hadapan kefasadan etika perusak pondasi yang digulirkan Barat di seluruh dunia, sebagai di antara tujuan Revolusi Islam.

 

Ayatullah Khamenei menyebut muqawama atau perlawanan di hadapan imperialisme sebagai salah satu tujuan penting Revolusi Islam di mana Dewan Ahli Kepemimpinan harus bergerak dalam tujuan tersebut. Seraya menekankan bahwa esensi kaum imperialis adalah penjajahan, Rahbar menekankan, setiap bangsa dan militer yang tidak melawan akan tergilas imperialisme, oleh karena itu, muqawama di hadapan imperialisme merupakan salah satu tujuan penting Revolusi Islam Iran.

 

Menyinggung Perang Pertahanan Suci yang digelar rezim Saddam dan para pendukung internasionalnya terhadap Iran, pemberontakan etnis atas provokasi musuh di perbatasan Iran, aksi-aksi teror terhadap revolusioner dan serangan Amerika Serikat terhadap kilang minyak dan bahkan pesawat penumpang komersial Iran, Rabar menegaskan, musuh kalah telak dalam perang melawan Iran dan pada tahap selanjutnya mereka beralih ke perang lunak.

 

Beliau menilai sanksi ekonomi dan propaganda negatif merupakan upaya perang lunak musuh. Tahap selanjutnya dalam perang lunak, musuh merencanakan infiltrasi ke pusat-pusat pengembilan keputusan dan infiltrasi budaya untuk mengubah keyakinan rakyat. Beliau menjelaskan, “Dalam perang itu, musuh mempersiapkan kekosongan negara dari elemen kekuatan, mereka berusaha membuat negara tidak lagi memiliki kekuatan dari dalam. Ketika [negara] telah lemah dan ketika sudah tidak ada lagi elemen kekuatan di dalamnya, maka untuk menghancurkan dan menyeretnya ke sana dan kemari bukan hal sulit bagi kaum imperialis. Mereka ingin memaksa Iran mengikuti.

 

Beliau mengingatkan bahwa jihad besar yang disebutkan dalam Al-Quran, adalah di bidang ini. Allah dalam surat Al-Furqon ayat 52 berfirman, “Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran dengan jihad yang besar.”

 

Pada bagian lain, Rahbar menekankan inovasi dalam masalah agama dan mengatakan, agama untuk semua masa dan semua kondisi dan seorang Mujtahid yang kokoh dalam beristinbat harus mampu memperluas jangkauan agama untuk menjawab tuntutan masa. Agama Islam sebagai agama terakhir dan agama paling sempurna harus dikembangkan untuk menjawab tuntutan masa. Agama Islam sebagai agama terakhir dan agama paling sempurna yang ditetapkan Allah Swt untuk umat manusia memiliki keunggulan pribadi dan mampu disesuaikan untuk setiap kondisi.

 

Namun beliau menegaskan pula bahwa penyesuaian tersebut bukan berarti perubahan agama, melainkan Islam memiliki hukum yang pasti dan juga yang berubah-ubah. Hukum yang pasti tidak dapat berubah, yang menentukan adalah garis-garis besar dan pada beberapa perincian, menyesuaikan kondisi, bisa jadi berubah. Atau bisa jadi ada muncul masalah baru yang tidak pernah mengemuka 100 tahun lalu. Pada urusan ini, seorang mujtahid yang mengetahui hukum pasti dan tidak pasti agama, dapat menentukan hukum baru dengan merujuk pada garis-garis besar yang pasti.

 

Selanjutnya, Ayatullah Khamenei menekankan bahwa upaya untuk memulihkan luka yang ditimbulkan oleh musuh terhadap Revolusi Islam merupakan salah satu di antara aktivitas Dewan Ahli Kepemimpinan Iran. Masalah perpecahan mazhab, etnis, Syiah dan Sunni, serta berbagai perselisihan fraksi dan kubu, adalah hasil rekayasa musuh dengan tujuan merusak tubuh Revolusi Islam.

 

Beliau menegaskan Islam yang dapat berdiri melawan dan memusnahkan kubu arogan dunia dan front imperialis itu, berbentuk sebuah sistem pemerintahan yang tegak dan memiliki kekuatan militer, politik, ekonomi, budaya dan media," imbuhnya.

 

Rahbar, kepada anggota terpilih Majelis Khobregan periode kelima menegaskan, tidak boleh stagnan, prinsip progresif dan kemajuan untuk mencapai tujuan-tujuan Islam dan revolusi harus selalu diperhatikan secara serius.

Tags