Feb 14, 2017 20:24 Asia/Jakarta

19 Bahman di kalender nasional Republik Islam Iran ditetapkan sebagai hari angkatan udara. 38 tahun lalu di hari seperti ini, ketika Imam Khomeini setelah beberapa tahun dipengasingan, kembali ke Iran dengan penuh kehormatan dan berencana membentuk pemerintahan Islam, para komandan dan anggota angkatan udara militer Iran dalam sebuah gerakan sepontan menghadap Imam Khomeini dan berbaiat kepada beliau.

Peristiwa ini memainkan peran penting di kemenangan Revolusi Islam, bahkan tokoh besar Revolusi menyebutnya sebagai pertolongan ghaib dari Allah Swt. Tahun ini seperti tahun-tahun sebelumnya, memperingati peristiwa heroik ini, para komandan angkatan udara menghadap Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dan mengulangi kembali baiat mereka kepada cita-cita Revolusi.

 

Di pertemuan tersebut, pertama-tama Rahbar mengucapkan selamat datang kepada para komandan dan staf angkatan udara serta menyebut angkatan sebagai unit yang aktif dan memiliki reputasi gemilang selama kinerjanya. Rahbar menilai peristiwa 19 Bahman 1357 Hs sangat menentukan di sejarah Iran yang berhasil memberi pukulan telak kepada rezim Shah Pahlevi.

 

Saat itu, angkatan udara termasuk unit paling dekat dengan rezim Pahlevi dan paling dipercaya. Mayoritas perwira angkatan udara mendapat pelatihan dari Amerika Serikat di Iran dan mungkin hal ini yang membuat rezim percaya bahwa angkatan udara akan menjadi unit paling loyal kepada keluarga kerajaan di banding dengan angkatan yang lain. Namun kezaliman dan haus darah rezim kepada rakyatnya sendiri serta permusuhan nyata terhadap keyakinan Islam rakyat dan pencerahan dan resistensi rakyat serta ulama memdorong angkatan paling sensitif di militer berbalik memusuhi rezim Shah.

 

Ayatullah Khamenei yang juga hadir saat baiat angkatan udara kepada Imam Khomenini di tahun 1357 Hs, ketika menjelaskan peristiwa ini mengatan, “Para perwira angkatan udara mendatangai sekolah tempat kediaman Imam Khomeini dengan terang-terangan. Mereka berbondong-bondong bergerak ke rumah Imam dan meneriakkan slogan sambil mengangkat tanda pengenal mereka. Sebuah peristiwa menakjubkan, yakni manifestasi dari ayat kedua surat al-Hasr yang artinya... maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Maka rezim Shah mendapat pukulan telak dari arah yang tidak mereka sangka.”

 

Rahbar menilai baiat angkatan udara militer Iran kepada Imam Khomeini sebagai manifestasi hari pembalasan yang tidak disangka oleh musuh yang dijanjikan Allah kepada orang mukmin. Di surat at-Talaq ayat 2-3 Allah berfirman yang artinya, “... Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya...”

 

Seraya mengiyaratkan ayat tersebut, Rahbar mengatakan bahwa tak diragukan lagi diperlukan sebuah perhitungan rasional dan Islam tidak pernah melarang mukmin untuk melakukan perhitungan rasio, namun berdasarkan ajaran al-Quran selain melakukan perhitungan ini juga harus melakukan perhitungan yang lebih tinggi dari materi dan hal-hal rasional. Ini adalah hari yang harus ditunggu setiap mukmin berdasarkan ajaran Islam.

 

Ayatullah Khamenei menilai kemenangan Iran di perang delapan tahun pertahanan suci melawan rezim terguling Irak, Saddam Hussein sebagai bukti dari hari yang tidak disangka-sangka. Rezim Saddam saat itu mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan seluruh kekuatan besar dunia serta memiliki peralatan perang modern ketika menyerang Iran. Sementara itu, di Iran hanya setahun berlalu dari kemenangan Revolusi Islam dan tumbangnya rezim Shah Pahlevi.

 

Republik Islam saat itu tidak memiliki militer yang solid dan mengalami kekurangan beragam peralatan militer. Ayatullah Khamenei mengingatkanbahwa di awal perang, berdasarkan perhitungan detail para teknisi, seluruh jet tempur Iran hanya mampu terbang hingga 18 hari mengingat tidak adanya suku cadang dan teknisi yang mumpuni untuk melakukan perbaikan. Namun atas kasih sayang Allah Swt, angkatan udara Iran mampu beraktivitas selama delapan tahun perang dan meraih banyak prestasi. Ini merupakan pertolongan Allah yang tidak pernah terpikir dalam perhitungan manusia.

 

Rahbar menekankan, “Jika selain bertawakkal dan berharap kepada Allah, kita juga menggunakan akal kita, maka saat itu setiap jalan akan terbuka bagi kita. Bukannya kita menutup rasio, kita juga tidak mengabaikan perhitungan materi. Semuanya diperlukan dan kita senantiasa menekankan hal tersebut. Tapi selain itu, jika kita termasuk orang-orang yang bertawakkal kepada Allah, orang yang senantiasa optimis kepada Tuhan, maka sisihkan sebuah tempat bagi pertolongan Ilahi.” Beliau menekankan, di 37 dan 38 tahun yang berlalu dari kemenangan Revolusi Islam, di seluruh isu Revolusi hal ini berlaku dan kita senantiasa menyaksikan pertolongan Allah Swt.

 

Rahbar dipidatonya menyebut angkatan udara militer Iran sebagai angkatan yang memiliki nama cemerlang dan memainkan peran signifikan di saat-saat sensitif Revolusi. Rahbar mengisyaratkan rencana kudeta beberapa bulan pasca kemenangan revolusi untuk menggulingkan pemerintahan Islam yang berhasil dilumpuhkan berkat kewaspadaan dan loyalitas sejumalh anggota angkatan udara.

 

Selain itu, pembuatan suku cadang dan swasembada peralatan perang di militer Iran dimulai oleh angkatan udara. Ayatullah Khamenei juga mengisyaratkan peran angkatan udara khususnya pangkalan anti udara di kemenangan perang delapan tahun melawan agresi Saddam Hussein dan menilainya telah membuat musuh dan sahabat takjub. Beliau meminta para komandan dan staf angkatan udara melewati hambatan dengan serius dan tekad baja sama seperti di masa lalu dan memenuhi setiap kekosongan serta meningkatkan kemampuan mereka.

 

Seraya kembali menekankan pentingnya pemanfaatan rasio bersama harapan dan tawakkal kepada Allah, Rahbar berkata, “Ketika kita menggunakan rasio di samping percaya kepada syaitan, maka hasilnya adalah keputusasaan dan kekalahan.” Beliau menambahkan, percaya kepada syaitan, percaya kepada mereka yang menolak eksistensi kalian, adalah sebuah kesalahan besar. Tidak boleh percaya dan berharap kepada kekuatan yang menentang eksistensi Republik Islam, tidak mampu menerima prinsip kekuatan yang bersumber dari Islam dan menolaknya.”

 

Allah Swt berfirman: “Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya.”

 

Ayatullah Khamenei seraya mengisyaratkan ayat di atas mengatakan, Jika kalian bertawakkal kepada Allah ada hari-hari yang tidak disangka-sangka, namun jika kita percaya kepada syaitan, kita tak ubahnya dengan orang yang kehausan dan  menyangka fatamorgana sebagai air, namun kemudian tidak ada air yang dapat menghilangkan rasa hausnya. Beliau menekankan, ini adalah perkataan yang harus Saya dan kalian camkan di benak kita, dan setiap bangsa Iran juga harus mencamkan di benak mereka.

 

Rahbar selanjutnya menyinggung statemen terbaru Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang mengatakan Iran harus berterima kasih kepada Obama dan takut kepada Saya (Trump). Rahbar mengatakan, "Presiden baru AS mengatakan, 'Anda harus berterima kasih kepada [mantan Presiden AS Barack] Obama! Mengapa? Haruskah kita bersyukur untuk Daesh, api [kekerasan] di Irak dan Suriah, dan dukungan nyata terhadap makar tahun 2009 [di Iran]? "

 

"Dia (Obama) yang membawa sanksi yang melumpuhkan rakyat Iran," kata Ayatullah Khamenei. "Tentu saja dia gagal mencapai tujuannya, dan tidak ada musuh yang dapat melumpuhkan rakyat Iran."

 

Rahbar mengatakan, kita harus bererima kasih kepada Trump karena "dia melakukan pekerjaan kami untuk menunjukkan wajah AS yang sebenarnya." Selama pemilihan [AS] dan setelahnya, pria ini (Trump) datang dan membeberkan korupsi politik, ekonomi, moral, dan sosial dalam pemerintah AS yang kita telah bicarakan selama 30 tahun," tegas Ayatullah Khamenei.

Tags