Lintasan Sejarah 31 Januari 2022
Hari ini Senin, 31 Januari 2022 bertepatan dengan 28 Jumadil Tsani 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 11 Bahman 1400 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Abul Qasim Syatibi Wafat
853 tahun yang lalu, tanggal 28 Jumadil Tsani 590 HQ, Abul Qasim Syatibi ulama dan pembaca al-Quranul Karim asal Mesir, meninggal dunia.
Meskipun buta, Syatibi yang termasyhur dengan nama Imamul Qurra'. Selain menguasai ilmu pembacaan al-Quran, juga menguasai ilmu tajwid, nahwu, tafsir Quran, hadis, bahasa, dan ilmu-ilmu agama lainnya. Dia juga sangat banyak menghapal hadis.
Abul Qasim Syatibi banyak meninggalkan karya di antaranya "Qasidah Syatibiah" yang berisi berbagai masalah tajwid dan telah dicetak berkali-kali di Mesir dan India.
Pengembangan Bom Hidrogen
72 tahun yang lalu, tanggal 31 Januari 1950, Presiden AS, Harry S Truman mengumumkan kepada publik mengenai keputusannya untuk mendukung pengembangan bom hidrogen.
Secara teoretis, senjata tersebut ratusan kali lebih kuat daripada bom atom yang dijatuhkan di Jepang pada Perang Dunia II. AS kehilangan supremasi nuklir ketika Uni Soviet sukses meledakkan bom atom di situs uji coba di Kazakhstan.
Beberapa minggu setelah itu, intel AS dan Inggris mendapatkan kesimpulan mengejutkan bahwa Klaus Fuchs, ilmuwan kelahiran Jerman yang termasuk kalangan atas dalam program nuklir AS, merupakan mata-mata untuk Uni Soviet.
Dua peristiwa itu, dan fakta bahwa Soviet mengetahui AS mengembangkan bom hidrogen, membuat Truman terpaksa menyetujui pembiayaan besar demi mempercepat selesainya bom tersebut.
Pernyataan Truman tersebut dibuat pada 31 Januari 1950. AS sukses meledakkan 'Mike', bom hidrogen pertama di dunia. Peledakan dilakukan di Pulau Karang Elugelab di Kepulauan Pacific Marshall.
Jelang Kedatangan Imam Khomeini ra, Eksodus Warga AS dari Iran
43 tahun yang lalu, tanggal 11 Bahman 1357 HS, warga Amerika eksodus dari Iran menjelang kedatangan Imam Khomeini ra.
Menyusul semakin menguatnya sentimen anti Amerika dan khawatir akan munculnya aksi kekerasan dan perusakan ketika Imam Khomeini ra tiba di Iran, pada 11 Bahman 1357 HS (31 Januari 1979) pemerintah Amerika memerintahkan para pejabat negaranya di Iran yang tidak memiliki tugas penting agar segera keluar dari Iran. Pemerintah AS juga meminta kepada warganya yang berada di Iran untuk segera meninggalkan negara ini.
Selain khawatir akan munculnya kerusuhan, masalah kekurangan bahan bakar di rumah-rumah, memburuknya kondisi kehidupan dan terhentinya semua aktivitas perdagangan, termasuk penyebab keluarnya warga AS dari Iran. Mayoritas warga asing yang keluar dari Iran berasal dari Amerika dan Eropa.
Dalam proses keluarnya warga AS dari Iran, di hari-hari ini sekitar 10 ribu warga Amerika meninggalkan Iran diangkut sejumlah pesawat militer. Proses eksodus warga Amerika dari Iran berlanjut hingga tiga hari setelahnya dan sekitar 35 ribu warga AS yang mukim di Iran semuanya kembali ke negaranya.