Lintasan Sejarah 10 Maret 2022
Hari ini Kamis, 10 Maret 2022 bertepatan dengan 7 Sya'ban 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 19 Isfand 1400 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Ibnu Rumiyah Lahir
882 tahun yang lalu, tanggal 8 Sya'ban 561 HQ, Ibnu Rumiyah, seorang ahli hadis, ahli tanaman obat, dan ahli obat-obatan muslim abad ke 6 Hijriah, terlahir ke dunia.
Bersamaan dengan menuntut ilmu-ilmu agama dari ulama-ulama besar pada zamannya, Ibnu Rumiyah juga melakukan penelitian di bidang tanaman obat.
Pada awalnya, Ibnu Rumiyah melakukan penelitian tanaman obat di Andalusia, kemudian pergi ke berbagai negara, seperti Mesir, Irak, dan Hijaz, untuk meneruskan penelitiannya itu. Ibnu Rumiyah meninggalkan banyak karya penulisan di bidang hadis, fiqih, dan ilmu flora.
Skuadron Tempur Pertama Iran dengan 7 Pesawat
96 tahun yang lalu, tanggal 20 Isfand 1304 HS (11 Maret 1926), Iran membeli sejumlah pesawat tempur Prancis dan Rusia.
Pesawat-pesawat itu disebut dengan nama-nama burung seperti elang, simourgh, kondor dan lain-lain. Jet-jet tempur ini ditempatkan di Abadi Ghaleh Morghi di barat daya Tehran yang luasnya hanya cukup untuk pesawat mendarat.
Setelah itu beberapa mahasiswa dikirim ke Rusia dan Prancis untuk dilatih sebagai pilot. Di tahun itu pula Iran membentuk angkatan udara. Setelah beberapa waktu, Iran mendirikan pusat-pusat latihan dan universitas yang mencetak pilot dan teknisi pesawat.
Bom Teror di Kereta Madrid, 191 Tewas
18 tahun yang lalu, tanggal 11 Maret 2004, Spanyol terhentak oleh serangan teror.
Sebanyak 191 orang tewas dan 1.800 lainnya terluka ketika bom meledak di dalam empat kereta komuter di Ibukota Spanyol, Madrid. Serangan bom simultan tersebut terjadi di dalam empat kereta komuter yang berjalan antara stasiun Alcala de Henares menuju stasiun Atocha di pusat kota Madrid.
Serangan bom di pagi hari tersebut berlangsung hampir bersamaan dalam selang waktu dua menit. Tiga ledakan pertama terjadi di dalam kereta nomor 21431 di stasiun Atocha pada pukul 07.37 pagi.
Tiga bom berikutnya, meledak pada pukul 07.38 di dalam kereta 21435 yang ada di stasiun El Pozo dan kereta 21713 yang ada di stasiun Santa Eugenia. Empat bom sisanya, meledak satu menit kemudian di dalam kereta 17305 yang tengah melaju menuju stasiun Atocha.
Akibat ledakan beruntun yang terjadi tiga hari sebelum pemilu Spanyol tersebut, 191 penumpang kereta tewas dan 1.800 lainnya terluka. Untuk menolong para korban, pemerintah Madrid langsung mendirikan posko kesehatan darurat di luar stasiun Atocha.
Awalnya, pemerintah Spanyol menuding gerilyawan Basque sebagai pelaku serangan. Namun, tuduhan tersebut dibantah kelompok separatis Basque, ETA, yang menyalahkan elemen Arab di negaranya sebagai pelaku serangan.
Bantahan kelompok ETA tersebut dikuatkan hasil penyelidikan pihak kepolisian Spanyol yang menyalahkan kelompok militan asal Maroko, Aljazair, dan Suriah sebagai pelaku pengeboman.