Jun 05, 2022 09:30 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 5 Juni 2022
    Lintasan Sejarah 5 Juni 2022

Hari ini Minggu, 5 Juni 2022 bertepatan dengan 5 Dzulqadah 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 15 Khordad 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Sayid Ibnu Thawus Meninggal Dunia

779 tahun yang lalu, tanggal 5 Dzulqadah 664 HQ,  Ridha ad-din Ali bin Musa yang terkenal dengan nama Sayid Ibnu Thawus,  seorang ulama fiqih, hadis, sejarah, dan sastra muslim, meninggal dunia.

Sayid Ibnu Thawus menjalani masa kecil dan remajanya di tanah kelahirannya, Hilah, yang terletak di Irak. Di sana, ia mempelajari berbagai bidang ilmu agama. Sayyid Ibnu Thawus menjalani hidup dengan kezuhudan dan ketakwaan. Oleh karena itulah ia selalu menolak berbagai jabatan yang ditawarkan oleh rezim yang berkuasa saat itu, yaitu Dinasti Abbasiah.

Dia banyak meninggalkan karya-karya penulisan di bidang ilmu teologi, akhlak, fiqih, dan hadis. Sebagian besar karya-karyanya diterjemahkan ke berbagai bahasa dan berkali-kali dicetak ulang. Di antara karya Ibnu Thawus yang terpenting aaadalah buku berjudul "al-Luhuf" yang mengisahkan kejadian di hari Asyura dan dianggap sebagai salah satu buku sejarah terkemuka. Buku karya Ibnu Thawus lainnya berjudul "al-Malahim wal Fitan" yang berisi berbagai peristiwa sebelum dan di saat munculnya Imam Mahdi af.

Image Caption

Penangkapan Imam Khomeini ra dan Demonstrasi Rakyat Iran

59 tahun yang lalu, tanggal 15 Khordad 1342 HS, rezim Shah Pahlevi menangkap Imam Khomeini ra yang berujung pada kemarahan rakyat dan Shah dengan bantuan Amerika membantai rakyat Iran. Pada hari itu dikenal sebagai kebangkitan rakyat Iran menentang Shah.

Menyusul diusulkannya draf negara federal di Majlis Dewan Nasional pada 1341 HS, Imam Khomeini ra memulai perjuangannya melawan rezim despotik Shah Pahlevi. Puncak perjuangan ini terjadi ketika pasukan rezim Pahlevi pada 2 Farvardin 1342 HS menyerang Madrasah Feizieh, Qom yang mengakibatkan para pelajar agama dan ulama yang berada di sana cedera dan gugur syahid. Mereaksi perbuatan terkutuk rezim Pahlevi, Imam Khomeini ra pada hari Asyura tahun 1342 HS menyampaikan pidato historis menentang rezim Shah Pahlevi dan Israel.

Akibat pidato yang membongkar konspirasi rezim Shah dan Israel, pasukan keamanan rezim menahan Imam Khomeini ra. Berita penahanan Imam Khomeini ra oleh pasukan Shah, dengan cepat menyebar di Qom, Tehran dan setelah itu di daerah-daerah lainnya. Melihat kemarahan rakyat atas penahanan Imam, Shah kemudian dengan bantuan Amerika pada 15 Khordad 1342 HS membantai rakyat Qom, Tehran, Shiraz, Mashad, Tabriz dan daerah-daerah lainnya.

Imam Khomeini

Tidak ada angka yang pasti mengenai berapa jumlah sebenarnya warga yang syahid akibat pembantaian itu, tapi diperkirakan antara 5 hingga 15 ribu orang. Selain diterapkan sensor berita yang ketat, tapi berita mengenai penahanan Imam Khomeini ra dan kebangkitan 15 Khordad dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru negeri dan membangkitkan gelombang kemarahan rakyat terhadap Shah Pahlevi.

Akhirnya, setelah ditahan selama 10 bulan, Imam Khomeini ra dibebaskan pada 18 Farvardin 1343 HS dan dengan kebebasan itu, Imam kembali melanjutkan perjuangannya melawan rezim Shah. Kebangkitan 15 Khordad merupakan titik perubahan dalam sejarah perjuangan bangsa Iran yang dipimpin oleh Imam Khomeini ra.

Perang Enam Hari Israel-Arab

55 tahun yang lalu, tanggal 5 Juni tahun 1967, perang besar ketiga antara tentara Zionis yang dibantu oleh AS dan Inggris melawan negara-negara Arab dimulai.

Pada hari itu, angkatan udara Israel melakukan serangan tiba-tiba terhadap posisi-posisi tentara Arab. Pesawat-pesawat tempur Israel mampu melintasi kawasan Mesir, Yordania, dan Suriah. Selama dua jam, posisi-posisi angkatan udara ketiga negara Arab itu diserang habis-habisan hingga bisa dikatakan hancur lebur.

Setelah kawasan udara dikuasai, tentara Israel menyerang kawasan darat ketiga negara selama enam hari. Akibat serangan tersebut, sejumlah kawasan penting Arab seperti Gurun Sinai dan pinggiran timur Terusan Suez di Mesir serta Dataran Tinggi Golan di Suriah, direbut tentara Israel. Kemudian, setelah Sungai Jordan dan Baitul Maqdis berhasil diduduki, tentara Israel menyetujui gencatan senjata. 

Enam tahun berikutnya, yaitu Tahun  1973, tentara Suriah dan Mesir secara bersamaan melakukan operasi serangan balasan terhadap posisi-posisi tentara  Israel. Dalam serangan yang dikenal dengan nama "Perang Oktober" itu, tentara Suriah dan Mesir berhasil melintasi Terusen Suez dan menewaskan sejumlah besar tentara Israel.

 

Tags