Lintas Warta 22 Juli 2022
Tingkat inflasi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa telah meningkat ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Menurut statistik terbaru, tingkat inflasi di AS telah mencapai lebih dari 9,1%, yang merupakan tingkat tertinggi dalam empat dekade terakhir.
Harga roti telah meningkat sedemikian rupa sehingga harga roti berkualitas di Amerika telah mencapai 10 dolar atau lebih per potong.
Mark Cohen, Kepala Studi Ritel di Universitas Columbia, mengatakan, harga ini merupakan pukulan bagi konsumen. Tidak ada yang pernah melihat harga 10 dolar untuk sepotong roti di masa lalu dan dampaknya seperti bensin 5 dolar.
Gelombang kenaikan harga barang di AS semakin intensif dengan penyebaran pandemi Covid-19 dan perkembangan politik di negara ini.
Perang antara Rusia dan Ukraina dan kenaikan harga energi global, terutama minyak, peningkatan biaya militer dan senjata, dan kebijakan Presiden AS Joe Biden telah menyebabkan kenaikan harga dan inflasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara ini serta telah memicu kekhawatiran tentang kemungkinan resesi di Amerika.
Sekarang warga AS telah secara drastis mengurangi pengeluaran mereka yang tidak urgen dan penurunan permintaan menyebar ke barang-barang kebutuhan pokok. Menurut laporan Nielsen EQ, dari awal tahun ini hingga 2 Juli, pembelian roti di toko-toko AS telah menurun sebesar 2,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyinggung kenaikan harga di bidang-bidang seperti energi. Dia mengatakan, hampir setengah dari kenaikan inflasi disebabkan oleh harga energi yang tinggi, dan kita harus memperhatikan dampak perang di Ukraina, dan dampak perang ini telah terlihat di negara-negara yang sebelumnya menghadapi kerentanan parah.
Inflasi telah menjadi krisis yang serius tidak hanya di Amerika tetapi juga di Eropa. Banyak negara Eropa seperti Prancis dan Jerman menghadapi inflasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kondisi ekonomi yang mengerikan. Menurut temuan awal dari Pusat Statistik Eurostat, indeks inflasi di Eropa mencapai rekor baru 8,6% pada bulan Juni.
Indeks inflasi di Britania Raya, yang telah meninggalkan Uni Eropa, telah mencapai 9,1%, yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam setengah abad terakhir, sehingga Bank Sentral Inggris telah memperingatkan tentang risiko resesi ekonomi di negara ini.
Meskipun negara-negara Barat menghadapi inflasi yang tak terkendali dan kondisi ekonominya juga mengerikan, namun para pejabat di negara-negara itu tetap melanjutkan kebijakan intervensionisme dan permusuhan mereka, terutama dalam kasus perang antara Rusia dan Ukraina. Mereka memberikan dukungan politik dan militer untuk Ukraina dan menerapkan kebijakan seperti sanksi ekonomi berat terhadap Rusia. Padahal, pengenaan sanksi di bidang energi terhadap Rusia ini telah menyebabkan perekonomian dunia mengalami tekanan, terutama ekonomi negara-negara Eropa.
Karena kenaikan harga minyak dan gas di pasar dunia, maka harga bahan bakar telah meningkat di banyak negara Barat, dan kondisi ini menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa.
Di sisi lain, dengan terputusnya aliran gas Rusia ke Eropa, para pejabat negara-negara Eropa sekarang khawatir tentang musim dingin yang akan datang di benua ini. Mereka juga mengkhawatirkan mengenai pasokan bahan makanan dan terjadinya tekanan sosial yang meningkat.
Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser memperingatkan tentang risiko krisis ekonomi yang sangat serius akibat kenaikan harga energi, masalah rantai pasokan dan inflasi. Di AS, pihak berwenang di negara ini juga khawatir tentang pemilu yang akan datang dan penurunan lebih lanjut popularitas Biden.
Data Organisasi Energi Internasional menunjukkan bahwa meskipun ada upaya Barat untuk memberikan sanksi kepada Rusia dan mengurangi pendapatannya, namun Moskow telah mampu mempertahankan dan bahkan meningkatkan pendapatannya dengan menerapkan berbagai kebijakan. Sanksi dan tekanan terhadap Rusia justru berakibat sebaliknya bagi Amerika dan Eropa.
Anehnya, negara-negara Barat terus melanjutkan kebijakan penghasutan perang mereka dan telah mengubah Ukraina menjadi medan perang melawan Rusia. Dalam konteks ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa peningkatan inflasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh dunia adalah hasil dari kebijakan negara-negara Eropa yang tidak bertanggung jawab selama bertahun-tahun. (RA)