Jalan Menuju Cahaya 953
Surat Al-Hujurat ayat 13-18
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (13)
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (49: 13)
Anggaplah semua manusia di bumi sama dalam bentuk, warna, bahasa, dan karakteristik lainnya. Apakah mudah untuk mengidentifikasi orang saat itu? Salah satu nikmat Allah yang merupakan tanda kebijaksanaan dan kekuasaan-Nya adalah perbedaan antar manusia dalam berbagai aspek, yang menyebabkan munculnya berbagai ras dan suku dengan bahasa dan dialek yang berbeda.
Selain itu, setiap ras adalah unik untuk setiap individu; Bahkan kembar identik pun tidak sama dalam segala hal. Mereka dikenal oleh orang tua dan orang yang mereka cintai. Dalam ayat ini, Al-Qur'an mengacu pada prinsip perbedaan antara manusia dalam hal fisik dan ras dan mengatakan: Rahasia dari perbedaan ini adalah agar manusia dapat saling mengenal dan tidak memiliki masalah dalam hubungan sosial dan interaksi satu sama lainnya.
Tentu saja, beberapa suku dan ras mencoba menganggap perbedaan ini sebagai tanda keunggulan mereka. Sedangkan ayat ini mengatakan: Kalian semua berasal dari satu orang tua dan akar kalian semua kembali ke Adam dan Hawa. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk sombong, dan hanya mereka yang telah tumbuh dan unggul dengan mencapai kesempurnaan manusiawi dan ilahi yang memiliki rasa hormat dan penghormatan khusus di hadapan Tuhan.
Dari satu ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Orang Arab tidak memiliki keunggulan atas non-Arab, atau orang kulit putih atas orang kulit hitam. Mereka semua adalah manusia dan anak-anak dari satu orang tua.
2. Menjadi laki-laki atau perempuan, atau perbedaan yang terlihat dalam bentuk, rupa, warna kulit dan ras manusia, didasarkan pada kebijaksanaan dan untuk mengidentifikasi satu sama lain, bukan untuk mencari kebanggaan dan keunggulan.
3. Al-Qur'an menolak segala bentuk diskriminasi, termasuk ras, etnis, suku, sosial, dll, dan menganggap kemurnian dan ketakwaan sebagai satu-satunya kriteria untuk kebajikan dan rasa hormat manusia.
قَالَتِ الْأَعْرَابُ آَمَنَّا قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ وَإِنْ تُطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَا يَلِتْكُمْ مِنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (14) إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آَمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ (15)
Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (49: 14)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. (49: 15)
Ayat ini mengingatkan ucapan orang-orang yang mengklaim beriman dan menyatakan, kami beriman kepada Allah dan rasul-Nya, dan menganggapnya sebagai kebanggaan. Tapi Al-Qur'an mengatakan, mereka hanya di mulut mengaku muslim dan mukmin, tapi di perilakunya mereka tidak tunduk kepada Allah dan Rasul-Nya, sementara iman dan amal saleh saling berkaitan, dan tanpa salah satunya tidak akan berharga.
Kelanjutan ayat ini menyinggung dua tanda pengaruh iman terhadap jiwa seseorang dan menyatakan, mukmin sejati adalah mereka yang tidak memiliki keraguan sekecil pun terhadap kebenaran jalan Tuhan, dan yang lainnya adalah mereka siap mengorbankan nyawa dan hartanya untuk jalan agama.
Dari dua ayat tadi terdapat empat poin berharga yang dapat dipetik:
1. Mereka yang mengklaim beragama, tapi perbuatannya tidak selaras dengan ajaran Tuhan dan nabi-Nya, di dunia mereka menikmati status muslim, tapi di akhirat tidak.
2. Tempat iman adalah hati, bukan lisan. Jalan untuk mencapai iman adalah ketaatan dalam perbuatan, bukan sekedar ungkapan di mulut. Dengan kata lain, amal perbuatan adalah bukti dari keyakinan di hati.
3. Selain Al-Qur'an dan firman Tuhan, ucapan dan perintah Rasul juga bagian dari agama dan harus diikuti.
4. Jihad dan membela agama Tuhan adalah jalan untuk menentukan kejujuran orang beragama sejati dari sekedar pengklaim.
قُلْ أَتُعَلِّمُونَ اللَّهَ بِدِينِكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (16) يَمُنُّونَ عَلَيْكَ أَنْ أَسْلَمُوا قُلْ لَا تَمُنُّوا عَلَيَّ إِسْلَامَكُمْ بَلِ اللَّهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلْإِيمَانِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (17) إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (18)
Katakanlah: "Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah tentang agamamu, padahal Allah mengetahui apa yang di langit dan apa yang di bumi dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu?" (49: 16)
Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: "Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar". (49: 17)
Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (49: 18)
Di zaman Rasulullah Saw, sejumlah orang mengungkit-ungkit kebaikannya terhadap Nabi dan mengatakan, "Kami dahulu yang beriman kepadamu, dan membantumu." Al-Qur'an kepada mereka mengatakan, mengapa kalian mengucapkan ucapan yang tak pantas seperti ini ? Allah dan Rasul-Nya justru yang memiliki kebaikan kepada kalian dan membimbing kalian serta mengeluarkan kalian dari kegelapan serta kebodohan dan mengarahkan kalian ke jalan yang terang.
Selain itu, jika kalian jujur dan benar di klaim ini, maka tidak dibutuhkan penjelasan yang disertai dengan pamrih terhadap Rasul, karena Allah Yang Maha Mengetahui urusan langit dan bumi, juga mengetahui batin kalian dan seberapa besar kalian komitmen dengan agama-Nya.
Dari tiga ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran berharga yang dapat dipetik:
1. Janganlah kita mengandalkan Allah dan Rasul-Nya untuk iman dan amal kita, karena mereka tidak membutuhkan iman dan amal kita. Sebaliknya, pembebasan dari kegelapan ketidaktahuan dan dibimbing ke jalan kebenaran adalah berkah ilahi yang agung dan berkah dari Tuhan kepada kita. Jadi justru kita yang berhutang pamrih kebaikan kepada mereka.
2. Di masyarakat Islam, kita harus waspada sehingga tidak tertipu ucapan zahir orang yang mengaku beriman, karena sebagian dari mereka tidak jujur diklaimnya.
3. Di langit dan bumi, masih banyak misteri yang belum terungkap dan Tuhan mengetahui semua misteri tersebut.