Nov 10, 2022 10:12 Asia/Jakarta
  • 10 November 2022
    10 November 2022

Hari ini Kamis, 10 November 2022 bertepatan dengan 115 Rabiul Tsani 1444 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 18 Aban 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Bagdadi Meninggal Dunia

1056 tahun yang lalu, tanggal 15 Rabiul Tsani 388 HQ, Abu Ali Muhammad bin Muzhaffar yang terkenal dengan julukan Hatimi atau Bagdadi, seorang ahli bahasa, sastrawan, dan cendikiawan Islam, meninggal dunia.

Hatimi mempelajari ilmu sastra dan bahasa dari Ibnu Duraid dan Abu Amar. Setelah menguasai ilmu-ilmu tersebut, Hatimi kemudian mengajar di kota Bagdad. Kelas Hatimi banyak didatangi murid-mudrid, di antaranya Hakim Tanukhi dan ulama-ulama besar lainnya pada zaman itu.

Hatimi meninggalkan banyak karya penulisan, di antaranya buku berjudul "Hatimiyah" yang berisi kritik dan pembahasan atas kesalahan dalam syair-syair penyair pada masa itu.

Hari Pahlawan, Rakyat Surabaya Melawan Sekutu
 
77 tahun yang lalu, tanggal 10 November 1945 kota Surabaya, ibukota provinsi Jawa Timur Indonesia, dengan dalih kematian Brigjen Mallaby, rakyat dan pemuda menghalangi perlucutan tentara Jepang oleh Sekutu.

Bendera Indonesia

Rakyat dan pemuda tidak mau menyerahkan tawanan Jepang dan senjatanya kepada Sekutu. Pada tanggal 10 November 1945 kota Surabaya dibombardir oleh kapal-kapal Sekutu dari laut dan pesawat-pesawat tempur mereka dari udara. Ribuan rumah di kota Surabaya hancur dan ribuan mayat bergelimpangan di mana-mana.

Berhari-hari Sekutu melakukan serangan tersebut dengan kejam tanpa pertimbangan perikemanusiaan sama sekali. Tujuan mereka supaya rakyat dan pemuda minta ampun dan menyerah kepada Sekutu.
 
Tetapi rakyat dan pemuda Surabaya di bawah pimpinan Soemarsono (PRI) dan satuan-satuan bersenjata lainnya yang pantang menyerah dan pantang minta ampun, makin menguatkan tekad dan semangat untuk meneruskan perlawanan bersenjata terhadap siapa saja yang akan memaksakan kembalinya penjajahan di Indonesia.

Atas dasar ideologi dan semangat rakyat dan pemuda Surabaya yang pantang menyerah itulah maka tanggal 10 November dijadikan "Hari Pahlawan" di Indonesia.

Shah Umumkan Keterbukaan Politik di Iran

46 tahun yang lalu, tanggal 19 Aban 1355 HS, Shah Pahlevi mengumumkan keterbukaan politik di Iran.

Pasca kemenangan Jimmy Carter sebagai presiden dari partai Demokrat Amerika, ia menyatakan dukungannya atas pelaksanaan hak asasi manusia. Untuk itu, sebagai bentuk propagandanya, ia bermaksud menguji pelaksanaan HAM di negara-negara yang bergantung pada Amerika seperti Iran. Guna menyelaraskan kebijakannya dengan Gedung Putih, Shah mengumumkan keterbukaan politik, sosial dan ekonomi pada 19 Aban 1355 Hs.

Apa yang dilakukan Shah menunjukkan Iran kembali menjadi korban propaganda Amerika dan menjadikan solusi atas masalah dalam negeri adalah sistem kapitalisme.

Sama seperti Kenedy, mantan Presiden Amerika, Carter juga sampai pada satu kesimpulan bahwa melanjutkan kebijakan imperialis Amerika terhadap negara-negara yang berada dalam tekanan dalam negeri tidak menguntungkan Washington. Karena tekanan itu suatu waktu akan meledak dan pada waktu itu akan sangat sulit untuk mengontrolnya lagi.

Pengumuman keterbukaan politik di Iran oleh Mohammad Reza Pahlevi pada hakikatnya pernyataan loyalitas Shah kepada Carter. Oleh karenanya rezim Shah mulai melakukan perubahan lahiriah untuk menarik perhatian wakil Palang Merah Internasional, terkait kondisi tahanan politik di Iran. Rezim Shah mencabut sebagian pembatasan dan tekanan terkait penyebaran pengumuman, kaset dan pikiran-pikiran Imam Khomeini ra.

Kebijakan keterbukaan politik yang ditetapkan rezim Shah ternyata tidak membuat Shah meraih tujuan politiknya dan ia tidak mampu meredam kemarahan rakyat, tapi menambah masalah baru. Padahal masalah-masalah lama juga tidak pernah diselesaikan. Kebijakan ini justru menjadi kesempatan penting bagi kemenangan Revolusi Islam Iran pada 1357 HS.