Des 17, 2022 10:06 Asia/Jakarta
  • 17 Desember 2022
    17 Desember 2022

Hari ini Sabtu, 17 Desember 2022 bertepatan dengan 22 Jumadil Awal 1444 Hijriah Qamariah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 26 Azar 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Abdullah Ar-Rasyathi, Sejarawan Islam Wafat

902 tahun yang lalu, tanggal 22 Jumadil Awal 542 HQ, Abdullah bin ali bin Abdullah bin Khalaf al-Lakhmi yang lebih dikenal dengan sebutan ar-Rasyathi meninggal dunia dalam usia 77 tahun.

Sebagian menyebut beliau dibunuh oleh musuh-musuhnya. Abdullah ar-Rasyathi lahir pada 465 Hq di Andalusia, Spanyol.

Beliau dikenal dengan penguasaannya yang luas akan ilmu Hadis dan Sejarah dan memiliki banyak karya tulis seperti al-‘Alam bima fi al-Mutalifi dan al-Mukhtalif ad-Dar al-Quthni min al-Ibham.

Pembatalan Perjanjian Paksaan Tsar Rusia atas Iran

105 tahun yang lalu, tanggal 26 Azar 1296 HS, perjanjian paksaan Tsar Rusia atas Iran dibatalkan.

Peta dan Bendera Iran

Di masa berkuasanya Vusuq Dowleh sebagai perdana menteri, pemerintahan Bolshevik Rusia yang baru terbentuk ingin menarik pasukannya dari kawasan utara Iran.

Sebuah surat dikirim kepada Iran yang isinya menyebutkan pembatalan seluruh perjanjian yang dipaksakan Tsar Rusia terhadap Iran. Surat itu diterima pada 26 Azar 1296 Hs (17 Desember 1917) yang berarti sejak saat itu seluruh perjanjian dengan Tsar Rusia dinyatakan batal.

Sesuai dengan butir-butir dalam surat itu, dibatalkan juga dasar pembagian Iran pada tahun 1907 bagi Rusia dan Inggris. Sementara, bila kedua pihak ingin melanjutkan perjanjian yang sebelumnya telah disepakati kedua negara, maka kedua pihak dapat mengumumkan kesediaannya.

415 Pejuang Palestina Dibuang ke Lebanon Selatan
 
30 tahun yang lalu, tanggal 17 Desember 1992, dengan alasan terbunuhnya seorang polisi perbatasan Israel, rezim ini membuang 415 orang pemimpin dan anggota organisasi perjuangan Palestina, Jihad Islami dan Hamas, ke Lebanon selatan.

Pemerintah Lebanon tidak bersedia menerima para pejuang Palestina itu di negaranya, sehingga akhirnya mereka terpaksa hidup terlunta-lunta tanpa memiliki perlengkapan hidup apapun.
 
Di tengah cuaca musim dingin yang menyiksa, para pejuang Palestina hidup tanpa bahan bakar pemanas. Aksi kejam rezim Zionis ini mendapatkan kecaman dari dunia internasional dan PBB pun mengeluarkan resolusinya nomor 977. Akhirnya, rezim ini mengembalikan para pejuang Palestina ke negeri mereka, meskipun sebagiannya kemudian ditahan dalam penjara-penjara Israel.