Feb 19, 2023 10:29 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 19 Februari 2023

Hari ini Minggu, 19 Februari 2023 bertepatan dengan 28 Rajab 1444 Hijriah Qamariah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 30 Bahman 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.

Imam Husein dan Rombongan Bergerak dari Madinah ke Mekah

 

1384 tahun yang lalu, tanggal 28 Rajab 60 HQ, Imam Husein as dan rombongan bergerak dari Madinah ke Mekah.

 

Setelah kematian Muawiyah bin Abu Sufyan, Khalifah Pertama dan Pendiri Bani Umayah pada 15 Rajab tahun 60 HQ, Yazid bin Muawiyah langsung diangkat menggantikan ayahnya. Tanpa menunggu lama, Yazid mengirimkan surat kepada gubernur Madinah yang memerintahkannya agar mengambil baiat dari Imam Husein as dan beberapa orang tokoh Madinah lainnya.

 

Imam Husein as menolak untuk berbaiat kepada Yazid. Kepada mereka yang datang kepadanya dan menuntut beliau agar berbaiat, Imam Husein as berkata, "Orang seperti saya tidak akan pernah membaiat orang seperti Yazid yang fasiq." Tapi gubernur Madinah bersikeras agar beliau menyatakan baiatnya kepada Yazid.

 

Imam Husein as pada 28 Rajab 60 Hq, terpaksa meninggal kota Madinah menuju Mekah, sehingga kebangkitan beliau ini dapat mengungkap boroknya pemerintahan Yazid bin Muawiyah. Pada akhirnya, perjalanan beliau ini berakhir dengan epik dan perjuangan sempurna Imam Husein as di Karbala, tepat di hari kesepuluh bulan Muharram yang dikenal dengan Asyura.

 

Wafatnya Alim Mujahid, Ayatullah Mir Sayid Ali Ayat Najaf Abadi

 

80 tahun yang lalu, tanggal 30 Bahman 1321 HS, Ayatullah Najaf Abadi meninggal dunia dalam usia 74 tahun dan dikebumikan di Isfahan.

 

Alim mujahid Ayatullah Mir Sayid Ali Ayat Najaf Abadi lahir di kota Najaf Abad, Isfahan pada tahun 1247 Hs. Akibat sebuah kejadian, beliau baru mulai menunjukkan kecenderungannya pada agama setelah usia 20 tahun dan belajar di hauzah ilmiah Isfahan. Di sana beliau belajar kepada Sayid Mohammad Fesharaki, Sayid Abolhassan Jelveh dan Sayid Mahdi Nahvi. Setelah itu Ayatullah Najaf Abadi pergi ke Najaf, Irak.

 

Selama di Najaf, beliau belajar kepada guru-guru besar seperti Sayid Ismail Sadr, Mirza Muhammad Taqi Shirazi, Haj Agha Reza Hamedani, Akhond Mulla Mohammad Kazem Khorasani dan Sayid Mohammad Kazem Yazdi. Dalam waktu singkat beliau telah mencapai derajat keilmuan yang tingg baik dalam fiqih, ushul, filsafat dan irfan.

 

Ayatullah Najaf Abadi akhirnya kembali ke Isfahan dan mulai mengajar di sana menjadi salah satu guru paling terkenal di hauzah ilmiah Isfahan di masa penumpasan pusat-pusat keagamaan oleh rezim Reza Khan. Beliau sangat memperhatikan kewajiban amar makruf dan nahi munkar dan berjuang melawan para penguasa zalim di daerahnya.

 

Ketika Iran diduduki oleh pasukan asing, Ayatullah Najaf Abadi berjuang melawan tentara Rusia. Saat beliau dipenjara di Konsulat Rusia di Isfahan, rumahnya dijarah oleh para perusuh yang dan antek-antek Rusia. Di masa itu, ketika pasukan Sekutu memasuki Iran terjadi musim kelaparan yang panjang. Menyaksikan kondisi yang sulit itu, beliau bersama Mir Sayid Hassan Char Soughi mengajak orang-orang yang mampu untuk membentuk yayasan sosial guna membantu orang-orang miskin. Yayasan sosial yang dibentuk ini sangat membantu masyarakat miskin dan mayoritas organisasi-organisasi sosial yang ada saat ini di Isfahan masih merupakan peninggalan yayasan sebelumnya.

 

Di samping aktivitas politik dan sosial, lingkaran kuliah Ayatullah Najaf Abadi berhasil mendidik murid-murid hebat seperti Ayatullah Abulqasem Rafee Mehrabadi, Sheikh Ahmad Fayyaz, Haydar Ali Salavati, Sayid Rouhullah Khatami, Sayid Ali Allamah Fani dan Sayid Morteza Pasandideh.

 

Deng Xiaoping Meninggal

 

26 tahun yang lalu, tanggal 19 Februari 1997, Deng Xiaoping, pemimpin Partai Komunis Cina, meninggal dunia.

 

Deng lahir tanggal 22 Agustus 1904. Dia bergabung dengan CPC semasa menjadi pelajar dan pada 1977 ia menjadi ketua partai, sekaligus pemimpin de facto Republik Rakyat Cina.

 

Selama masa kepemimpinannya, Cina berhasil menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Deng melakukan modernisasi di empat bidang, yaitu pertanian, industri, iptek, dan militer. Pada tahun 1990, Deng mengundurkan diri dari semua jabatan politiknya karena sakit, namun hingga meninggal dunia tahun 1997, ia tetap menjadi pemimpin yang paling berpengaruh di Cina.